Kadar Air Sifat Fisis

Tabel 5 Hasil analisis sidik ragam terhadap sifat fisis kayu jabon pada selang kepercayaan 95 Sumber KA Basah KA KU ρ Basah ρ KU BJ Basah BJ KU P Vus Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Posisi 0,001 0,789 tn 0,000 0,818 tn 0,000 0,821 tn 0,775 tn 0,014 Bidang Pengamatan 0,080 tn 0,103 tn 0,631 tn 0,069 tn 0,285 tn 0,069 tn 0,000 0,021 Posisi x bidang pengamatan 0,000 0,219 tn 0,002 0,953 tn 0,374 tn 0,944 tn 0,334 tn 0,345 tn Keterangan : = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 KA = Kadar air ρ = Kerapatan BJ = Berat jenis P = Penyusutan dari KA basah ke KA kering udara Vus = Kecepatan gelombang ultrasonik p = Probabilit y

4.1.1 Kadar Air

Gambar 9 Histogram nilai kadar air pohon jabon pada kondisi basah dan kering udara Berdasarkan hasil penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 9 diketahui bahwa nilai rata-rata kadar air kayu jabon dari bagian pangkal, tengah, dan ujung pada kondisi basah masing-masing secara berurutan adalah 85,69; 78,88; dan 72,41 sedangkan pada kondisi kering udara 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pangkal Tengah Ujung K a d a r A ir Posisi Kondisi Basah Kondisi Kering Udara kadar air bagian pangkal 13,01 ; tengah 12,93; dan ujung 12,95. Nilai kadar air tertinggi baik pada kondisi basah maupun kering udara terdapat pada bagian pangkal sementara nilai kadar air terendah pada kondisi basah terdapat pada bagian ujung dan pada kondisi kering udara terdapat pada bagian tengah. Tingginya kadar air pada bagian pangkal dikarenakan pada bagian pangkal memiliki proporsi kayu muda yang lebih banyak dari pada bagian yang lain dimana kayu muda memiliki dinding serat yang tipis dan lumen yang besar sehingga mampu mengikat air dalam jumlah yang lebih banyak Jackson dan Megraw 1986. Banyak faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi variasi kadar air diantaranya tempat tumbuh, iklim, lokasi geografis, dan spesies itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kapasitas sel sehingga mempengaruhi kapasitas sel dalam menampung molekul air Bakar et al. 1998. Tabel 5 hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kondisi basah posisi kayu menghasilkan nilai berbeda nyata terhadap kadar air kayu jabon sedangkan pada kondisi kering udara posisi kayu menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap kadar air kayu jabon. Jika dilihat dari interaksi keduanya hasil analisis ini menunjukkan nilai berbeda nyata sehingga uji lanjut Duncan dapat dilanjutkan. Berdasarkan uji lanjut Duncan kayu pada posisi pangkal berbeda nyata terhadap kadar air dengan kayu pada posisi tengah dan berbeda nyata juga dengan kayu pada posisi ujung. Hal ini diduga karena biomassa berat bahan kayu kering pada bagian pangkal lebih besar daripada bagian tengah dan ujung. Dalam bagian xylem, air umumnya lebih dari setengah berat total, artinya berat air dalam kayu segar umumnya sama atau lebih besar daripada biomassanya Haygreen et al. 2003.

4.1.2 Kerapatan