Ikan yang mempuyai satu musim pemijahan panjang, akan ditandai dengan peningkatan  prosentase  TKG  yang  tinggi  pada  saat  akan  mendekati  musim
pemijahan. Bagi  ikan  yang  mempunyai  musim pemijahan  sepanjang tahun, pada pengambilan  contoh  setiap  saat  akan  didapatkan  komposisi  tingkat  kematangan
gonad  TKG  terdiri  dari  berbagai  tingkat  dengan  prosentase  yang  tidak  sama. Prosentase  yang  tinggi  dari  TKG  yang  besar  merupakan  puncak  pemijahan
walaupun  pemijahan  sepanjang  tahun.  Jadi  dari  komposisi  TKG  ini  dapat diperoleh  keterangan  waktu  mulai  dan  berakhirnya  kejadian  pemijahan  dan
puncaknya Effendi, 2002. TKG,  dapat  dikaitkan  dengan  ukuran  ikan  dan  dapat  mengarah  kepada
identifikasi  panjang  saat  pertama  matang  gonad  length  of  first  maturity. Informasi  ini  dapat  dijadikan  dasar  pengaturan  besarnya  mata  jaring.  Besarnya
mata jaring ditetapkan sedemikian rupa sehingga paling tidak ikan yang ditangkap sudah memijah, minimal satu kali memijah Badrudin, 2004.
2.1.3 Habitat
Ikan  layang  di  perairan  Indonesia  terdapat  lima  jenis  layang  yang  umum yakni  Decapterus  kurroides,  Decapterus  russelli,  Decapterus  macrosoma,
Decapterus  layang ,  dan  Decapterus  maruadsi  FAO,1974.    Penyebaran  ikan
layang ini sangat menyebar di daerah Perairan Indonesia, yaitu dari Pulau Seribu, P.  bawean,  P.  Masalembo,  Selat  Makassar,  Selat  Karimata,  Selat  Malaka,  Laut
Flores,  Arafuru,  Selat  Bali,  dan  Perairan  Selatan  Pulau  Jawa.  Decapterus kurroides
termasuk jenis ikan layang yang agak langka yang terdapat di perairan Palabuhanratu, Labuhan, Muncar, Bali dan Aceh Wiews et al., 1968 diacu dalam
Genisa,  1988.  Jenis  ikan  layang  yang  banyak  di  perairan  Cisolok  adalah  jenis layang  Decapterus  Kurroides  dan  masyarakat  sekitar  perairan  Cisolok
menyebutnya ikan selayang. Penyebaran  ikan  layang  Decapterus  kurroides  di  dunia  antara  lain
menyebar  di  perairan  Pasifik  Barat  Indonesia,  Perairan  Afrika  Timur  sampai Filiphina,  Perairan  Utara  sampai  selatan  Jepang,  Perairan  Selatan  sampai  Barat
Australia  Bleeker,  1855  diacu  dalam  Saanin,  1984.  Lingkungan  ikan  layang Decapterus  kurroides
cukup  berbeda  dengan  jenis  genus  decapterus  lainnya,
ikan  layang  ini  berada  di  kedalaman  100-300  m,  dan  biasanya  berada  di kedalaman  150-300  m,  dan  biasa  berinteraksi  di  karang  Bleeker,  1855  diacu
dalam Saanin, 1984.
Ikan  layang  merupakan  jenis  ikan  yang  hidup  dalam  air  laut  yang  jernih dengan  salinitas  tinggi.  Ikan  layang  bersifat  stenohalin  hidup  di  air  laut  yang
bersalinitas  tertentu  yaitu  antara  32-33,  sehingga  dalam  kehidupannya dipengaruhi oleh  musim dan  ikan  ini selalu  bermigrasi Handenberg, 1937 diacu
dalam Nontji, 2002.
2.1.4 Sebaran
Ikan layang tersebar diseluruh dunia. Mereka mendiami perairan tropis dan subtropis  di  Indo-Pasifik  dan  Lautan  Atlantik.  Meskipun  ikan  layang  hidup  di
wilayah  yang  luas,  setiap  jenis  mempunyai  sebaran  tertentu  dan  ada  juga  yang daerah sebarannya tumpang tindih satu sama lain. Dari berbagai jenis ikan layang
di perairan Indonesia hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah sebaran yang  luas.  Ikan  ini  hampir  tertangkap  di  seluruh  perairan  Indonesia  dan  di  laut
Jawa sangat dominan di dalam  hasil tangkapan  nelayan,  mulai dari Pulau Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masa Lembu. Decapterus lajang senang hidup di
perairan  dangkal  dan  Decapterus  macrosoma  di  laut  Jaluk.  Anggapan  ini  hanya berdasarkan data penangkapan. Decapterus lajang tertangkap di Laut Jawa, Selat
Sunda,  Selat  Madura  dan  perairan  laut  dangkal,  sedangkan  Decapterus macrosoma
tertangkap  di  Laut  Jeluk  seperti  Pulau  Banda,  Ambon,  Sangihe,  dan Selat Bali. Decapterus kurroides tergolong ikan yang langka tetapi di Gilimanuk
dan Bali Barat ikan ini cukup banyak tertangkap karena dijual dalam bentuk cue. Jenis  ini  tertangkap  juga  di  Labuhan  dan  Palabuhanratu,  Jawa  Barat,  dalam
jumlah besar pada musim tertentu Djamali, 1979.
2.1.5 Musim dan daerah penangkapan