Pengujian Sifat Mekanis Lentur

Tabel 8 Hasil uji statistik terhadap sifat mekanis kayu jabon pada selang kepercayaan 95 Sumber MOR MOEs MOEd σtk Serat Hardness Cleavege Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Nilai p Posisi 0,582 tn 0,184 tn 0,206 tn 0,043 0,138 tn 0,058 tn Bidang Pengamatan 0,330 tn 0,039 0,048 0,032 0,003 0,000 Posisi x bidang pengamatan 0,453 tn 0,498 tn 0,402 tn 0,485 tn 0,065 tn 0,384 tn Keterangan : = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 p = Probability

4.2.1 Pengujian Sifat Mekanis Lentur

Pada penelitian ini dilakukan pengujian sifat mekanis lentur secara nondestruktif dan destruktif. Pengujian nondestruktif dilakukan untuk mengetahui nilai modulus lentur dinamis MOE dinamis sedangkan pengujian destruktif untuk mendapatkan nilai modulus lentur statis MOE statis kayu jabon pada bagian pangkal, tengah, dan ujung pada bidang pengamatan tangensial, radial, dan acak R-T. Gambar 14 Histogram nilai modulus lentur statis MOE statis pohon jabon bagian pangkal, tengah, dan ujung pada bidang tangensial, radial, dan acak R-T 10 20 30 40 50 60 70 80 Pangkal Tengah Ujung M O E s 1 3 kg cm 2 Posisi Tangensial Radial Acak R-T Gambar 15 Histogram nilai modulus lentur dinamis MOE dinamis pohon jabon bagian pangkal, tengah, dan ujung pada bidang tangensial, radial, dan acak R-T Berdasarkan hasil penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 14 diketahui bahwa nilai rata-rata MOE statis kayu jabon bagian pangkal 6,19 x 10 4 kgcm 2 ; tengah 6,58 x 10 4 kgcm 2 ; dan ujung 6,77 x 10 4 kgcm 2 . Nilai rata-rata MOE statis tertinggi terdapat pada bagian ujung bidang acak R-T sedangkan nilai rata-rata MOE statis terendah terdapat pada bagian pangkal bidang. Hal ini dikarenakan pori-pori terdapat lebih banyak pada bidang radial sehingga bidang radial memiliki kekuatan yang lebih rendah. Tabel 8 menunjukkan analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 bahwa bidang pengamatan menghasilkan nilai berbeda terhadap MOE statis kayu jabon dan uji Duncan dapat dilanjutkan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa bidang pengamatan tangensial berbeda nyata terhadap MOE statis dengan bidang pengamatan radial. Sedangkan posisi kayu dan interaksi antara keduanya menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap MOE statis kayu jabon. Dari hasil tersebut dapat diketahui baik posisi kayu maupun interaksi antara posisi kayu dengn bidang pengamatan tidak memberikan pengaruh terhadap nilai MOE statis kayu jabon. Pada Gambar 15 nilai rata-rata MOE dinamis kayu jabon bagian pangkal, tengah, dan ujung masing-masing sebesar 142,9 x 10 3 kgcm 2 , 147,6 x 10 3 kgcm 2 , dan 155,0 x 10 3 kgcm 2 . Nilai rata-rata MOE dinamis terendah terdapat pada 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Pangkal Tengah Ujung M O E d 1 3 kg cm 2 Posisi Tangensial Radial Acak R-T bagian pangkal bidang radial sedangkan nilai MOE dinamis tertinggi terdapat pada bagian ujung bidang acak R-T. Hal ini dikarenakan pada bidang acak memiliki nilai Vus yang tinggi dimana semakin tinggi nilai Vus maka semakin tinggi nilai MOE dinamisnya nya. Berdasarkan Tabel 8 analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 yang dilakukan menunjukkan bahwa bidang pengamatan menghasilkan nilai berbeda nyata terhadap MOE dinamis dan statis kayu jabon dan uji Duncan dapat dilanjutkan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kayu pada bidang pengamatan tangensial berbeda nyata terhadap MOE dinamis dan statis dengan bidang pengamatan radial. Sedangkan posisi kayu dan interaksi antara keduanya menghasilkan nilai tidak berbeda nyata terhadap MOE dinamis dan statis kayu jabon. Pada penelitian ini rata-rata nilai MOE dinamis yang didapat lebih besar 57 dibandingkan nilai MOE statisnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Karlinasari et al. 2006 untuk kayu cepat tumbuh sengon, meranti, manii, dan mangium yang menunjukkan nilai MOE dinamis kayu-kayu tersebut lebih tinggi 50 dari MOE statisnya. Bodig dan Jayne 1993 menyebutkan bahwa nilai MOE dinamis lebih tinggi daripada nilai MOE statisnya, hal ini dikarenakan adanya faktor sifat visko elastis bahan dan pengaruh efek rangkak creep pada pengujian secara defleksi. Halabe et al. 1995 diacu dalam Olivera et al. 2002 menyatakan bahwa pengujian destruktif membutuhkan selang waktu lebih lama daripada pengujian nondestruktif dengan pembebanan yang terus meningkat sampai contoh uji patah. Semakin lama pengujian berlangsung maka lebih banyak gaya elastis yang hilang. Sementara itu, pengujian nondestruktif dengan metode perambatan gelombang ultrasonik hanya memerlukan waktu yang lebih singkat. Hal inilah yang menyebabkan nilai MOE dinamis lebih besar daripada MOE statis. Pernyataan tersebut bertentangan dengan hukum kekekalan energi kinetik. MOE dinamis lebih tinggi daripada MOE statis karena kecepatan rambatan gelombang di udara lebih kecil daripada kecepatan rambatan gelombang di air sehingga keberadaan air dalam kayu akan meningkatkan MOE dinamis kayu. Sebaliknya peningkatan kadar air di bawah titik jenuh serat akan menurunkan nilai MOE statis kayu. Sehingga MOE dinamis untuk bahan yang bersifat higroskopis cenderung lebih tinggi daripada MOE statisnya hal ini dikarenakan kemampuan kayu untuk menyerap air sesuai kondisi lingkungan RH dan suhu, tetapi peningkatan kadar air ini tidak meningkatkan kekuatan kayu.

4.2.2 Modulus Patah Modulus of Rupture