BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Taksonomi
Katak Pohon Jawa dengan nama spesies Rhacophorus margaritifer syn. Rhacophorus javanus merupakan genus Rhacophorus, dari famili Rhacophoridae
dengan sub ordo Acosmanura dan ordo Anura dari kelas Amfibia, filum Chordata, serta kingdom Animalia. Di Indonesia terdapat sebanyak 20 jenis dari marga
Rhacophorus, sedangkan di Pulau Jawa terdapat delapan jenis Iskandar 1998.
2. 2 Morfologi
R. margaritifer memiliki tubuh relatif gembung dengan ukuran kaki yang panjang dan jari tangan yang berselaput kira-kira setengah atau dua pertiga dari
panjang jari Iskandar 1998. Kulit pada permukaan atas tubuh dan perut memiliki tekstur yang halus dengan warna kulit dominan coklat, baik pada jantan maupun
betina. Terkadang warna yang muncul pada bagian punggung bervariasi seperti coklat tua, coklat kemerahan, coklat muda sampai kuning dengan bercak-bercak
tidak beraturan pada bagian atas tubuh, sedangkan kulit bagian perut berwarna putih Kurniati 2003.
2. 3 Habitat dan Penyebaran
Jenis Katak Pohon Jawa R. margaritifer hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa Iskandar 1998. R. margaritifer banyak menghabiskan kegiatannya di
tumbuh-tumbuhan dan berada tidak jauh dari sumber air Muliya 2010. Jenis ini dapat ditemukan di ketinggian rata rata 1000 mdpl
Schlegel 1837, R. margaritifer di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP menempati
daerah dengan rata rata suhu harian berkisar antara 16 C
– 17 C Lubis 2008.
Hampir seluruh individu R. margaritifer di TNGP ditemukan berada di lokasi- lokasi dengan jarak dari sumber air 0-10 meter, dan hanya sedikit yang berada
pada jarak lebih dari 10 meter dari sungai Kusrini et al. 2005, 2006.
2. 4 Perilaku dan Pergerakan Amfibi
Banyak hewan melakukan perubahan pola pergerakan dalam hidupnya seiring dengan bertambahnya usia, hal ini mungkin disebabkan karena
bertambahnya kebutuhan akan sumberdaya, kompetisi antar spesies dan menghindari pemangsa Demers et al. 2007. Aktivitas harian amfibi
dipengaruhi oleh kebutuhan untuk memperoleh makanan, kawin dan tempat berlindung, menghindari pemangsa dan mempertahankan kondisi fisiologis yang
memadai Dole 1965, Pergerakan amfibi dilakukan pula untuk menghindari terjadinya perkawinan dengan kerabat yang dekat inbreeding, serta penggunaan
ruang secara bervariasi dalam bermacam macam habitat Gros et al. 2006
.
Waktu perkembangbiakan amfibi sangat dipengaruhi oleh musim hujan dan suhu udara
Goin Goin 1971. Amfibi memiliki beragam perilaku sebagai respon terhadap rangsangan yang diterima serta memiliki perilaku yang unik dan beranekaragam
dalam hal perkembangbiakan. Stebbins Cohen 1995. Distribusi satwa seperti amfibi sering dibatasi oleh kualitas dan distribusi habitat perkembangbiakan
Wilbur 1980. Banyak amfibi yang bersifat nokturnal dan memiliki shelter tempat berlindung yang basah sepanjang hari yang berfungsi untuk menjaga
kelembaban kulit pada saat siang hari Duellman Trueb 1986. Banyak jenis amfibi melakukan adaptasi dalam melakukan pencarian tempat berkembangbiak
yang sesuai, mereka akan melakukan perpindahan ke tempat yang baru jika kondisi air mengalami perubahan seiring berjalanya waktu Dall`Antonia
Sinsch 2001
.
Pergerakan amfibi dilakukan secara horizontal dan vertikal dari badan air. Penelitian menggunakan spool track pada katak pohon Jawa menemukan, pada
malam hari jenis ini melakukan pergerakan lebih jauh dari pada siang hari Muliya 2010. Sementara katak Litoria nannotis di Australia aktif pada malam
hari dan bergerak ke daerah yang terbuka di daerah perairan dan hutan Hodgkison Hero 2001.
2. 5 Radio Tracking