5 Radio Tracking TINJAUAN PUSTAKA

2. 5 Radio Tracking

Salah satu teknik dalam memperoleh informasi tentang penggunaan mikrohabitat, wilayah jelajah, dan pergerakan dari satwa adalah dengan menggunakan radio tracking di lapangan Rowley Alford 2007a. Radio tracking adalah teknik dalam menentukan informasi tentang satwa menggunakan sinyal radio yang dibawa oleh satwa tersebut. Komponen dasar dari sistem radio tracking terdiri dari 1. Subsistem transmiter yang berupa radio transmiter, sumber daya, dan antena, dan 2. Penerima antena subsistem sebagai penangkap sinyal dengan indikatornya berupa spiker dan layar tampil, dan sumber daya Mech Barber 2002. Penggunaan metode tracking yang biasa digunakan untuk jenis amfibi adalah menggunakan sistem radio telemetri, namun penggunaan sistem ini harus memperhatikan 2 hal penting yaitu ukuran dan berat dari radio transmiter yang akan dipasang Rowley Alford 2007a. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah satwa tidak boleh membawa beban lebih dari 10 berat tubuhnya Richards et al. 1994, bahkan penulis lain menyatakan bahwa rasio beban yang diberikan tidak boleh melebihi 5 berat tubuh satwa Kenward 1987. Pemasangan radio transmiter pada amfibi menggunakan sistem ransel. Perangkat transmiter dipasang seperti ransel menggunakan harness sabuk pengikat yang terpasang pada selang tubular yang nantinya diikatkan pada satwa Ward Flint 1995. Harness biasanya terbuat dari pita teflon lembut atau tali polister elastis, harness yang dipasangkan haruslah elastis dan akan terdegradasi dalam jangka waktu tertentu sehingga akan terlepas dengan sendirinya. Pemasangan radio transmiter dapat membuat satwa bergerak lebih lambat, mudah terlihat, atau menjadi tidak mampu mengatur postur tertentu Kenward 1987. Radio transmiter yang terpasang di tubuh amfibi nantinya akan memancarkan sinyal dalam frekuensi tertentu yang akan ditangkap oleh alat penerima, proses penangkapan sinyal terkadang menjadi tidak akurat. Ketidaktepatan dalam menangkap sinyal radio bervariasi di tiap tipe habitat, Sumber kesalahan yang biasa terjadi adalah adanya pantulan sinyal yang diakibatkan oleh perbukitan, seringkali sinya dibelokan bahkan jauhnya sampai berkilo-kilometer. Cara paling efektif dalam menghindari kesalahan karena pantulan sinyal adalah menangkap sumber sinyal dari bermacam macam titik dari sudut yang berbeda. Ketika sinyal yang diambil mengarah ke titik yang relatif sama berarti peluang menemukan lokasi satwa semakin besar, tetapi jika sinyal yang ditangkap berasal dari arah yang berbeda beda berarti pemantulan sinyal masih terjadi White Garrott 1990

BAB III METODE PENELITIAN