Implikasi Teoritik DAMPAK PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN WISATA GUNUNG MERAPI MERBABU TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MASYARAKAT

142

BAB V PENUTUP

A. Implikasi

1. Implikasi Teoritik

Penelitian ini berpijak pada paradigma Definisi Sosial karya Weber, yaitu dalam analisanya tentang tindakan sosial social action. Weber tidak memisahkan dengan tegas antara struktur sosial dengan pranata sosial, keduanya membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh arti atau penuh makna. Ada 3 teori yang termasuk dalam paradigma Definisi Sosial yaitu teori Aksi, interaksionalisme simbolik dan fenomenologi. Sesuai dengan tema yang diambil dalam penelitian ini, maka teori yang digunakan adalah teori aksi. Menurut teori aksi ini harus ada kondisi situasional dan individu sebagai aktor dan dalam penelitian ini maka aktor yang dimaksud adalah masyarakat di Desa Samiran sedang kondisi situasionalnya adalah dijadikannya Desa Samiran sebagai obyek ekowisata dan kondisi tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Dengan mengacu pada konsep voluntarisme maka kreatifitas para aktor dalam menciptakan cara dan teknik untuk mencapai tujuan terlihat dari cara para aktor mensikapi dan memilih alternatif agar dapat menyesuaiakan diri terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat dijadikannya Desa 142 143 Samiran sebagai obyek ekowisata. Untuk mencapainya para aktor masyarakat mencoba mengambil peluang ekonomi yang ada di sektor pariwisata tersebut. Dalam meraih peluang masyarakat di Desa Samiran mengusahakan berbagai jenis jasa pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan sehingga mereka tidak lagi harus bergantung pada sektor pertanian yang selama ini telah mereka tekuni karena sektor pertanian mereka pandang masih kurang secara ekonomi. Masyarakat di Desa Samiran sebagai aktor dan sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu yang melakukan tindakan sosial berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan ekowisata akan berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional dimana norma-norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan, dimana kondisi situasional tersebut dapat juga membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala yang berupa kondisi situasional di bawah kendali nilai-nilai, norma-norma yang mempengaruhi di dalam memilih tindakan alternatif untuk mencapai tujuan, dimana sebagian ada yang dapat dikendalikan oleh individu. Pemilihan terhadap cara dan alat ini ditentukan oleh kemampuan aktor dalam memilih dan memilih, kemampuan ini disebut voluntarisme. Dari apa yang telah diuraikan di atas kesimpulan utama yang bisa diambil disini adalah bahwa tindakan sosial merupakan suatu proses dimana para aktor turut terlibat dalam pengambilan keputusan yang diinginkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih oleh si aktor sendiri. 144

2. Implikasi Metodologis