Pengaruh batang bawah terhadap batang atas Perbanyakan batang bawah Aplikasi teknik grafting pada tanaman kehutanan

2.2.4 Pengaruh batang bawah terhadap batang atas

Menurut Ashari 1995 pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain 1 mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, 2 mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas, 3 mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan 4 resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Pengaruh batang bawah terhadap batang atas juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.

2.2.5 Perbanyakan batang bawah

Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tanaman vegetatif klon. Batang bawah asal biji semai lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari pohon induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji Ashari, 1995.

2.2.6 Aplikasi teknik grafting pada tanaman kehutanan

Secara meluas sambungan dan okulasi budding dipakai oleh ahli-ahli holtikultur untuk membiakkan pohon buah-buahan dan tanaman hias, sebab stek dari beberapa jenis tertentu tidak berakar dengan baik dan juga bijinya kurang mempunyai sifat yang baik. Ahli-ahli kehutanan lambat sekali memakai metoda ini secara intensif, tetapi sekarang cara penyambungan telah mulai menjadi alat yang penting dalam program pemuliaan pohon hutan. Grafting secara luas dipakai dalam pembuatan kebun benih dan untuk keperluan lainnya. Menurut Loekito Darjadi dalam Husaeni 1970, Balai Penyelidikan Kehutanan memulai penyelidikan pembiakan vegetatif jenis jati pada tahun 1951, untuk pembuatan kebun benih dengan percobaan okulasi di daerah hutan Blitar dan Suradan. Langkah pembuatan kebun benih di Indonesia dimulai oleh Ir. W.G. Van der Kloot. Dengan berhasilnya okulasi jati 80 di kebun LPPK dan 60 di lapangan meyakinkan untuk berhasilnya okulasi jati secara besar-besaran. Untuk jenis pinus sambungan paling banyak dipakai untuk mengembangkan klon. Percobaan dengan bootle grafting telah berhasil memuaskan. Selanjutnya dengan cara bootle grafting LPPK telah memperluas kebun benih Pinus merkusii sampai seluas 10 ha. Metoda penyambungan dipakai pula untuk membiakkan jenis-jenis pohon untuk keperluan penelitian. Menurut Kramer dan Kozlowski dalam Husaeni 1970 telah mengemukakan bahwa jenis-jenis exotik yang tidak tumbuh baik pada lingkungan yang tersedia, sering dapat ditumbuhkan dengan cara penyambungan dengan stek lokal. Inarching adalah cara yang lebih mudah untuk jenis pinus di daerah semi arid California. Pemakaian teknik budding untuk mengintroduksi bentuk-bentuk pohon unggul ke dalam hutan dan dengan demikian memperbaiki tegakan yang berkualitas rendah. Ahli-ahli patologi telah menemukan cara sambungan sebagai alat yang berguna dalam mempelajari penyakit pohon. Banyak dari penyakit virus pada pohon dapat dipindahkan dengan cara menyambung dengan pohon yang di infeksi seperti ranting, dahan, batang, bagian kulit atau akar kepada pohon yang sehat. Menurut Kramer dan Kozlowski dalam Husaeni 1970 telah mendapatkan inarching atau bridge grafting sangat berguna dalam menyelamatkan pohon chesnut yang berpenyakit. Sambungan telah pula dipergunakan untuk memproduksi pohon-pohon yang kuat dan tahan terhadap penyakit. Batang pohon peach dapat disambung pada rootstock yang tahan terhadap nematoda.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor yang dilakukan pada bulan Juni 2009 hingga bulan September 2009.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah bibit Merbau dengan diameter 4-8 mm yang ditanam dalam polybag sebagai rootstock, sedangkan untuk scion digunakan pohon induk Merbau berumur 10 tahun yang berada di Persemaian Silvikultur. Selain itu juga digunakan alkohol 70 untuk mensterilkan alat grafting. Peralatan yang digunakan yaitu cutter, kertas koran, kantong plastik bening, plester paralon, sprayer, gunting, higrometer, termometer maksimum minimum, alat tulis, kalkulator, kamera, dan alat penyiram. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pemilihan batang bawah rootstock Batang bawah merupakan batang yang berfungsi sebagai batang bagian yang masih memiliki sistem perakaran. Batang bawah ini berasal dari bibit Merbau yang berasal dari biji dan telah berumur sekitar 8-12 bulan atau diameter bahan stock antara 4-8 mm. Bibit yang berasal dari benih ini dimaksudkan supaya perkembangan sistem perakaran lebih kuat dan dalam, karena memiliki akar tunggang, sehingga relatif tahan terhadap kekeringan. Batang bawah yang dipilih mempunyai batang yang lurus, tidak banyak percabangan dan pertumbuhannya baik dan sehat.

3.3.2 Pemilihan batang atas scion

Batang atas sambungan berasal dari pohon induk, yaitu pohon yang pertumbuhannya baik, batang lurus, berdiameter besar, tinggi dan bertajuk ramping serta bebas dari hama penyakit. Pohon induk ini berada di Persemaian