Kesulitan Keuangan dan Kebangkrutan

9 operasi atau strukur perusahaan. Informasi financial distress ini dapat dijadikan peringatan dini atas kebangkrutan sehingga manajemen dapat melakukan tindakan secara tepat untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan. Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress, yaitu keadaan dimana perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan cenderung mengalami defisit. Dengan kata lain, kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan keuangan atau financial failure dan kegagalan ekonomi atau economic failure Adnan dan Kurniasih, 2000 . Kegagalan dalam arti ekonomi merupakan keadaan dimana perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak bisa menutupi biayanya sendiri. Ini berarti bahwa nilai sekarang dari arus kas sebenarnya lebih kecil dari kewajiban atau laba lebih kcil dari kewajiban atau laba lebih kecil dari modal kerja. Kegagalan terjadi apabila arus kas yang sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan, kegagalan juga bisa berarti bahwa tingkat pendapatan dari biaya historis atau investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan. Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara arus kas dan dasar saham, Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu : 1. Insolvensi teknik Insolvesi teknik merupakan keadaan dimana perusahaan dianggap tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar yang telah ditetapkan atau total kekayaan bersih terhadap total aktiva yang di isyaratkan. Insolvensi teknik juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran pokok pada tanggal tertentu. 2. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan 10 Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Kebangkrutan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan atau situasi dalam hal ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban- kewajiban kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak dapat dicapai profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai operasi perusahaan dan kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi bisa tutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Salah satu dampak dari kebangkrutan ini adalah terjadinya pengurangan karyawan dalam jumlah besar pada beberapa periode waktu sebagai suatu kebijakan untuk mengurangi biaya operasi perusahaan dan banyaknya kegiatan operasional yang vakum. 2.b Sumber - sumber Informasi Prediksi Kebangkrutan Menurut Hanafi 2003 kebangkrutan dapat diprediksi dengan melihat beberapa indikator-indikator, antara lain : 1 Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang 2 Analisis strategi perusahaan, yaitu analisis yang memfokuskan pada persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. 3 Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya. 4 Kualitas manajemen 5 Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya. 2.c Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Menurut Darsono dan Ashari 2005 mendeskripsikan bahwa secara garis besar penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau 11 faktor perekonomian secara makro. Faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan meliputi: 1. Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus- menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen. 2. Ketidak seimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang- hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil laba bahkan bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan pendapatan. Adanya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang pada akhirnya membangkrutkan perusahaan. Kecurangan ini bisa berbentuk manajemen yang korup ataupun memberikan informasi yang salah pada pemegang saham atau investor. Sedangkan faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan berasal dari faktor yang berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi pelanggan, supplier, debitor, kreditor, pesaing ataupun dari pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi kondisi perekonomian secara makro ataupun faktor persaingan global. Faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan adalah: 1. Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus selalu menjalin hubungan baik dengan supplier 12 dan tidak menggantungkan kebutuhan bahan baku pada satu pemasok sehingga risiko kekurangan bahan baku dapat diatasi. 3. Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan dengan mengemplang hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan debitor dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu memonitor piutang yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan perlindungan dini terhadap aktiva perusahaan. 4. Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi dalam undang-undang no.4 tahun 1998, kreditor bisa memailitkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan juga membina hubungan baik dengan kreditor. 5. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi pelanggan. 6. Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Dengan semakin terpadunya perekonomian dengan Negara- negara lain, perkembangan perekonomian global juga harus diantisipasi oleh perusahaan. Dari teori yang dikemukakan diatas maka faktor penyebab kebangkrutan adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan yang kondisi keuangannya tidak sehat, baik itu faktor ekonomi, internal dan eksternal.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Seorang analis keuangan dapat melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi keuangan 13 dan kinerja perusahaan. Alat yang biasa digunakan dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari laporan keuangan yang memcerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Sumber data yang digunakan untuk melakukan analisa laporan keuangan adalah laporan keuangan yang telah melalui proses pemeriksaan Auditing. Informasi yang didasarkan pada analisis keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan perusahaan baik yang telah lampau, saat sekarang dan ekspektasi masa depan. Untuk melakukan suatu penganalisaan laporan keuangan langkah kerja penganalisaan laporan keuangan dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis 2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan- laporan, serta alat analisis yang digunakan 3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dalam mempengaruhi usaha. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan terlebih dahulu menentukan dengan jelas tujuan atau arah dari analisis. Tujuan atau batasan analisis ini akan berkaitan dengan hasil yang akan diharapkan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penganalisaan laporan keuangan antara lain: 1. Investor Investor menggunakan analisis mengharapkan dapat mengetahui tingkat keuntungan perusahaan, dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Titik utama resiko perusahaan adalah mengenai kemungkinan bangkrutnya perusahaan atau kesulitan keuangan yang bermula dari adanya resesi ekonomi, inflasi, tingkat persaingan usaha, perubahan teknologi, tersedianya barang substitusi, kualitas manajemen perusahaan, goodwill perusahaan, hak paten yang dimiliki perusahaan, dan lain-lain.