Pengertian Pembiakan Vegetatif Grafting

c. Cepat berbuah d. Dapat diperbanyak dalam jumlah besar e. Dapat dilakukan berbagai kombinasi

2.3 Pembiakan Vegetatif Grafting

2.3.1 Pengertian

Grafting atau Sambungan adalah suatu seni, proses dan perlakuan menggabungkan suatu tanaman ke bagian tanaman lain sedemikian rupa, sehingga terjadi persenyawaan dan dapat melanjutkan pertumbuhannya sebagai satu individu tanaman Mahlstede dan Haber 1957. Menurut Ashari 1995 terdapat 2 metode penyambungan, yaitu sambung tunas dan sambung mata tunas. 1. Sambung TunasGrafting Agar persentase jadi dapat memuaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Batang atas dan batang bawah harus kompatibel b. Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan c. Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat d. Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk e. Tunas yang tumbuh pada batang bawah wiwilan harus dibuang setelah penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah tongue grafting, sambung samping side grafting, sambung celah cleft grafting, sambung susu approach grafting, dan sambung tunjang inarching. 2. Sambung Mata TunasOkulasi Budding Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan teknik ini menurut Ashari 1995 adalah sukarnya kulit kayu batang bawah dibuka, terutama pada saat tanaman dalam kondisi pertumbuhan aktif, yakni pada saat berpupus atau daun- daunnya belum menua. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis tanaman. Sebaiknya okulasi dilakukan saat tanaman dalam kondisi dorman. Budding dapat menghasilkan sambungan yang lebih kuat, terutama pada tahun-tahun pertama daripada metode grafting lain karena mata tunas tidak mudah bergeser. Budding juga lebih ekonomis menggunakan bahan perbanyakkan, tiap mata tunas dapat menjadi satu tanaman baru Hartmann et al., 1997. Metode budding yang sering digunakan antara lain okulasi sisip chip budding, okulasi tempel dan sambung T T-budding. Pemilihan metode tergantung pada beberapa pertimbangan, yaitu jenis tanaman, kondisi batang atas dan batang bawah, ketersediaan bahan, tujuan propagasi, peralatan serta keahlian pekerja Ashari, 1995. Menurut Hartman et al. 1997, grafting merupakan suatu seni menyambung dua potong jaringan tanaman yang hidup sedemikian rupa sehingga kedua jaringan tersebut bersatu, tumbuh dan berkembang menjadi tanaman. Bagian bawah dari sambungan yang akan berkembang menjadi sistem perakaran dari tanaman sambungan disebut batang bawah stockrootstock, sedangkan potongan kecil dari tunas yang mengandung dua atau beberapa mata tunas dorman, yang ketika disambungkan batang bawah akan menjadi bagian atas dari tanaman yang akan tumbuh menjadi ranting dan cabang dari tanaman sambungan tersebut disebut batang atas scion. Pada pengertian lain, grafting atau ent adalah menggabungkan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan. Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Tujuan dari grafting ini adalah membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak, dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman Wudiyanto 1994. Secara terperinci juga dijelaskan keuntungan pembiakan vegetatif melalui sambungan, yaitu : a. Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lainnya b. Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau gangguan-gangguan lain yang terdapat di dalam tanah c. Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki d. Dapat mempercepat berbuahnya tanaman

2.3.2 Faktor penentu keberhasilan sambungan