Iklim Indonesia TINJUAN PUSTAKA

bulan NDJFM. Daerah yang paling berdekatan dengan asal Monsun Asia Kepulauan Riau justru memiliki curah hujan yang lebih rendah. Sedangkan jika dilihat dari analisis angin, daerah ini memang mensuplai massa udara basah tetapi kecepatan angin terlalu tinggi sehingga mengurangi kemungkinan hujan di daerah tersebut. Jika melihat posisi Indonesia yang berada di equator maka pertukaran kelembaban, panas, dan momentum antara permukaan atmosfer dengan lapisan di atasnya dan antara laut dengan atmosfer yang memiliki arti penting dalam pembentukan awan berlangsung di lapisan batas atmosfer. Sehingga kajian tentang lapisan ini sangat penting terutama kaitannya dengan konveksi. Konveksi di Indonesia aktif pada siang hari, yang ditandai dengan nilai maksimum OLR pada tengah hari sesaat setelah terjadi radiasi maksimum matahari. Aktivitas konveksi lautan lebih aktif dibanding dengan daratan dan dengan variasi yang besar Kadarsah 2008. Iklim Monsun ini dipengaruhi oleh gerak semu matahari yang setiap enam bulan berganti posisi. Pada sekitar awal bulan Oktober sampai bulan April matahari berada di belahan bumi selatan dan pada bulan Maret sampai bulan Agustus matahari berada di belahan bumi utara. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara bumi belahan utara dan selatan. Ketika matahari berada di belahan selatan, maka angin akan bergerak dari utara ke selatan dimana bumi belahan utara sedang mengalami musim dingin sedangkan selatan musm panas. Sehingga pada saat itu posisi silang benua dan samudra berperan dalam pergerakan angin.

2.2 Iklim Indonesia

Iklim merupakan keseluruhan cuaca yang meliputi jangka waktu panjang di suatu wilayah, biasanya diikhtisarkan menurut rata-rata dan ukuran statistik keragaman. Unsur-unsur utama iklim yaitu suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, tekanan udara, angin, dan intensitas matahari Handoko 1995. Indonesia yang memiliki kompleksitas atmosfer yang ditandai oleh pertemuan tiga sirkulasi yaitu meridional Hadley, zonal Walker, dan sirkulasi konveksi dalam periode normal. Wilayah Indonesia termasuk daerah equatorial yang dikenal sebagai daerah yang konveksinya paling aktif dibandingkan daerah-daerah equatorial dunia. Wilayah Indonesia menerima sinar matahari yang sangat tinggi, karena berada di equator atau daerah khatulistiwa. Tetapi berbeda suhunya antara siang dan malam, walaupun tidak seekstrim daerah gurun pasir. Namun, perbedaan suhu pada malam dan siang hari memberi ciri yang kuat berupa variasi harian unsur cuaca, terutama pada suhu, tekanan, angin, dan kelembaban Wirdjohamidjojo 2010. Karakteristik utama wilayah Indonesia adalah campuran antara permukaan darat dan laut yang membentuk benua maritim. Distribusi darat-laut, variasi ukuran pulau dan karakter pegunungan menyebabkan variasi iklim lokal cukup besar, terutama bergantung pada ketinggian tempat dan eksposur terhadap Monsun. Di Indonesia terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Seperti diketahui, bahwa musim yang berada di Indonesia berkaitan dengan Monsun. Gambar 2 Pola curah hujan di Indonesia Kadarsah.wordpress.com Musim hujan dipengaruhi oleh Monsun barat yang membawa uap air dari Laut Cina Selatan. Sedangkan musim kemarau dipengaruhi oleh Monsun timur yang tidak mengandung uap air, sehingga membawa udara kering menuju Indonesia. BMG berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga pola hujan, yaitu: 1. Pola hujan Monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dengan periode musim kemarau. 2. Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam criteria musim hujan. Pola ini mengalami dua puncak sekitar bulan Maret dan Oktober. 3. Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola Monsun. Pola lokal ini dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial satu puncak hujan, tetapi benttuknya berlawanan dengan tipe huja Monsun. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun, masih tergolong cukup banyak, yaitu rata- rata 2000-3000 mmtahun. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama. Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi, yaitu; 1. Daerah yang mendapat curah hujan rata- rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0.6 dari luas wlayah Indonesia diantaranya Nusa Tenggara, Palu, dan Luwak. 2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000-2000 mmtahun diantaranya sebagian Nusa Tenggara, sebagian kecil Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar. 3. Daerah yang mendapat curah hujan tahunan antara 2000-3000 mmtahun meliputi Sumatra Timur, Kalimantan Selatan dan Timur, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku, dan sebagian besar Sulawesi. 4. Daerah yang mendapat curah hujan yang lebih dari 3000 mmtahun meliputi daratan tinggi di Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, daratan tinggi Irian Jaya bagian tengah, beberapa daerah di JAwa, Bali, Lombok dan Sumba. Sumber lain yaitu Eguich 1988-yang dikutip Yamanaka dengan menggunakan data 669 stasiun hujan membagi Indonesia dalam tiga wilayah tidak termasuk Irian Jaya, yaitu; 1. Jawa-Bali-Nusa Tenggara, yang musim hujannya lebih pendek dari musim kemarau, bersamaan dengan musim barat di Australia. Semakin ke timur semakin sedikit curah hujannya. 2. Sumatra dan Kalimantan bagian barat, yang mempunyai maksimum curah hujan dua kali dalam musim panas di belahan Bumi selatan Oktober – Februari. 3. Kalimantan bagian timur, Sulawesi, dan Maluku yang mempunyai satu atau dua kali periode hujan dengan maksimum bulanannya terdapat dalam bulan musim semi atau musim panas di belahan bumi utara Maret – Juli dan dikuasai oleh pasat Pasifik yang membawa hujan sedikit.

2.3 Kondisi kota Pontianak, Manado,