Perumusan Masalah Permintaan energi rumah tangga di pulau Jawa

1. Bagaimana perilaku permintaan energi rumah tangga di Pulau Jawa? 2. Berapakah pengaruh perubahan harga energi pada perubahan permintaan energi rumah tangga di Pulau Jawa? 3. Berapakah pengaruh perubahan pendapatan rumah tangga terhadap perubahan permintaan energi rumah tangga di Pulau Jawa? 4. Untuk tingkat pendapatan yang berbeda, apakah pengaruh perubahan harga energi dan perubahan pendapatan terhadap perubahan permintaan listrik serta bensin dan solar semakin kecil? 5. Apakah ada perbedaan pola permintaan energi rumah tangga di perdesaan dan di perkotaan Pulau Jawa? 6. Bagaimanakah perkembangan pola konsumsi dan elastisitas energi rumah tangga di Pulau Jawa sejak diberlakukannya konversi minyak tanah ke gas?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku rumah tangga di Pulau Jawa dalam mengkonsumsi energi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan parameter permintaan energi, seperti elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang komoditi-komoditi energi. Khusus untuk bensin dan solar, akan dilihat perilaku permintaan tersebut menurut beberapa kelompok pendapatan. Permintaan energi rumah tangga di Pulau Jawa dan nilai-nilai elastisitas permintaan tersebut akan dilihat perbandingannya antara desa dan kota serta perkembangannya selama dilaksanakannya konversi minyak tanah ke gas, sejak tahun 2007 hingga tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pola perilaku permintaan energi rumah tangga di Pulau Jawa, terkait dengan harga energi dan pendapatan rumah tangga. Bagi pemerintah, menjadi masukan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya dalam kebijakan energi. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam ilmu dan memperluas wawasan di bidang perekonomian. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan bahan atau acuan untuk penelitian selanjutnya. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-Teori 2.1.1 Teori Permintaan Permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan berbagai faktor yang menentukanmemengaruhi keputusan membeli biasa digambarkan dalam suatu persamaan matematika yang disebut dengan fungsi permintaan. Dalam analisa permintaan, praktisnya, fungsi permintaan seringkali dihubungkan dengan harga komoditi saja, sementara faktor- faktor lain yang juga memengaruhi permintaan, dianggap homogen atau tetap ceteris paribus. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan permintaan digambarkan dalam grafik dua dimensi. Ada dua cara mendapatkan fungsi permintaan, yang pertama adalah fungsi permintaan yang diderivasi dari fungsi utilitas. Fungsi permintaan ini disebut fungsi permintaan Marshallian, dalam hal ini komoditi merupakan barang konsumsi akhir. Fungsi permintaan Marshallian disebut juga dengan istilah Marshallian demand equation money-income held constant Clements et al., 1996, atau consumer’s ordinary demand function Henderson dan Quant, 1988 ; McLaren, 1982 ; Hanemann, 1991. Fungsi permintaan Marshallian dapat diperoleh dari derivasi maksimisasi utilitas dengan pembatas atau kendala constraint pendapatan konsumen Christensen et al., 1975 ; Chambers dan Kenneth E.M, 1983 ; Cooper dan McLaren, 1992 ; Clements et al., 1996. Perilaku ini adalah rasionalitas pada perilaku konsumen. Berikutnya adalah fungsi permintaan Hicksian Hicksian demand function yang dari minimisasi pengeluaran pada tingkat utilitas tertentu konstan. Selain faktor harga komoditi itu sendiri, dalam perkembangan teori permintaan, disebutkan permintaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga barang lain, pendapatan, selera, distribusi pendapatan, jumlah penduduk, kemakmuran konsumen, ketersediaan kredit, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan masa lampau, dan tingkat pendapatan masa lampau. Tujuan teori permintaan adalah untuk menentukan berbagai faktor yang memengaruhi permintaan. Permintaan mempunyai hubungan multivariat yang ditentukan oleh banyak faktor secara simultan Koutsoyiannis, 1994. Bentuk matematis kedua fungsi tersebut adalah sebagai berikut: X M = fPx, Py, I……………………....fungsi permintaan Marshalian 2.1 keterangan: X M = jumlah barang X yang diminta Px = harga barang X Py = harga barang Y I = pendapatan dan X H = fPx, Py, U……………………..….fungsi permintaan Hicksian 2.2 keterangan: X H = jumlah barang X yang diminta Px = harga barang X Py = harga barang Y U = utilitas Permintaan yang dianalisa dalam penelitian ini adalah permintaan rumah tangga untuk energi final. Sebagai barang konsumsi, fungsi permintaan yang digunakan adalah fungsi permintaan Marshallian yang diperoleh dari derivasi maksimisasi utilitas konsumen dengan memperhatikan kendala pendapatan konsumen energi rumah tangga. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu fungsi permintaan Varian, 1992, yaitu: 1. Aditivitas Suatu syarat yang menunjukkan bahwa total pengeluaran pada fungsi permintaan sama dengan total pendapatan. Secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut: Σ i p i q i = I ………………………………………………2.3 keterangan: p i = harga komoditas ke-i q i = kuantitas komoditas ke-i I = pendapatan 2. Homogenitas Persyaratan yang menyebutkan bahwa jika pendapatan dan harga berubah dalam proporsi yang sama, maka permintaan terhadap suatu komoditas tidak akan berubah. Hal ini merupakan implikasi dari sifat fungsi permintaan yang homogen berderajat nolterhadap harga dan permintaan. Bentuk matematisnya adalah sebagai berikut: Σ i ε ij + e iI = 0 ………………………………………..…2.4 keterangan: ε ij = elastisitas harga silang komoditas ke-i terhadap harga komoditas-j e iI = elastisitas pendapatan komoditas ke-i 3. Agregasi Engel Agregasi Engel menunjukkan bahwa jumlah tertimbang dari elastisitas pendapatan untuk seluruh komoditas yang dikonsumsi sama dengan satu, ini merupakan cerminan dampak perubahan pendapatan terhadap permintaan. Secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut: Σ i w i e iI = 1 …………………………………..…2.5 keterangan: w i = proporsi pengeluaran komoditas ke-i e iI = elastisitas pendapatan komoditas ke-i Hal ini menunjukkan bahwa seluruh anggaran yang tersedia habis dibelanjakan, dan jika terjadi kenaikan pendapatan maka akan dialokasikan secara proporsional pada seluruh komoditas yang dikonsumsi. 4. Agregasi Cournot Syarat ini mencerminkan dampak perubahan harga terhadap permintaan. Agregasi Cournot menunjukkan bahwa perubahan harga pada salah satu komoditas yang dikonsumsi komoditas j sementara harga komoditas lainnya tetap, akan berdampak pada re-alokasi anggaran belanja sehingga permintaan terhadap komoditas-komoditas akan berubah. Bentuk matematisnya adalah sebagai beikut: Σ i w i ε ij = - w j ………………………………….…2.6 keterangan: w i = proporsi pengeluaran komoditas ke-i w j = proporsi pengeluaran komoditas ke-j ε ij = elastisitas harga silang komoditas ke-i terhadap harga komoditas-j 5. Syarat negativitas dan simetri Slutsky Perubahan harga akan menyebabkan perubahan pendapatan riil. Dampak perubahan ini bisa dipisahkan atas pengaruh substitusi substitution effect dan pengaruh pendapatan income effect. Pengaruh substitusi merupakan pengaruh negatif, yang merupakan syarat negativitas Slutsky. Syarat simetri Slutky menyatakan bahwa apabila pendapatan riil konstan, pengaruh substitusi akibat perubahan harga komoditas ke-j terhadap permintaan komoditas ke-i sama dengan pengaruh substitusi akibat perubahan harga komoditas i terhadap permintaan komoditas j. Efek substitusi dari komoditas i dan j tersebut bersifat simetri, dan kondisi simetri dapat ditulis sebagai berikut : w i ε ij + w j e iI = w j ε ji + w i e jI …………………..2.7 keterangan: w i = proporsi pengeluaran komoditas ke-i w j = proporsi pengeluaran komoditas ke-j ε ij = elastisitas harga silang komoditas ke-i terhadap harga komoditas-j e iI = elastisitas pendapatan komoditas ke-i e jI = elastisitas pendapatan komoditas ke-j

2.1.2 Efek Substitusi dan Pendapatan

Pengaruh perubahan harga akan menimbulkan dua efek, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan Sugiarto et al., 2005. Hipotesis maksimisasi utilitas untuk barang normal adalah turunnya harga barang akan meningkatkan jumlah barang yang dibeli, karena 1 efek substitusi menyebabkan jumlah barang yang dibeli akan lebih banyak sehingga utilitas konsumen bergerak sepanjang kurva indiferen, 2 efek pendapatan menyebabkan jumlah barang yang dibeli lebih banyak karena harga menurun sehingga meningkatkan daya beli. Sehingga utilitas konsumen bergerak ke kurva indiferen yang lebih tinggi Nicholson, 2005. Minyak tanah Y Y 1 A Y 11 C U 2 B U 1 I 2 I 1 Gas X X 1 X B X 11 Sumber: Nicholson, 2005. Gambar 2.1 Efek substitusi dan efek pendapatan karena penurunan harga gas Pada Gambar 2.1, awalnya konsumen memperoleh utilitas maksimum dengan mengkonsumsi gas sebanyak X 1 dan minyak tanah sebanyak Y 1 pada tingkat pendapatan I 1 dan utilitas U 1 . Turunnya harga gas menyebabkan, pada tingkat utilitas dan harga barang minyak tanah yang samatetap, konsumen mampu mengkonsumsi lebih banyak minyak tanah dari X 1 menjadi X B , dengan X 1 X B , inilah yang disebut sebagai efek substitusi. Pada sisi lain, turunnya harga gas, mengakibatkan seolah-olah pendapatan konsumen menjadi meningkat, karena ia mampu membeli lebih banyak barang sehingga bisa mencapai tingkat utilitas yang lebih tinggi U 2 , dengan U 1 U 2 . Efek inilah yang disebut dengan efek pendapatan dari X B ke X 11 ,dengan X B X 11 .

2.1.3 Elastisitas Permintaan

Elastisitas didefinisikan sebagai ukuran persentase perubahan pada suatu variabel yang disebabkan oleh perubahan satu persen variabel yang lain. Elastisitas permintaan menunjukkan persentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat perubahan satu persen variabel yang memengaruhinya, sementara kondisi lainnya diasumsikan tidak berubah. Jika dilihat dari penyebab perubahan permintaan, elastisitas bisa dibagi menjadi elastisitas harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan Salvatore, 1994 ; Henderson dan Quant, 1988.