Kerapatan Berat Jenis Sifat Fisis

4.1.2 Kerapatan

Gambar 10 Histogram nilai kerapatan pohon jabon pada kondisi basah dan kering udara Nilai rata-rata kerapatan kayu jabon pada kondisi basah bagian pangkal 0,68 gcm 3 ; bagian tengah 0,57 gcm 3 ; dan bagian ujung 0,58 gcm 3 sementara itu pada kondisi kering udara pada bagian pangkal, tengah, dan ujung secara berurutan masing-masing 0,43 gcm 3 ; 0,43 gcm 3 ; dan 0,44 gcm 3 . Nilai rata-rata kerapatan kayu jabon tertinggi pada kondisi basah terdapat pada bagian pangkal. Hal ini dikarenakan kadar air pada bagian pangkal lebih tinggi sehingga kerapatan pada bagian pangkal juga lebih tinggi Tsoumis 1991. Berdasarkan Tabel 5 analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kondisi basah posisi kayu menghasilkan nilai berbeda nyata terhadap kerapatan kayu jabon begitu pula dengan interaksi keduanya sehingga uji lanjut Duncan dapat dilakukan. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kayu pada posisi pangkal berbeda nyata terhadap kerapatan dengan kayu pada posisi tengah dan ujung.Sedangkan pada kondisi kering udara posisi kayu menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap kerapatan kayu jabon. Hasil uji lanjut Duncan tersebut sesuai dengan pernyataan Haygreen et al. 2003 kayu bagian pangkal cenderung memiliki kerapatan dan berat jenis yang lebih tinggi daripada bagian lain. 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Pangkal Tengah Ujung K e ra p a ta n g cm 3 Posisi Kondisi Basah Kondisi Kering Udara

4.1.3 Berat Jenis

Gambar 11 Histogram nilai berat jenis pohon jabon pada kondisi basah dan kering udara Dari Gambar 11 dapat diketahui nilai rata-rata berat jenis kayu jabon pada kondisi basah masing-masing secara berurutan 0,36; 0,32; 0,33 untuk bagian pangkal, tengah, dan ujung sedangkan pada kondisi kering bagian pangkal 0,38; 0,38; dan 0,39. Berdasarkan nilai berat jenis tersebut kayu jabon in digolongkan ke dalam kelas kuat IV menurut PKKI NI 5-1961. Tabel 6 menunjukkan pembagian kelas kuat kayu berdasarkan PKKI NI 5-1961. Tabel 6 Kelas kuat kayu menurut PKKI NI 5-1961 Kelas Kuat Berat Jenis Tegangan Lentur Mutlak kgcm 2 Tegangan Tekan Mutlak kgcm 2 I 0,9 1100 650 II 0,6-0,9 725-1100 425-650 III 0,4-0,6 500-725 300-425 IV 0,3-0,4 360-500 215-300 V 0,3 360 215 Sumber : PKKI NI-5 1961 Nilai rata-rata berat jenis tertinggi pada kondisi basah terdapat pada bagian pangkal sedangkan nilai rata-rata berat jenis terendah terrdapat pada bagian tengah. Hal ini dikarenakan pada bagian yang lebih atas pada posisi vertikal dalam pohon tersusun atas jaringan yang lebih muda, dimana secara fisiologis jaringan tersebut masih berfungsi aktif sehingga dinding selnya relatif lebih tipis dibanding dengan dinding sel 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 Pangkal Tengah Ujung Be ra t Je n is Posisi Kondisi Basah Kondisi Kering Udara jaringan yang sudah tua. Semakin banyak kandungan zat kayu pada dinding sel yang berarti semakin tebal dinding sel tersebut maka semakin tinggi juga berat jenisnya Haygreen et al. 2003. Nilai rata-rata berat jenis pada kondisi kering udara lebih tinggi dibandingkan pada kondisi basah. Haygreen et al. 2003 menyatakan berat jenis suatu contoh uji akan naik jika kandungan air yang menjadi dasarnya berkurang di bawah titik jenuh serat TJS. Hal ini terjadi karena berat kering tetap konstan sedangkan volume berkurang menyusust selama pengeringan. Semakin besar penyusutan volume metrik suatu spesies kayu maka semakin besar perbedaan antara berat jenis segar dan kering tanur. Analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 pada Tabel 5 menunjukkan bahwa baik pada kondisi basah maupun kering udara interaksi antara posisi kayu dengan bidang pengamatannya menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap berat jenis kayu jabon. Hal ini menunjukkan posisi kayu tidak memberikan pengaruh terhadap berat jenis kayu jabon baik pada kondisi basah maupun kering udara. Martawijaya et al. 1989 menyebutkan bahwa berat jenis kayu jabon sebesar 0,29-0,56 sedangkan kayu jabon yang diuji dalam penelitian ini memiliki berat jenis 0,32-0,39. Perbedaan nilai berat jenis tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: tempat tumbuh, iklim, lokasi geografis, dan spesies. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat tumbuh sebagian besar ditentukan oleh tinggi tempat, kemiringan, garis lintang, tipe tanah, komposisi tegakan, dan jarak tanam. Semua faktor ini dapat mempengaruhi ukuran dan ketebalan dinding sel dan karenanya berat jenis pun ikut terpengaruh sehingga lazim apabila pohon pada tempat yang berbeda memiliki berat jenis yang berbeda pula Haygreen et al. 2003. Apabila dibandingkan dengan kayu sengon, akasia, dan jati Tabel 1, kayu jabon memiliki berat jenis yang lebih tinggi daripada sengon tetapi lebih rendah daripada akasia dan jati.

4.1.4 Penyusutan