laba. Rasio profitabilitas juga dipakai sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas
investasinya. Ukuran yang biasa digunakan adalah : 1
Return On Asset ROA ROA melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkannya atau
ditempatkan. Menurut Irham 2012 ROA dapat dikatakan baik apabila memperoleh angka ROA 2.
2 Return On Equity ROE
ROE disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu
memberikan laba atas ekuitas. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat demikian juga sebaliknya. Menurut Irham
2012 angka ROE dapat dikatakan baik apabila angka ROE yang diperoleh 12 .
3 Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong
pajak. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. 4
Earning Per Share EPS Rasio laba per lembar merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. EPS yang rendah berarti manajemen belum berhasil memuaskan pemegang saham, sebaliknya EPS
yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. d.
Rasio Aktivitas Rasio yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan efektivitas perusahaan.
2.4. Economic Value Added EVA
Konsep EVA dipopulerkan oleh G. Bennett Stewart, Managing partner dari Stern Steward Co. dalam bukunya The Quest for Value pada tahun 1991. Buku
yang terbaru dari Joe M. Stern Managing partner dari Stern Steward Co berjudul “The EVA Challenge Implementing Value Added Change in An
Organization ”, yang diterbitkan tahun 2001. Sejak itu, lebih dari 300 perusahaan
di dunia mengadopsi disiplin tersebut Tunggal, 2008. Menurut Kamaludin dan Rini 2012, Economic Value Added EVA
merupakan mengukur kinerja manajerial dalam suatu tahun tertentu. EVA tidak lain adalah laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal setelah pajak.
2.4.1 Perhitungan Economic Value Added EVA
Langkah
–langkah untuk menghitung Economic Value Added EVA
Tunggal, 2008 a.
Menghitung Net Operating After Tax NOPAT NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah
dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan dan non cash book keeping entries seperti biaya penyusutan. NOPAT dapat diperoleh dari laporan
laba perusahaan yaitu data mengenai pendapatan bersih setelah pajak dan besarnya biaya bunga yang ditanggung perusahaan.
b. Menghitung Invested Capital IC
IC merupakan jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar,
hutang pajak, uang muka pelanggan. IC dapat diperoleh dari neraca laporan perusahaan, yaitu data mengenai total hutang, total ekuitas pinjaman jangka
pendek tanpa bunga yang meliputi hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka untuk pelanggan.
c. Menghitung Weight Average Cost Of Capital WACC
WACC merupakan jumlah biaya masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang serta setoran modal saham
yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan.
d. Menghitung Capital Charges CC
CC adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas risiko usaha dari modal yang ditanamkan. Biaya modal adalah tingkat
pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya.
e. Menghitung Economic Value Added EVA
EVA didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya dan biaya modal. EVA dapat dihitung dari laba sebelum beban bunga dan
pajak dikurangi beban pajak dikurangi biaya modal.
2.4.2 Kelebihan Economic Value Added EVA
Menurut Mirza dan Imbuh 1999 kelebihan EVA adalah: a.
Economic Value Added EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa membutuhkan data pembanding seperti standar industri atau data dari
perusahaann lain, sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.
b. Economic Value Added EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai
tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi. c.
Perhitungan Economic Value Added EVA relatif mudah dilakukan, hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data
yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam.
2.4.3 Kelemahan Economic Value Added EVA
Menurut Mirza dan Imbuh 1999 kelemahan EVA adalah : 1.
Economic Value Added EVA hanya mengukur hasil akhir result, konsep ini tidak mengukur aktifitas-aktifitas penentu lainnya, seperti loyalitas konsumen.
2. Economic Value Added EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa
investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
2.5. Peramalan Forecasting