Rancangan Percobaan Analisis Data

3.4 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL. Secara sistematis model RAL menurut Gasperz 1991 adalah sebagai berikut : Yij = µ + τ i + E ij Keterangan : Y ij : Data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke- j; µ : Nilai rataan; τ 1 : Pengaruh perlakuan ke-i; dan ɛ : Sisaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke- j. Asumsi yang digunakan untuk RAL adalah: 1 ɛ i menyebar normal dengan nilai tengah dan ragam kuadrat mendekati nol; 2 ɛ j bersifat bebas satu sama lain; dan 3 t bersifat tetap. Hipotesis yang akan diuji melaui model analisis ini adalah H : t 1 : t 2 ..... t 10 = 0; berarti tidak ada pengaruh perlakuan hanging ratio terhadap jumlah hasil tangkapan ikan layang; dan H 1 : minimal ada satu t 1 ≠ 0 I = 1, 2, 3, ......, 10, artinya minimal ada satu perlakuan hanging ratio yang mempengaruhi jumlah hasil tangkapan ikan layang. Kesimpulannya adalah bila F hit F tab maka tolak H tetapi jika F hit F tab maka gagal tolak H 0. Beberapa keuntungan dari penggunaan Rancangan Acak Lengkap yaitu : 1 Daerah rancangan percobaan menjadi lebih mudah; 2 Analisis statistik terhadap subjek percobaan lebih mudah; 3 Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan; dan 4 Kehilangan informasi relatif sedikit dalam hal data hilang dibandingkan rancangan lain.

3.5 Analisis Data

Data berupa total jumlah hasil tangkapan dan jumlah hasil tangkapan ikan layang dianalisis kenormalannya dengan menggunakan uji Kolmogorof-smirnov. Apabila data menyebar normal maka data mengenai hasil tangkapan, jumlah maupun ukuran ikan layang yang tertangkap pada jaring rampus dengan hanging ratio yang berbeda diuji dengan uji ANOVA. Apabila hasil uji ANOVA terhadap hasil tangkapan jaring rampus dengan perlakuan yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda maka dilakukan uji lanjut BNT. Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher 1935, sehingga dikenal pula dengan Metoda Fisher’s LSD Least Significant Difference. Formula untuk menghitung nilai LSD adalah sebagai berikut: LSD = = ; Apabila jumlah ulangan tidak sama : LSD = . Keterangan r : Jumlah banyaknya ulangan KTG : Kuadrat Tengah Galat yang diperoleh dari analisis ragam; α : Taraf nyata; dfe : Derajat bebas galat; dan t : Nilai yang diperoleh dari tabel t-student. Dalam uji LSD, untuk menilai apakah dua nilai rata-rata perlakuan berbeda secara statistik, maka bandingkan nilai LSD yang telah dihitung dengan selisih mutlak kedua rata-rata tersebut. Apabila selisih lebih besar dibandingkan dengan nilai LSD, maka dikatakan kedua rata-rata tersebut berbeda nyata pada taraf α. Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat diringkas; Uji LSD menyatakan µ i dan µ j berbeda pada taraf nyata α jika: | μ i – µ j | LSD Dalam menentukan adanya perbedaan keragaman spesies yang tertangkap pada jaring rampus dengan hanging ratio yang yang berbeda maka dilakukan analisis keragaman spesies dengan menggunakan Indeks Shannon Wiener. Keragaman spesies hasil tangkapan akan digunakan sebagai pendekatan analisis untuk melihat selektivitas jaring rampus dengan perbedaan hanging ratio terhadap spesies hasil tangkapan. Jaring rampus akan memiliki selektivitas terhadap spesies yang relatif baik apabila memiliki nilai indeks Shannon Wiener yang lebih kecil dibandingkan dengan jaring rampus lainnya. Rumus untuk mencari keragaman spesies menggunakan indeks Shannon Wiener adalah sebagai berikut Krebs, 1989 : ; Keterangan : H’ : Index diversitas Shannon Wiener; Pi : Proporsi jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah individu total contoh; dan S : Jumlah spesies. Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon Wiener , yaitu : H’ 2,30 : Keanekaragaman kecil; H’ 2,30 – 6,90 : Keanekaragaman tergolong sedang; dan H’ 6,90 : Keanekaragaman tergolong tinggi. 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Batas-batas Administrasi Kecamatan Cisolok