Modulus Patah Modulus of Rupture Kekuatan Tekan Sejajar Serat

nilai MOE statis kayu. Sehingga MOE dinamis untuk bahan yang bersifat higroskopis cenderung lebih tinggi daripada MOE statisnya hal ini dikarenakan kemampuan kayu untuk menyerap air sesuai kondisi lingkungan RH dan suhu, tetapi peningkatan kadar air ini tidak meningkatkan kekuatan kayu.

4.2.2 Modulus Patah Modulus of Rupture

Gambar 16 Histogram nilai modulus of rupture MOR pohon jabon bagian pangkal, tengah, dan ujung pada bidang tangensial, radial, dan acak R-T Gambar 16 menunjukkan nilai rata-rata MOR sebesar 587 kgcm 2 untuk bagian pangkal, 613 kgcm 2 untuk bagian tengah, dan 617 kgcm 2 untuk bagian ujung. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 18 diketahui bahwa nilai MOR tertinggi terdapat pada bagian ujung bidang acak R- T sedangkan nilai rata-rata MOR kayu jabon terendah terdapat pada bagian pangkal bidang radial. Hal ini diduga karena pada bidang radial didominasi oleh pori-pori yang dapat memperlemah kekuatannya. Terlihat pada Tabel 8 analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 yang dilakukan menunjukkan bahwa posisi kayu, bidang pengamatan dan interaksi antara keduanya menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap MOR kayu jabon. Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik posisi kayu maupun bidang pengamatan tidak memberikan pengaruh terhadap nilai MOR kayu jabon. 480 500 520 540 560 580 600 620 640 660 Pangkal Tengah Ujung M O R kg cm 2 Posisi Tangensial Radial Acak R-T

4.2.2 Kekuatan Tekan Sejajar Serat

Gambar 17 Histogram nilai kekuatan tekan sejajar serat pohon jabon bagian pangkal, tengah, dan ujung pada bidang tangensial, radial, dan acak R-T Dari Gambar 17 nilai rata-rata kekuatan tekan sejajar serat kayu jabon 245 kgcm 2 , 301 kgcm 2 , 282 kgcm 2 masing-masing secara berurutan untuk bagian pangkal, tengah, dan ujung. Nilai rata-rata kekuatan tekan sejajar serat terendah terdapat pada bagian pangkal bidang radial sedangkan nilai kekuatan tekan sejajar serat tertinggi terdapat pada bagian tengah bidang tangensial. Hal ini diduga disebabkan karena contoh uji yang digunakan pada posisi tengah diambil dari bagian kayu teras sedangkan contoh uji yang diambil dari posisi ujung berasal dari kayu gubal. Hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 yang disajikan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa posisi kayu dan bidang pengamatan menghasilkan nilai berbeda nyata terhadap kekuatan tekan sejajar serat kayu jabon dan uji Duncan dapat dilanjutkan. Sedangkan interaksi antara keduanya menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap kekuatan tekan sejajar serat kayu jabon. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kayu jabon pada posisi tengah berbeda nyata terhadap kekuatan tekan sejajar serat dengan posisi pangkal. Sedangkan hasil uji lanjut Duncan untuk bidang pengamatan tangensial 50 100 150 200 250 300 350 400 Pangkal Tengah Ujung σT e ka n S e ja Ja r S e ra t kg cm 2 Posisi Tangensial Radial Acak R-T menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kekuatan tekan sejajar serat dengan bidang acak R-T dan bidang radial.

4.2.3 Kekerasan Hardness