Penentuan kadar gula pereduksi Metode Dinitrosalisilic acid, Miller Penghitungan derajat polimerisasi DP

2. Penentuan kadar gula pereduksi Metode Dinitrosalisilic acid, Miller

1959 − Pembuatan pereaksi Dinitrosalisilic acid DNS NaOH 10 g, K-NaTartarat 182 g, dan Na 2 SO 4 0,5 g dilarutkan dalam 1000 ml H 2 − Pembuatan kurva standar glukosa-xilosa O steril dan diaduk menggunakan stirer tanpa pemanasan. Setelah semua bahan terlarut ditambahkan DNS 10 g sedikit demi sedikit dan dilakukan pengadukan sampai terlarut sempurna. Pembuatan kurva standar diperoleh dari pengukuran absorbansi campuran glukosa-xilosa standar 1:1 pada berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel di bawah. 1 ml larutan standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan DNS dan divortex. Setelah itu larutan dipanaskan pada suhu 100 °C selama 15 menit dan didinginkan sekitar 5 menit. Setelah dingin larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. Konsentrasi glukosa-xilosa mgml Absorbansi terkoreksi 0,00 0,00 0,05 0,06 0,08 0,14 0,10 0,20 0,15 0,33 0,20 0,46 0,25 0,62 0,30 0,77 − Pembuatan kurva standar glukosa Pembuatan kurva standar diperoleh dari pengukuran absorbansi glukosa standar pada berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel di bawah. 1 ml larutan standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan DNS dan divortex. Setelah itu larutan dipanaskan pada suhu 100 °C selama 15 menit dan didinginkan sekitar 5 menit. Setelah dingin larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm. Konsentrasi glukosa mgml Absorbansi terkoreksi 0,00 0,00 0,15 0,27 0,20 0,41 0,25 0,53 0,30 0,65 0,35 0,81 0,40 0,90 − Penentuan kadar gula pereduksi sampel Metode pengujian sampel sama dengan pembuatan kurva standar gula pereduksi, tetapi 1 ml larutan gula standar diganti dengan 1 ml sampel. Kadar gula pereduksi diperoleh dari persamaan kurva standar dengan y sebagai nilai absorbansi dan x sebagai kadar gula pereduksi mgml.

3. Penghitungan derajat polimerisasi DP

Derajat polimerisasi menunjukkan panjang rantai polimer penyusun gula. Semakin rendah nilai DP semakin pendek rantai polimer penyusun gula, artinya telah terjadi pemutusan polimer berantai panjang menjadi monomer berantai pendek akibat proses hidrolisis.

4. Pengamatan Mikroskopis