Partisipasi Dalam Pemanfaatan Pengembangan dan Pengelolaan

104 responden melakukan tindakan partisipasi setelah mendapat pengarahan dari pemerintah. Tabel 15 Partisipasi responden dalam pelaksanaan ekowisata No Responden Partisipasi dalam perencanaan 1 Ibu KJ Memberikan ide, gagasan dalam rapat yang diikuti. 2 Bapak SSP Membantu memberikan dana material untuk papan nama homestay dan perbaikan jalan. 3 Ibu Lis Memberikan pengarahan kepada Ibu-Ibu PKK untuk kemajuan ekowisata di Desa Samiran.

3. Partisipasi Dalam Pemanfaatan Pengembangan dan Pengelolaan

Ekowisata Merapi-Merbabu Partisipasi masyarakat di desa Samiran dalam pemanfaatan pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu dimaksudkan ialah partisipasi di dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil-hasil pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu Masyarakat Desa Samiran ikut memanfaatkan hasil pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu. Hasil pengembangan dan pengelolaan tersebut adalah kesempatan kerja baru di bidang wisata, seperti tenaga pemandu wisata, usaha homestay, usaha warung makan, warung makanan khas, transportasi serta usaha-usaha informal lainnya. 105 Desa Samiran merupakan salah satu desa di Kecamatan Selo yang memiliki banyak homestay. Hal itu ditunjukkan dalam beberapa pernyataan responden yang ditemui. Bapak SSP menyatakan bahwa : “Desa Samiran adalah salah satu desa di Kecamatan Selo yang memiliki banyak homestay, hal ini dikarenakan Desa Samiran ini merupakan pusat keramaian dari Kecamatan Selo, sehingga banyak terdapat tempat untuk melepas lelah ataupun istirahat yaitu di homestay seperti yang saya miliki, harga sewa satu kamar adalah Rp. 25.000,00” Adapun pernyataan yang lain dari masyarakat yang berpartisipasi dengan menghidupkan kembali kesenian tradisional yaitu seni tari. Salah satunya adalah Bapak KD, di menyatakan sebagai berikut : “Dengan adanya pengembangan ekowisata Merapi-Merbabu pemerintah melalui dinas pariwisata membimbing dan membina masyarakat untuk menghidupkan kembali kesenian tradisional yaitu salah satunya adalah tari Soreng yang sewaktu-waktu wisatawan datang dapat disuguhkan sebagai atraksi wisata, penghasilan cukup lumayan Rp. 50.000 per orang setiap satu kali tampil” Partisipasi responden dalam pemanfaatan pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu dengan membuka homestay tersebut sesuai dengan pendekatan partisipasi yang dikemukakan Dursseldorp. Partisipasi responden merupakan partisipasi terinduksi, karena responden melakukan tindakan partisipasi setelah mendapat pengarahan dari pemerintah dalam hal ini Pemerintahan Desa Samiran. Responden berbartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu dengan mengikuti organisasi yang ada di daerahnya, hal itu sesuai dengan pendekatan partisipasi Verhangen. 106 Pernyataan lain di dapat dari masyarakat yang berpartisipasi memanfaatkan hasil pengembangan ekowisata Merapi-Merbabu dengan membuka warung makanan khas. Salah satunya adalah Ibu KJ, dia menyatakan sebagai berikut : “Saya berjualan jadah bakar, tempe bacem dan jajanan yang lain sudah lama sejak jaman nenek saya. Saya termasuk merintis usaha dari nenek saya, hasilnya cukup lumayan dikarenakan wisata di Selo ini sudah berkembang sehingga banyak wisatawan yang mampir untuk mencicipi maupun membeli makanan untuk dijadikan oleh-oleh” Responden melakukan tindakan karena faktor kebiasan Partisipasi responden dalam pemanfaatan pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu sesuai pendekatan Dusseldorp adalah partisipasi bebas, karena dia melakukan kegiatan tersebut tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Selain sarana fisik seperti homestay, bungalow dan warung makanan khas, dibutuhkan pelayanan jasa yang berupa pemandu wisata yang sekaligus sebagai informasi wisata. Tim SAR yang menjaga kenyamanan pendaki gunung, sarana transportasi dan lain sebagainya. Masyarakat Desa Samiran melihat peluang tersebut dan ikut berpartisipasi untuk melengkapi kebutuhan wisatawan di bidang jasa. Bapak Str yang bekerja sebagai pemandu wisata menyatakan bahwa : “Saya menjadi guide pemandu wisata sudah sejak lama, dimulai dengan hobby untuk mendaki gunung, dalam keseharian saya bertemu banyak wisatawan sehingga sedikit demi sedikit dapat berkomukasi dengan bahasa asing. Saya juga pernah mendapat pelatihan dari dinas pariwisata mengenai vulcano tourism dan ecotourism. Sampai sekarang pekerjaan yang dulunya hanya hobby sekarang sudah menjadi pekerjaan pokok, hasilnya lumayan 107 untuk sekedar mendampingi mendaki tidak sampai puncak mendapat bayaran sebesar Rp. 100.000,00” Dari pernyataan tersebut di atas diketahui bahwa pekerjaan sebagai pemandu wisata yang pada awalnya hanya pekerjaan sampingan setelah ada pengembangan dan pengelolaan ekowisata berubah menjadi profesi yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Partisipasi responden dalam memanfaatkan pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu dapat diketahui dari pekerjaan dia sebagai pemandu wisata dan memimpin organisasi “Team Guide Merapi-Merbabu” yang secara langsung berkaitan erat dengan pengembangan dan pengelolaan ekowisata Merapi-Merbabu. Responden memanfaatkan kegiatan ekowisata untuk mencapai responden yaitu mencari penghasilan dari usaha jasa pemandu wisata. Penduduk Selo lebih dari 50 adalah peternak Sapi yang manghasilkan susu untuk dikonsumsi. Wisatawan dapat melihat langsung proses pemeliharan serta pemerahan susu sapi sehingga wisatawan mengetahui prosesnya. Dapat juga wisatawan menikmati susu segar atau untuk dibawa pulang ke rumah. Disamping sebagai beternak warga juga mempunyai ladang yang luas dengan tanaman sayuran segar yang beranekaragam. Wisatawan dapat melihat bagaimana mulai awal menanam, memelihara sampai memanennya. Sayuran yang hijau dan segar dapat dipetik langsung oleh wisatawan sehingga dapat memilih sayuran mana yang dibutuhkan. 108 Untuk jangka panjang pemerintah akan mencoba mensosialisasikan kepada masyarakat untuk memulai budidaya strawberi dan kesemek biji. Untuk buah-buahan dalam hal ini masih dalam taraf uji coba, tetapi melihat potensi Kesemek yang begitu besar saat ini yang dikarenakan masyarakat menanamnya hanya sebagai pembatas lahan. Adapun pernyataan yang lain dari masyarakat yang berpartisipasi dalam pemanfaatan pengembangan ekowisata Merapi-Merbabu, Ibu Lis menyatakan bahwa : “Saya mempunyai inisiatif dengan anggota kelompok saya untuk merintis agrowisata sayuran, hal ini bertujuan agar wisatawan lebih mengenal daerah Selo sebagai daerah penghasil sayur- sayuran segar yang dapat dinikmati secara langsung di lapangan baik dari proses penanaman, perawatan hingga pemanenan. Serta pembuatan keterampilan membuat barang dari bahan yang sederhana dan sudah tidak dipakai lagi. Di samping sebagai kegiatan dari petani juga untuk memajukan ekowisata di Desa Samiran ini pada khususnya” Tabel 16 Partisipasi responden dalam pemanfaatan ekowisata No Responden Partisipasi dalam perencanaan 1 Bapak SSP Membangun homestay 2 Bapak KD Perintis kesenian tari tradisional 3 Ibu KJ Warung makanan khas dan oleh-oleh 4 Bapak Str Pemandu wisata 5 Ibu Lis Merintis agrowisata sayuran serta membuat cinderamata dengan memanfaatkan bahan yang sudah tidak terpakai 109

B. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Masyarakat di