menggunakan kaliper. Besarnya penyusutan masing-masing bidang untuk seluruh kondisi dihitung dengan rumus:
Penyusutan =
–
x 100 Dimana:
Di1 = Dimensi lebar awal mm Di2 = Dimensi lebar akhir mm
i = Arah tangensial, radial, dan acak R-T
3.3.3 Pengujian Sifat Mekanis
Pengujian sifat mekanis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode nondestruktif dan destruktif.
3.3.3.1 Pengujian Nondestruktif
Pengujian nondestruktif digunakan untuk mengetahui nilai dinamyc modulus of elasticity MOE dinamis dengan mengukur kecepatan rambatan
gelombang ultrasonik menggunakan alat uji nondestruktif metode gelombang ultrasonik merk SylvatestDuo® frekuensi = 22 kHz Gambar
3. Pengujiannya dilakukan dengan menempatkan dua buah transduser masing-masing sebagai transduser pemancar gelombang transmitter dan
transduser penerima gelombang receiver, di kedua ujung contoh uji. Jarak antara dua transduser d diukur dan waktu rambat gelombang ultrasonik t
direkam dari empat kali ulangan pembacaan. Kecepatan gelombang ultrasonik Vus dihitung dengan menggunakan rumus :
Vus = 10
6
ms Modulus elastisitas dinamis dapat dihitung dengan menggunakan
rumus: MOEd = ρ Vus
2
Dimana: MOEd
= Modulus elastisitas dinamis kgcm
2
ρ = Kerapatan gcm
2
Vus = Kecepatan gelombang ultrasonik ms
b
a c
Gambar 3 a Pengujian Nondestruktif b Contoh Uji c Alat uji nondestruktif merk SylvatestDuo® frekuensi = 22 kHz
3.3.3.2 Pengujian Destruktif
Pengujian sifat mekanis secara destruktif yang dilakukan adalah pengujian keteguhan lentur statis, keteguhan tekan sejajar serat, kekerasan,
ketahanan belah, dan rasio Poisson.
3.3.3.2.1 Keteguhan Lentur Statis
Pengujian keteguhan lentur statis dilakukan pada contoh uji berukuran 2 cm x 2 cm x 30 cm dengan jarak bentang 28 cm Gambar
4. Pembebanan dilakukan di tengah bentang B.S. 373: 1957.
a b
Gambar 4 a Pengujian keteguhan lentur statis b Contoh uji
Besarnya Modulus of Elasticity MOE dan Modulus of Rupture MOR ditentukan dengan rumus:
MOE = Δ PL
3
4 Δ ybh
3
MOR = 3 PmaksL 2bh
2
Dimana: MOE = Modulus of Elasticity kgcm
2
MOR = Modulus of Rupture kgcm
2
ΔP = Perubahan beban yang terjadi dibawah batas proporsi kg
L = Jarak sangga cm
Δy = Perubahan defleksi akibat beban cm
b = Lebar contoh uji cm
h = Tebal contoh uji cm
3.3.3.2.2 Keteguhan Tekan Sejajar Serat
Contoh uji keteguhan tekan sejajar adalah 2 cm x 2 cm x 10 cm Gambar 5. Pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan sampai
contoh uji mengalami kerusakan. Arah pembebanan sejajar dengan arah serat pada kedudukan contoh uji vertikal. Besarnya keteguhan tekan
sejajar serat dihitung dengan rumus: σ
tk
= Dimana:
σ
tk
= Keteguhan tekan sejajar serat kgcm
2
P maks = Beban maksimum kg A
= Luas penampang cm
2
a b
Gambar 5 a Pengujian tekan sejajar serat b Contoh uji dengan panjang 10 cm, lebar 2 cm, dan tebal 2 cm
3.3.3.3 Kekerasan
Contoh uji kekerasan menggunakan sisa contoh uji keteguhan lentur statis Gambar 6. Pengujian dilakukan dengan membebankan
setengah bola baja, masuk ke dalam kayu. Kekerasan kayu dihitung dengan rumus:
H = Dimana :
H = Kekerasan kayu kgcm
2
P
maks
= Beban maksimum kg A
= Luas penampang cm
2
a b Gambar 6 a Pengujian kekerasan b Contoh uji
3.3.3.4 Ketahanan Belah Cleavage Resistance
Pengujian dilakukan dengan cara menarik contoh uji pada bidang belahan secara perlahan-lahan Gambar 7. Tarikan dilakukan
dengan alat Universal Testing Machine Amsler sampai kayu mengalami kerusakan. Nilai keteguhan belah dapat dihitung dengan rumus:
CR = Dimana:
CR = Keteguhan Belah kgcm
P maks = Beban maksimum kg B
= Lebar bidang belah cm
a b
Gambar 7 a Pengujian ketahanan belah b contoh uji
3.3.4 Rasio Poisson
Pengujian Rasio Poisson dapat dilakukan dengan menggunakan contoh uji tekan sejajar serat. Pengujian ini dilakukan dengan cara
menempatkan alat strain gauge aktif dan strain gauge pasif pada contoh uji Gambar 8. Ketika terjadi regangan pada contoh uji yang telah dipasangi
strain gauge, maka regangan itu terhantarkan melalui alas gauge isolatif atau pada penghantar resistif di dalam gauge tersebut. Hasilnya adalah penghantar
halus tadi akan mengalami perubahan nilai resistensinya. Perubahan resistensi ini berbanding lurus terhadap besarnya regangan. Nilai rasio poisson
dihubungkan berdasarkan rumus: