1.4. Perubahan Sistemik Akibat Olahraga
Olahraga atau aktivitas fisik mempunyai kecenderungan memberikan beban kerja yang lebih pada tubuh. Bila beban ini diberikan terus menerus pada tubuh,
maka berbagai sistem dalam tubuh akan mengalami perubahan untuk bekerja lebih efisien dibawah tambahan beban tersebut. Beberapa sistem organ yang
terlibat adalah sistem respiratori, sistem kardiovaskular, endokrin, dan sistem neuromuskular Katch, 2011.
Sistem respiratorik atau pernafasan memegang peranan penting dalam olahraga, selain berperan dalam pemasukan oksigen ke tubuh, sistem ini juga
mengatur pengeluaran CO
2
Sistem kardiovaskular, seperti sistem respirasi, juga terlibat dalam berbagai fungsi seperti penghantaran oksigen dan nutrisi ke jaringan yang membutuhkan,
transport zat sisa, regulasi panas tubuh dan keseimbangan asam-basa darah. Sistem ini bekerja bersama-sama dengan sistem lainnya untuk memenuhi
kebutuhan tubuh saat aktivitas fisik. Tekanan darah merupakan salah satu parameter yang mengalami kompensasi paling cepat pada sistem ini, olahraga tipe
enduranceketahanan meningkatkan tekanan darah untuk memenuhi kebutuhan perfusi jaringan-jaringan tubuh yang membutuhkan. Keadaan ini berbeda dengan
olahraga tipe kekuatan yang meningkatkan tekanan darah akibat otot-otot rangka yang bekerja menekan arteriol perifer dan meningkatkan resitensi vaskular. Pada
individu yang terlatih dengan olahraga aerobik dapat ditemukan peningkatan ukuran jantung massa otot dan volume ruang jantung dan volume plasma yang
lebih signifikan dibanding individu yang terlatih dengan olahraga anaerobik Katch, 2011.
dari tubuh, regulasi suhu tubuh melalui pengeluaran uap air, dan juga keseimbangan asam-basa yang cenderung bergeser saat aktivitas
fisik. Pada olahraga tipe aerobik, sistem pernafasan meningkat terutama untuk memenuhi kebutuhan penghantaran oksigen, sedangkan pada olahraga anaerobik
adaptasi sistem ini lebih kepada penyeimbangan asam-basa akibat produksi laktat yang tinggi.
Berbeda dengan kedua sistem yang telah dibahas, sistem neuromuskular mengalami perubahan yang lebih dapat diamati secara makroskopis. Secara umum
terdapat dua tipe serabut otot; serabut fast-twitch dan slow-twitch. Serabut tipe fast-twitch merupakan otot dengan kemampuan menghasilkan energi cepat dengan
proses metabolisme anaerob, sedangkan serabut slow-twitch bergantung pada metabolisme aerob sebagai sumber energinya. Pada individu yang terlatih dalam
olahraga tipe anaerobik, pada ototnya ditemukan peningkatan ukuran sel hipertropi akibat peningkatan serabut aktin-miosin, enzim-enzim glikolitik,
penurunan jumlah mitokondria dan warna otot cenderung lebih pucat. Sedangkan pada otot individu yang terlatih dalam olahraga aerobik ditemukan peningkatan
jumlah maupun ukuran mitokondria, vaskularisasi, enzim-enzim mitokondria dan myoglobin sehingga warna otot tampak lebih merah Tipton, 2003.
1.5. Pengaruh Olahraga terhadap Hemoglobin