keragaman spesies yang diperoleh jaring rampus dengan hanging ratio 0,57 lebih tinggi  di  banding  dengan  jaring  rampus  lainnya.  Jaring  rampus  dengan  hanging
ratio yang  memiliki  tingkat  kekenduran  yang  tinggi.  Akibat  dari  kekenduran
jaring yang lebih tinggi akan menambah daya puntal jaring tersebut terhadap hasil tangkapan Prado, 1990.
Daya puntal yang lebih tinggi pada jaring rampus dengan hanging ratio 0,45 berdampak  pada  total  jumlah  ikan  yang  tertangkap  pada  jaring  rampus  tersebut.
Berdasarkan  uji  ANOVA  terbukti  secara  signifikan  total  jumlah  ikan  yang tertangkap  pada  jaring  rampus  dengan  hanging  ratio  0,45  lebih  tinggi
dibandingkan  dengan  jaring  rampus  yang  menggunakan  hanging  ratio  lebih tinggi.
5.2.2 Jumlah hasil tangkapan ikan layang
Hasil  tangkapan  ikan  layang  dengan  jumlah  terbanyak  diperoleh  jaring rampus  dengan  hanging  ratio  0,45  yakni  sebanyak  95  ekor  dari  total  hasil
tangkapan  sedangkan  hasil  tangkapan  terendah  diperoleh  jaring  rampus  dengan hanging  ratio
0,65  yakni  56  ekor.  Hasil  uji  ANOVA  menunjukkan  bahwa perbedaan  hanging  ratio  secara  signifikan  mengakibatkan  perbedaan  hasil
tangkapan  ikan  layang.  Hasil  yang  diperoleh  Samaranayaka  et  al.,  1997  ketika menguji  drift  gillnet  dengan  hanging  ratio  0,5  dan  o,6  untuk  menangkap  tuna
memperoleh  hasil  bahwa  drift  gillnet  dengan  hanging  ratio  0,5  menangkap dengan  jumlah 40  lebih tinggi dibandingkan drift gillnet dengan hanging ratio
0,6. Hamley 1975 juga menegaskan bahwa perbedaan hanging ratio pada gillnet lebih banyak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan dibandingkan terhadap
ukuran  ikan  yang  tertangkap.  Selanjutnya  Forster  dan  Smith  2010  berpendapat bahwa hanging ratio tidak berpengaruh terhadap selektivitas ikan red mullet yang
tertangkapan  pada  gillnet  tapi  berpengaruh  terhadap  hasil  tangkapan  ikan  red mullet
pada gillnet. Duman et al., 2006 juga memperoleh hasil bahwa perbedaan hanging ratio
berpengaruh terhadap  jumlah  hasil  tangkapan  ikan  spesies Capota trutta
.  Gillnet  dengan  hanging  ratio  0,67  menangkap  ikan  spesies  Capota  trutta dengan  jumlah  yang  lebih  banyak  dibandingkan  dengan  hanging  ratio  lainnya.
Demikian  pula  Ayodhyoa  1981  dan  Nomura  and  Yamazaki  1976  juga
berpendapat  bahwa  hanging  ratio  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  dalam meningkatkan efisiensi penangkapan dengan gillnet.
Sebaliknya  Ayaz  et  al.,  2010  tidak  memperoleh  adanya  perbedaan  yang nyata karena adanya perbedaan hanging ratio ketika digunakan untuk menangkap
ikan  sea  bream.  Hal  ini  karena  perbedaan  hanging  ratio  hanya  mengakibatkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan sea bream.
Hanging ratio yang rendah pada gillnet  cenderung menangkap ikan dalam jumlah  yang  banyak  karena  adanya  interaksi  antara  konstruksi  gillnet  terhadap
ikan yang tertangkap. Bila hanging ratio berkurang maka tegangan jaring menjadi berkurang  dan  kendor  sehingga  peluang  ikan  untuk  tertangkap  semakin  besar
Martasuganda, 2000 diacu dalam Ayaz, et al., 2010. Jumlah total ikan yang tertangkap pada jaring rampus dengan menggunakan
hanging ratio yang  berbeda secara signifikan  juga  menunjukkan perbedaan  yang
nyata  F
hitung
:  4,85  dan  Probabilitas:  0,01.  Uji  lanjut  dengan  menggunakan  uji BNT  menunjukkan  bahwa  jaring  rampus  dengan  hanging  ratio  0,45  secara
signifikan  juga  menangkap  ikan  layang  dengan  jumlah  yang  lebih  tinggi dibandingkan dengan jaring rampus dengan hanging ratio 0,65.
Duman  et  al.,  2006  pada  penelitian  studi  mengenai  pengaruh  hanging ratio
dari  gillnet  di  perairan  Turki,  memperoleh  hasil  bahwa  hanging  ratio  0,50 menangkap  ikan  lebih  banyak dibandingkan dengan hanging ratio  lainnya 0,60,
0,67, dan 0,75. Hal  ini  berarti  semakin kecil ukuran hanging ratio gillnet dasar, maka ikan hasil tangkapan akan semakin banyak.
5.2.3 Distribusi ukuran hasil tangkapan ikan layang