Faktor eksternal Analisis Strategi Pengelolaan Purse Seine

3 Data kurang akurat W3 Data yang dikumpulkan petugas statistik perikanan Aceh Besar masih belum akurat dikarenakan data hasil tangkapan yang didaratkan di PPI daerah lain tidak pernah dicatat atau dikonformasi lebih jelas subbab 4.2 4 Inefisiensi pemanfaatan variable input W4 Pemanfaatan variable input masih belum optimal yang pemanfaatan kapasitas penangkapannya tidak optimum erat kaitannya dengan tingkat pemanfaatan variabel input trip subbab 5.1 5 Manajemen usaha masih bersifat sederhana W5 Manajemen usaha perikanan masih dikelola secara sederhana belum secara teratur, sehingga usaha tidak dapat lagi dikembangkan lebih maju bahkan tidak sedikit mengalami kerugian karena salah dalam mengatur dan membuat keputusan-keputusan yang keliru subbab 4.5

5.3.2 Faktor eksternal

Faktor eksternal berupa peluang yang mempengaruhi pengelolaan perikanan purse seine, antara lain: 1 Potensi SDI belum dimanfaatkan secara optimal O1 Menurut DKP Aceh Besar 2010 potensi SDI sebesar 11.131 ton terdiri dari ikan pelagis diperkirakan 2,0 tonkm 2 dan ikan demersal sebesar 3,2 tonkm 2 . Potensi ikan yang telah dimanfaatkan 5.057,2 ton per tahun, dan peluang untuk dikembangkan sebesar 6.074 ton subbab 4.2 2 Peluang pasar yang baik O2 Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Lambada lhok langsung dibeli seluruhnya oleh toke bangku dan pedagang pengumpul yang sudah biasa membeli ikan hasil tangkapan purse seine subbab 4.7 3 Bantuan dana dari pusat dan daerah O3 Pengembangan usaha perikanan purse seine masih bisa berjalan dengan adanya bantuan dari Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah misalnya bantuan alat bantu penangkapan subbab 4.5 4 Usaha penangkapan dengan purse seine menguntungkan O4 Keutungan yang diperoleh dengan dalam usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine dengan analisis bioekonomi sebesar Rp 16.650.769.129 per tahun dengan jumlah produksi sebesar 3.753,37 ton per tahun lihat pada subbab 5.3.3 5 Masih berpotensi penambahan trip O5 Peluang penambahan upaya penangkapan relatif masih besar yaitu 3.138 trip per tahun sub-subbab 5.3.3 Faktor-faktor eksternal berupa ancaman, antara lain: 1 Armada penangkapan meningkat dari waktu ke waktu tanpa ada batasan T1. Armada penangkapan terus meningkat tanpa adanya batasan yang jelas oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah subbab 4.3 2 Potensi terjadinya IUU fishing T2 Masih sering terjadinya IUU fishing yang dilakukan oleh nelayan asing tanpa adanya pengawasan yang ketat oleh pihak yang terkait subbab 4.6 3 Kurang optimalnya dukungan pemerintah terhadap perikanan pengawasan T3 Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan terjadinya penangkapan yang tidak terkontrol dan dukungan pemerintah terhadap usaha penangkapan juga masih sangat kurang subbab 4.6 4 Lembaga penyediaan modal terbatas T4 Usaha perikanan purse seine menghadapi persoalan yang sama dengan daerah lain yaitu kurang adanya lembaga penyedian modal yang mencukupi untuk mengembangkan usaha menjadi lebih baik subbab 4.5 5 Kurangnya pengawasan dan sarana pengawasan terhadap perairan T5 Kurangnya pengawasan dan sarana pengawas mengakibatkan masuknya nelayan asing dengan menggunakan kapal dan teknologi yang lebih modern, sehingga kemampuan operasi dan hasil tangkapan menjadi lebih baik, sehingga merugikan para nelayan Aceh karena harus bersaing dengan armada yang lebih komplit subbab 4.6 Berdasarkan faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi, dapat diketahui kondisi perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Besar melalui Matrik internal strategic factors analysis summary IFAS dan eksternal strategic factors analysis summary EFAS. Tabel 9 menyajikan matrik internal strategic factors analysis summary IFAS. Tabel 9 Matrik IFAS pengelolaan perikanan purse seine Aceh Besar No Faktor Bobot Rating BobotRating Kekuatan 1 Potensi SDI 0,22 4 0,87 2 Tersedianya ahli pembuat kapal 0,15 3 0,46 3 Kelembagaan adat 0,09 3 0,26 4 Bahan baku untuk armada tersedia 0,11 2 0,22 Kelemahan 1 Informasi SDI terbatas 0,13 1 0,13 2 Masuknya komoditas ikan dari daerah lain 0,09 2 0,15 3 Data kurang akurat 0,08 3 0,23 4 Inefisiensi pemanfaatan variable input 0,08 2 0,15 5 Manajemen usaha masih bersifat sederhana 0,07 2 0,13 Total 1 2,62 Berdasarkan Tabel 9 pengelolaan purse seine memiliki banyak kekuatan dibandingkan dengan kelemahan, terlihat dari nilai total 2,5, artinya pengelolaan purse seine dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Analisis ekternal diperlukan untuk melihat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meraih keberlanjutan perikanan tangkap serta persiapan menghadapi ancaman yang akan terjadi. Pemberian bobot dan rating dilakukan untuk memperoleh matrik EFAS yang dapat dilhat pada Tabel 8. Tabel 10 Matrik EFAS pengelolaan perikanan purse seine Aceh Besar No Faktor Bobot Rating BobotRating Peluang 1 Potensi SDI belum dimanfaatkan optimal 0,15 4 0,58 2 Potensi pasar domestik dan internasional 0,10 3 0,30 3 Bantuan dana dari pusat dan daerah 0,07 3 0,22 4 Usaha penangkapan purse seine menguntungkan 0,09 3 0,28 5 Masih berpotensi penambahan trip 0,09 3 0,26 Ancaman 1 Armada penangkapan yang meningkat dari waktu ke waktu tanpa ada batasan 0,10 1 0,10 2 Potensi terjadinya IUU fishing 0,09 2 0,19 3 Kurang optimalnya dukungan pemerintah 0,10 3 0,31 4 Lembaga penyediaan modal terbatas 0,12 2 0,25 5 Kurangnya pengawasan dan sarana pengawasan terhadap wilayah perairan 0,07 2 0,14 Total 0,99 2,64 Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa pengelolaan perikanan purse seine memiliki lebih banyak peluang dibandingkan dengan ancaman keberlanjutan perikanan tangkap, terlihat dari total bobot dikali rating yang nilainya 2,5, artinya pengelolaan perikanan purse seine memiliki peluang untuk dimanfaatkan secara optimal. Perumusan alternatif strategi pengelolaan perikanan purse seine dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Perumusan alternatif strategi pengelolaan perikanan purse seine Faktor Kunci Internal Faktor Kunci Eksternal Kekuatan strengths 1. Potensi SDI 2. Tersedianya ahli pembuat kapal 3. Kelembagaan adat 4. Bahan baku untuk armada tersedia Kelemahan weakness 1. Informasi SDI terbatas 2. Masuknya komoditas ikan daerah lain 3. Data kurang akurat 4. Inefisiensi pemanfaatan variable input 5. Manajemen usaha masih bersifat sederhana Peluang opportunity 1. Potensi SDI belum dimanfaatkan secara optimal 2. Potensi pasar domestik dan internasional 3. Bantuan dana bantuan dari pusat dan daerah 4. Usaha penangkapan menguntungkan 5. Masih berpontensi penambahan trip Strategi SO 1. Pemanfaatan sumberdaya dengan seksama Strategi WO 1. Perbaikan teknologi dan Manajemen 2. Pemberian kredit lunak Ancaman threats 1. Armada penangkapan meningkat dari waktu ke waktu tanpa adanya batasan 2. Potensi terjadinya IUU fishing 3. Kurang optimalnya dukungan pemerintah terhadap perikanan 4. Lembaga pemyediaan modal terbatas 5. Kurangnya pengawasan dan sarana pengawasan terhadap wilayah perairan Strategi ST 1. Peningkatan manajemen usaha 2. Penegakan hukum oleh aparat vang terkait Stategi WT 1. Peningkatan pengelolaan dan pengawasan sumberdaya perikanan 2. Peningkatan peran lembaga lokal. Strategi yang diambil adalah memadukan antara keempat komponen diatas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sehingga dapat memberikan jalan keluar dalam menerapkan kebijakan strategi pengelolaan perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Besar yang mempunyai beberapa alteratif sesuai dengan fungsi analisis SWOT dimana pengaruh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman turut serta dalam menentukan kebijakan yang akan diambil nantinya. Strategi yang memadukan antara kekuatan dan peluang adalah melakukan pemanfaatan sumberdaya dengan seksama dan peningkatan produksi perikanan purse seine dengan segala kekuatan dan peluang yang dimiliki. Pemanfaatan sumberdaya dengan seksama dan peningkatan produksi seperti penggunaan teknologi modern pada unit penangkapan, memperbaiki metode penangkapan sehingga hasil penangkapan bisa meningkat. Peningkatan produksi ikan yang masih dalam batasan potensi lestari dapat dilakukan mengingat besarnya potensi pasar untuk produk perikanan sehingga perlu peningkatan produksi. Dengan adanya usaha untuk memperbaiki sistem dalam usaha penangkapan, baik itu perbaikan pada armada penangkapan dengan menggunakan alat-alat yang modern untuk mengetahui keberadaan ikan dengan alat pendeteksi ikan sehingga tidak terpaku pada tanda-tanda alam dalam mencari kawanan ikan. Strategi yang memadukan antara kekuatan dengan ancaman adalah peningkatan manajemen usaha dan penegakan hukum oleh aparat terkait, sehingga usaha menjadi lebih maju dan sumberdaya ikan tetap lestari agar dapat terus dimanfaatkan dimasa-masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membatasi armada penangkapan, diharapkan dengan dibatasinya armada atau alat tangkap akan membatasi usaha eksploitasi sumberdaya ikan sehingga sumberdaya tersebut tetap lestari. Hal lain yaitu pemasaran produk perikanan perlu diperluas, bukan hanya untuk pasar lokal tapi juga pasar luar daerah atau negara. Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan produk ikan yang sesuai dengan standar internasional, selama ini hasil perikanan Indonesia atau Aceh pada khususnya selalu ditolak masuk pasar dunia dikarenakan mutu dan kualitas ikan yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Strategi yang tidak kalah penting adanya penegakan hukum oleh aparat terkait terhadap pelanggaran yang terjadi, baik akibat nelayan lokal maupun nelayan asing. Perairan Aceh selalu didatangi oleh para nelayan asing yang mencari ikan tanpa ada izin, bahkan seringkali disertai dengan tindakan kekerasan seperti perampokan hasil tangkapan dan bahkan juga pengerusakan armada perikanan nelayan. Jika hal ini terus dibiarkan akan membawa pengaruh yang tidak baik bagi para nelayan. Strategi yang memadukan antara kelemahan dengan peluang adalah peningkatan pengelolaan dan pengawasan sumberdaya perikanan. Sumberdaya ikan sifatnya terbatas walaupun dapat diperbaharui, tetapi tanpa adanya pengelolaan dan pengawasan yang baik akan dapat dipastikan suatu saat ketersediaan sumberdaya tersebut akan habis tanpa bisa diperbaharui lagi. Pengelolaan dan pengawasan sumberdaya perikanan ini dapat berupa pembatasan armada penangkapan, baik dari segi jumlah armada ataupun besarnya armada. Juga bisa dengan adanya larangan melaut bagi para nelayan pada waktu-waktu atau bulan-bulan tertentu atau membuat kawasan konservasi dimana di daerah tersebut merupakan kawasan pengembangbiakan ikan. Strategi yang terakhir yaitu yang memadukan kelemahan dan ancaman adalah perbaikan pada segala aspek usaha perikanan purse seine. Perbaikan disini adalah perbaikan dari segala segi dan faktor. Baik itu aspek teknologi dan informasi serta peningkatan SDM. Faktor lain dari strategi ini adalah peningkatan peran lembaga lokal dalam hal ini lembaga adat. Selama ini peran lembaga adat khususnya lembaga adat laot sudah sangat bagus. Strategi kebijakan pengelolaan perikanan purse seine dengan mempertimbangkan sumberdaya ikan yang ada dan jumlah armada tangkap, baik dari segi kapal penangkapan yang lebih baik dan modern, juga peningkatan kemampuan para nelayan dalam operasi penangkapan ikan. Strategi lain adalah penggunaan teknologi untuk membantu pencarian ikan, sehingga hasil tangkapannya menjadi lebih banyak. Ke depannya penggunaan teknologi sangat dibutuhkan jika ingin mengembangkan usaha perikanan pukat cincin. Strategi kebijakan yang lain perlunya kerjasama dengan bidang pengolahan, sehingga hasil tangkapan tidak langsung dijual konsumen atau pedagang pengumpul tapi dapat diolah agar mempunyai nilai jual yang lebih baik. Berdasarkan perhitungan diperoleh skor IFAS sebesar 2,62 dan EFAS sebesar 2,64. Matriks IE menunjukkan gabungan antara nilai IFAS dan EFAS pada pengembangan perikanan purse seine di Aceh Besar. Pada matriks IE, kondisi di lapangan berada pada kolom V Gambar 19. Total Rata-rata Tertimbang IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4.0 2,0-2,99 1,0-2,99 Tinggi 3,0-4,0 Total Sedang Rata-rata 2,0-2,99 Tertimbang EFE Rendah 1,0-1,99 Gambar 19 Matriks internal eksternal IE. Berdasarkan Gambar 19 dapat diketahui bahwa pengembangan perikanan purse seine berada pada sel lima V sehingga strategi terbaik yang sebaiknya dilakukan adalah menjaga dan mempertahankan posisi yang selama ini sudah diraih. Strategi pertumbuhan dapat dilakukan dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal untuk mencapai pertumbuhan, hal ini dapat dilakukan untuk mencapai penjualan, asset, profit atau kombinasi ketiganya. Strategi pertumbuhan yang disarankan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan sumberdaya dengan seksama, peningkatan manajemen usaha dan peningkatan peran lembaga. Hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi ini antara lain dengan cara pengaturan jumlah armada, pengaturan jumlah penggunaan trip, penyuluhan mengenai pembukuan dan pengaturan usaha pada nelayan, melengkapi sarana dan prasarana yang belum tersedia serta memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan agar dapat mengurangi biaya transportasi. I II III IV VI VII VIII IX V Sedangkan yang termasuk strategi stabilitas adalah perbaikan teknologi dan manajemen; pemberian kredit lunak; penegakan hukum oleh aparat yang terkait serta peningkatan pengelolaan dan pengawasan sumberdaya perikanan. Strategi ini tetap dijalankan untuk menjaga kestabilan kegiatan perikanan purse seine. Hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi ini dengan cara tetap menjaga hukum adat, berkerjasama dengan instansi terkait untuk menjaga dan mengawasi sumberdaya perikanan AL dan Airud, penggunaan alat bantu untuk mengetahui daerah penangkapan fish finder, sistem informasi geografis. 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1 Kapasitas penangkapan fishing capacity purse seine di Kabupaten Aceh Besar dengan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan berdasarkan bulan diperoleh 17 kapal yang mencapai nilai optimum CU=1 dengan nilai pemanfaatan kapasitas penangkapan purse seine di perairan Aceh Besar adalah 257 tonunit per tahun dengan menggunakan variable input yang lebih optimal yaitu ABK 17 orang, lampu 13.000 watt, volume palkah 7 m 3 dan penggunaan 4 trip per bulan, sehingga tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan menjadi lebih maksimal untuk dimanfaatkan. 2 Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan menggunakan nilai pemanfaatan yang optimum untuk penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Aceh Besar dengan bioekonomi pada produksi sebesar 3.753,37 ton per tahun dengan jumlah effort 8.623 trip per tahun dengan total biaya TC sebesar Rp 34.992.314.500 per tahun dan menghasilkan total penerimaan TR sebesar Rp 51.643.083.629 per tahun dengan rente ekonomi yang diperoleh sebesar Rp 16.650.769.129. 3 Strategi kebijakan pengelolaan perikanan purse seine di perairan Kabupaten Aceh Besar adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM, pengembangan tehnologi dan manajemen, pemberian kredit lunak, pemanfaatan sumberdaya dengan seksama, penegakan hukum dan peningkatan peran lembaga terkait seperti lembaga panglima laot.

6.2 Saran