memilah materi pelajaran serta mengurutkan materi demi materi kedalam struktur urutan yang logis dan mudah dipahami.
18
c. Bruner Teori free discovery learning Teori ini adalah proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suau aturan konsep, teori definisi dll melalui contoh
yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya. Siswa dibimbing secara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum.
Ia memandang bahwa teori belajar bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajaran bersifat preskriptif. Misalnya, teori belajar
memprediksikan berapa usia maksimal anak untuk belajar penjumlahan, sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana
cara mengajarkan penjumlahan.
19
Tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu
terjadi.
20
Pandangan kognitif melihat belajar sebagai suatu yang aktif. Mereka berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari
informasi untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali, dan mengorganisasi apa yang telah mereka ketahui untuk mencapai
pelajaran baru.
21
3. Tokoh Teori Belajar Humanistik
a. Arthur Combs Tokoh ini menjelaskan bagaimana persepsi ahli-ahli psikologi
dalam memandang tingkah laku. Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat
dari sudut pandangnya. Untuk mengerti orang lain, yang penting adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan
bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau tentang dunianya.
22
b. Maslow
18 Ibid, hal. 12. 19 Ibid, hal. 12-13.
20 Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal. 35. 21 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Op.Cit, hal. 149.
22 Ibid. Hal. 183.
9
Tokoh ini berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk tingkat yang paling rendah yaitu tingkat untuk bisa
survive atau mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Jika manusia secara fisik terpernuhi
kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk
memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini terpenuhi orang akan kembali
mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
23
c. Rogers Melalui bukunya Freedom to Learn and Freedom to Learn for the
80’s, menganjurkan pendekatan pendidikan sebaiknya mencoba membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, lebih personal, dan
berarti. Prinsip-prinsip penting belajar humanistik menurut Rogers yaitu keinginan untuk belajar The Desire to Learn, belajar secara
signifikan Significant Learning, belajar tanpa ancaman Learning Without Threat, belajar atas inisiatif sendiri Self-initiated Learning,
belajar dan berubah Learning and Change.
24
d. Bloom dan Krathwohl Mereka membagi penguasaan siswa dalam belajar menjadi tiga:
1 Kognitif, yang terdiri dari enam tingkatan, yaitu: pengetahuan mengingat dan menghafal, pemahaman menginterpretasikan,
aplikasi penggunaan konsep untuk memecahkan masalah, analisis menjabarkan suatu konsep, sintesis menggabungkan bagian-
bagian konsep menjadi suatu kesatuan yang utuh, evaluasi membandingkan nilai, ide, metode dan lain-lain.
2 Afektif yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu pengenalan ingin menerima dan sadar akan adanya sesuatu, merespons aktif
berpartisipasi, penghargaan menerima nilai-nilai dan setia kepada nilai-nilai tertentu, mengorganisasian yaitu menghubungkan nilai
23 Ibid, hal. 183. 24 Ibid, hal. 184-186.
10
yang dipercaya, pengamalan menjadikan nilai sebagai bagian pola hidupnya.
3 Psikomotor yaitu peniruan menirukan gerak, penggunaan menggunakan konsep untuk melakukan gerak, ketepatan
melakukan gerak dengan benar, perangkaian melakukan beberapa gerakan sekaligus, naturalisasi melakukan gerak secara
wajar. Taksonomi Bloom ini berhasil memberi inspirasi kepada banyak
pakar untuk mengembangkan teori belajar dan pembelajaran. Taksonomi ini banyak membantu praktisi pendidikan untuk
memformulasikan tujuan belajar dalam bahasa yang mudah dipahami, operasional, serta dapat diukur. Teori ini dijadikan pedoman untuk
membuat butir soal ujian.
25
e. Kolb Ia membagi tahapan belajar menjadi empat tahapan yaitu:
1 Pengalaman konkret. Pada tahap pertama dan paling dini ini, siswa hanya mampu mengalami suatu kejadian.
2 Pengamatan aktif dan reflektif. Pada tahap kedua ini, siswa mampu mengadakan observasi aktif dan memahami terhadap kejadian itu.
3 Konseptualisasi. Tahap ketiga ini, siswa mulai belajar membuat abstraksi atau teori tentang suatu hal yang pernah diamatinya.
4 Eksperimentasi aktif. Pada tahap akhir ini, siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru.
Siklus belajar semacam ini terjadi secara berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran siswa sehingga sulit ditentukan kapan
beralihnya, tetapi ada garis tegas antara tahap satu dengan tahap lain.
26
f. Honey dan Mumford Mereka membagi tipe siswa menjadi empat macam:
25 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Op.Cit, hal. 13-15. 26 Ibid, hal. 15-16.
11
1 Siswa tipe aktivis adalah yang suka melibatkan diri pada pengalaman baru dan cenderung berpikiran terbuka serta mudah
diajak berdialog. 2 Siswa dengan tipe reflektor sangat berhati-hati mengambil langkah.
3 Siswa dengan tipe teoris sangat kritis, senang menganalisis, dan tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif.
4 Siswa tipe pragmatis menaruh perhatian besar pada aspek praktis. Siswa tipe ini tidak suka berlarut-larut dalam membahas aspek
teoritis filosofis karena lebih baik praktiknya.
27
g. Habermas tokoh yang dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia
Tipe belajar dibagi menjadi: 1 Tipe belajar teknis, belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya.
2 Tipe belajar praktis, belajar berinteraksi dengan orang disekelilingnya
3 Tipe belajar emansipatoris berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran tentang perubahan kultural suatu lingkungan.
Pemahaman kesadaran terhadap perubahan kultural menjadi tahapan terpenting karena dianggap sebagai tujuan pendidikan yang
paling tinggi.
28
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar 1. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik