Evaluasi kegiatan perikanan pancing tonda di Pacitan terhadap kelestarian sumberdaya ikan tuna
EVALUASI KEGIATAN PERIKANAN PANCING TONDA
DI PACITAN TERHADAP KELESTARIAN
SUMBERDAYA IKAN TUNA
ROISUL MA ARIF
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(2)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing
Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna adalah karya saya
sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, 18 Juli 2011
Roisul Ma arif
(3)
ABSTRAK
ROISUL MA ARIF, C44070028. Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di
Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna. Dibimbing oleh TRI WIJI
NURANI dan PRIHATIN IKA WAHYUNINGRUM.
Kegiatan perikanan pancing tonda cukup efektif untuk menangkap ikan tuna,
namun hasil tangkapan ikan tuna lebih banyak berukuran kecil. Jenis ikan tuna
yang dominan ditangkap adalah
yellowfin tuna
(Thunnus albacares). Penelitian
ditujukan untuk mendeskripsikan kegiatan operasi penangkapan dan penanganan
ikan tuna dengan menggunakan pancing tonda di Pacitan, menentukan tujuan
pemasaran ikan tuna yang didaratkan di Pacitan serta menentukan komposisi dan
kualitas hasil tangkapan ikan tuna dalam kaitannya dengan kelestarian
sumberdaya tuna. Hasil tangkapan tuna untuk ekspor tidak dipasarkan di Pacitan,
karena belum ada perusahaan untuk ekspor tuna di Pacitan. Salah satu daerah
pemasaran produk ekspor tuna terdapat di Pasuruan. Hasil tangkapan tuna dengan
bobot lebih dari 10 kg langsung dipasarkan ke Pasuruan, sedangkan tuna dengan
bobot kurang dari 10 kg disalurkan melalui pasar lokal. Berdasarkan 150 sampel
ikan tuna yang diuji, komposisi hasil tangkapan menunjukkan bahwa 48 ekor atau
sekitar 32% ikan tuna sudah layak tangkap, sedangkan 102 ekor atau sekitar 68%
ikan tuna tidak layak tangkap.
Pengukuran organoleptik ikan tuna yang
memenuhi syarat ekspor yaitu berjumlah 41 ekor (27,33%).
Kata kunci: komposisi kualitas hasil tangkapan, komposisi ukuran, Pacitan,
pancing tonda, sumberdaya tuna
(4)
©
Hak cipta IPB, Tahun 2011
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
1)
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis
ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber:
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2)
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.
(5)
EVALUASI KEGIATAN PERIKANAN PANCING TONDA
DI PACITAN TERHADAP KELESTARIAN
SUMBERDAYA IKAN TUNA
ROISUL MA ARIF
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(6)
Judul Skripsi :
Nama :
NRP :
Mayor :
Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di Pacitan
terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna
Roisul Ma arif
C44070028
Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui:
Pembimbing I,
Dr.Ir.Tri Wiji Nurani, M.Si
NIP 19650624 198903 2 002
Pembimbing II,
Prihatin Ika Wahyuningrum, S.Pi, M.Si
NIP 19780613 200801 2 011
Diketahui:
Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Dr.Ir.Budy Wiryawan, M.Sc
NIP 19621223 198703 1 001
(7)
KATA PENGANTAR
Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Judul yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2010 ini adalah Evaluasi Kegiatan
Perikanan Pancing Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr.Ir.Tri Wiji Nurani, M.Si dan Prihatin Ika Wahyuningrum, S.Pi, M.Si atas
arahan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini;
2. Dr.Ir.Muhammad Imron, M.Si selaku Komisi Pendidikan Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Dr.Ir.Domu Simbolon, M.Si selaku
penguji tamu;
3. Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas ilmu yang telah
diberikan selama ini;
4. Drs. Suwoto, MH selaku Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten
Pacitan, Bapak Choirul Huda selaku pengelola PPP Tamperan, Bapak Djohan
selaku Kepala UPT Pelayanan dan Pengembangan TPI Tamperan, Bapak
Nurdin Toha selaku staff TPI Tamperan, Mas Fauzi, Bapak Marsono, dan
Keluarga Besar Bapak Bibit Sumarno;
5. Papa, Mama, Eyang, dan Adik-adikku atas semua doa, nasehat, inspirasi,
semangat serta kasih sayang kepada penulis;
6. Danang Setiawan, Oktavianto Prastyo D, dan Yudhi Romansyah atas
bantuannya selama penelitian dan pengolahan data;
7. Keluarga Bagan PSP (Beni, Ade, Dudi, Reza, Ryan, dan Dede), keluarga
PASMAD, dan Suci Y.M atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini;
8. Teman-teman seperjuangan PSP 44, adik-adik PSP 45, dan PSP 46 atas segala
dorongan, inspirasi dan semangat kepada penulis;
9. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, Juni 2011
Roisul Ma arif
(8)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 23 Maret
1990 dari Bapak Ir.Widodo dan Almh. Umi Yusroh. Penulis
merupakan putra pertama dari tiga bersaudara.
Penulis lulus dari SMA Negeri 5 Madiun pada tahun
2007 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih
Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah
Rekayasa Tingkah Laku Ikan pada tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012, serta
mata kuliah Eksplorasi Penangkapan Ikan pada tahun ajaran 2011/2012. Pada
tahun 2010 dan 2011 penulis menerima program hibah pendanaan bidang
kewirausahaan, dan penelitian PKM, serta program hibah pendanaan Program
Mahasiswa Wirausaha pada tahun 2010. Penulis juga mendapat Peringkat II
Mahasiswa Berprestasi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Penulis
aktif di berbagai organisasi kampus IPB seperti staff Divisi HUBLUKOM BEM
FPIK periode 2009-2010, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) periode 2010-2011, dan Ketua Umum
Paguyuban Sedulur Madiun (PASMAD) Bogor periode 2009-2010.
Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Evaluasi
Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya
Ikan Tuna untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Mayor Teknologi
dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan dan dinyatakan lulus dalam sidang sarjana pada tanggal 20 Juni 2011.
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
...
xi
DAFTAR LAMPIRAN
...
xii
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Tujuan Penelitian...
2
1.3 Manfaat Penelitian...
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unit Penangkapan Ikan ...
4
2.1.1 Kapal dan nelayan ...
4
2.1.2 Alat tangkap pancing tonda ...
5
2.1.3 Umpan ...
6
2.1.4 Rumpon ...
6
2.2 Hasil Tangkapan...
7
2.3 Deskripsi dan Klasifikasi Tuna ...
7
2.4 Tingkah Laku Tuna ...
11
2.5 Penyebaran dan Ruaya Tuna ...
11
2.6 Kondisi Oseanografis yang Mempengaruhi Keberadaan Tuna...
12
2.7 Penanganan Tuna ...
13
2.7.1 Penanganan tuna di atas kapal...
13
2.7.2 Penanganan tuna di pelabuhan perikanan ...
20
2.8 Tujuan Pemasaran Tuna ...
22
2.9 Kelestarian Sumberdaya Ikan...
23
3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...
25
3.2 Metode Pengumpulan Data ...
25
3.2.1 Data primer...
26
3.2.2 Data sekunder ...
26
3.3 Analisis Data ...
27
3.3.1 Analisis kegiatan operasi penangkapan dan penanganan ikan....
27
(10)
x
3.3.3 Analisis komposisi dan kualitas hasil tangkapan ...
27
4
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian ...
29
4.1.1 Kondisi geografi dan topografi ...
29
4.1.2 Kondisi demografi...
30
4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Kabupaten Pacitan...
31
4.3 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan ...
34
4.4 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di PPP Tamperan ...
34
4.4.1 Unit penangkapan ikan...
34
4.4.2 Sarana dan prasarana PPP Tamperan ...
37
5
HASIL PENELITIAN
5.1 Kegiatan Operasi Penangkapan dan Penanganan Ikan...
39
5.1.1 Unit penangkapan ikan...
39
5.1.2 Metode pengoperasian pancing tonda ...
44
5.1.3 Penanganan hasil tangkapan di atas kapal...
45
5.2 Aspek Pemasaran ...
46
5.3 Komposisi dan Kualitas Hasil Tangkapan ...
48
5.3.1 Komposisi jenis hasil tangkapan tonda...
48
5.3.2 Komposisi ukuran tuna yang tertangkap ...
49
5.3.3 Penanganan mutu hasil tangkapan ikan tuna...
51
6
PEMBAHASAN
6.1 Kegiatan Operasi Penangkapan dan Penanganan Ikan...
53
6.2 Aspek Pemasaran ...
57
6.3 Komposisi dan Kualitas Hasil Tangkapan ...
58
7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan...
60
7.2 Saran ...
60
DAFTAR PUSTAKA
...
61
(11)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Komponen pokok dan bahan dari sebuah rumpon ...
7
2 Syarat mutu dan keamanan pangan untuk tuna segar
sashimi
...
17
3 Syarat mutu dan keamanan pangan untuk tuna
loin
segar ...
20
4 Harga ikan tuna di Provinsi Jawa Timur tahun 2001-2008...
23
5 Luas wilayah perairan berdasarkan wilayah kewenangan ...
29
6 Panjang pantai per kecamatan berdasarkan kondisi pantai ...
30
7 Jumlah produksi perikanan tangkap per kecamatan di Kabupaten Pacitan
tahun 2005-2009...
34
8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPP Tamperan tahun
2006-2009 ...
35
9 Perkembangan kapal tonda di PPP Tamperan tahun 2007-2010 ...
36
10 Perkembangan alat tangkap di PPP Tamperan tahun 2006-2009...
36
11 Perkembangan nelayan di PPP Tamperan tahun 2006-2009...
37
12 Fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang di PPP
Tamperan...
38
13 Posisi pemasangan rumpon nelayan dan komposisi hasil tangkapan...
43
14 Posisi pemasangan rumpon bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pacitan ...
43
15 Harga ikan tuna yang ditetapkan oleh TPI PPP Tamperan Kabupaten
Pacitan ...
48
16 Karakteristik hidup ikan tuna ...
51
17 Nilai organoleptik ikan tuna yang didaratkan oleh kapal tonda di PPP
Tamperan...
51
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pancing tonda dalam operasi penangkapan...
5
2 Beberapa spesies ikan tuna...
8
3 Peta Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur...
25
4 Pengukuran panjang total ikan ...
28
5 Beberapa lokasi TPI di Kabupaten Pacitan ...
33
6 Konstruksi kapal tonda di Kabupaten Pacitan...
39
7 Alat tangkap pancing tonda dan bagian-bagiannya di Kabupaten Pacitan .
41
8 Nelayan pancing tonda di Kabupaten Pacitan ...
42
9 Desain rumpon nelayan di Kabupaten Pacitan...
43
10 Pemberat dari cor semen ...
44
11 Perbekalan yang dibutuhkan dalam setiap operasi penangkapan...
45
12 Penanganan ikan tuna di atas kapal ...
46
13 Proses distribusi hasil tangkapan ikan tuna di Pacitan ...
47
14 Komposisi berat total tuna yang didaratkan per kapal dan sampel berat
total tuna per kapal ...
49
15 Komposisi jenis hasil tangkapan tonda ...
49
16 Komposisi ukuran tuna yang tertangkap ...
50
(13)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Distribusi kisaran ukuran panjang tubuh ikan tuna (
Thunnus
sp) yang
tertangkap ...
66
2 Distribusi kisaran berat tubuh ikan tuna (
Thunnus
sp) yang tertangkap ...
67
3 Data
sheet
untuk data utama...
68
4 Produksi per jenis ikan selama tahun 2004-2009 di Kabupaten Pacitan...
78
(14)
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
y
y
u
t y
tu
y
y
tu
u
t
y
y
t
t
t
y
t
t u
t
t
y
u
t
y
t
t
u
t
ZEEI
merupakan jalur
migrasi beberapa jenis ikan tuna (Dahuri, 2008).
Ikan tuna mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas, hidup di perairan
pantai dan lepas pantai, di daerah tropis dan subtropis, meliputi Samudra Hindia,
Pasifik dan Atlantik. Penyebaran tidak dibatasi oleh garis lintang. Kelompok ikan
tuna merupakan spesies yang mampu berenang cepat dan jauh, dan secara
bergerombol menempuh jarak ribuan mil, melintasi samudra yang satu ke
samudra lainnya (
highly migratory species
) (Nakamura, 1969).
Salah satu cara atau jalan yang ditempuh untuk memenuhi permintaan ikan
tuna, yaitu dengan penangkapan ikan tuna.
Penangkapan ikan tuna dapat
dilakukan dengan menggunakan pancing tonda (Nurani, 2010). Pancing tonda
merupakan alat penangkapan ikan yang dioperasikan secara aktif dengan cara
ditarik oleh perahu motor atau kapal kecil.
Pancing tonda (pancing tarik)
merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis
ikan pelagis seperti tuna, cakalang, dan tongkol yang biasa hidup dekat
permukaan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan kualitas daging yang
tinggi (Gunarso, 1998).
Pancing tonda sangat terkenal di kalangan nelayan
Indonesia karena harganya relatif murah dan pengoperasiannya sangat mudah
untuk menangkap tuna berukuran kecil di dekat permukaan (Nugroho, 1992).
Kabupaten Pacitan sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia menjadi tempat kegiatan perikanan tangkap
yang sedang berkembang. Komoditas ikan yang terdapat di perairan Kabupaten
Pacitan (Samudera Hindia) yaitu jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang,
tongkol, tenggiri, marlin, dan lemadang. Penangkapan tuna di perairan Kabupaten
(15)
! "#$
t
"% &'"( )*+, " -$ %* $ ". *$ /"0)0"% * +% 1"% "/ "t t
"%10" 2 2"%#$ % 1t
3 %* " &4$%"s
5+/ "u
t
"%*"%! + ,$ 0"%"%5"6)2"t
+%! "#$t
"%7899:.;! +%"%10 "2"%
t
)%" * +% 1" % (+%11)% "0"% 2"%#$ %1t
3 %*" (","0*$/"0)0"% *$ 2+,"$,"%'+/ "t
"%<"w
"&'"( )*,"- $ %*$". &=), "($%7899>?-"%*,$"%"7899 @? A3B B 7 899C.; -"B$/t
"% 10"2 "% $0"%t
)%" *+% 1"% (+ %11)%"0 "% 2 "%#$% 1t
3 % *" / +6$ D 6"%y
" 0y
"% 1 6+,)0), "% 0+#$/; ! +%+/$t
$"%y
"% 1 * $ / "0)0"% 3 /+D &-"%*,$ "% "7899@. ( +%1"t
"0"% 6"DE" 03(23B$B$ D"B$ /t
"%10"2" % $ 0"%t
)%"y
"% 1t
+,t
"% 10 " 2 3 / +D 2"%#$ % 1t
3 %*"* +% 1"% ( +%11)% "0"% "/"t
6"%Fu
,u
( 23 % *$ 2+,"$, "% ! "/"6) D"%,"tu
( +(2)%y
"$6+,"t
,"t
" G ,"t
" B+0$t
", H7880$/31, "( &01.; - "B$/t
"% 10"2 "% $0"%t
)%"t
+,B+6)F
t
$ * "0 (+% 1)%Fu
%10"% B+#"," +03 %3( $7 0 ",+%" $ 0"%t
)%" )%F)0 +0B23 , D",u
s
( +(2)%y
"$ 6+,"t
/ +6$D*",$8>
01I +03 , & J'=7K::8.; L )M )"%
u
t
"(")B"D" 2+,$0"%"%t
)%" "*"/ "D 2 ,3 *)0 *+%1"% 0)"/$t
"s
+ 0B23 ,7 0D)B)B%"y
*"/"( 6+%F)0t
)%" B+1", &
fresh tuna
. &=),"%$7 89K9.; ! "B", <+2"%1 0D)B)B )%F)0 2,3 * )0t
)%" B+1",*"%t
)%"6+0)sashimi
&=),"%$& Wisudo, 2007). Produk tuna ekspor segar
untuk
fresh sashimi
adalah ikan tuna yang memiliki nilai organoleptik minimal 7
(BSN, 2006
a
). Apabila penangkapan ikan tuna berukuran kecil terus dilakukan,
maka keberlangsungan hidup dan kelestarian sumberdaya tuna akan terganggu.
Oleh karena itu penelitian mengenai Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda
di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna penting dilakukan.
1.2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1)
Mendeskripsikan kegiatan operasi penangkapan dan penanganan ikan tuna
dengan menggunakan pancing tonda di Pacitan;
2)
Menentukan tujuan pemasaran ikan tuna yang didaratkan di Pacitan;
3)
Menentukan komposisi dan kualitas hasil tangkapan ikan tuna dalam
kaitannya dengan kelestarian sumberdaya tuna yang didaratkan di Pacitan.
1.3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:
1)
Informasi bagi nelayan mengenai penanganan ikan tuna yang baik di atas
(16)
OP QR STUV WXY ZW [Y \]R[^X W_ W \] UY ` WRWR V]R[]R WY ` UY
t
] UYWa` UYt
]UYWy
WR[ ZWY ` ^Rb^`b^R W]` X\ TUX][W UcdP QR STUV WXY ZW [Y \]V ] UYRbW_ eWf WV V]R]Rb^` WR `] ZY g W` WR \]R[]fTf W WR \] UY` WR WR\WRhYR[
t
TR eWeYiWhYt
WR j(17)
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Unit Penangkapan Ikan
2.1.1 Kapal dan nelayan
lmno pqrsot suv uw
t
mn xut
yqzrut
xuqt sur{y
| run } sy ~ rxtt
yqw yt
us xt zu}t un zrq tt
un
q run } ~yotn zyq uxu xt zu}t un
t
yn } uxt zu}t un u
t
us
qu
un } sy ~ rxtt
yq xuv u
t
q run } l n us u
u l uv uw
vuwsu tsun
t
yqwyt
us xt zu}t unuw run { luv uw v un tn }
t
mn xu zyqrsrqun oy stt
uq t
yqzrut
xuq t suy
u
ut
t Tektona
grandis
xun suy
u
rwtn Eusiderrixylon
o vv {{ t~yno t suv uwux uw u v unun } ~y
t
yq ~w y zuq ~yyqt
~ t
tn}}t ~yt
yq ~{ luvuwt
mn xu ~yn }}rn us un ~yotn xuwu~ inboard engine
zyq sy srut
un o ystt
uq l{ yqzu}ut ~yqy s ~yo tn zt uo u x t}rn us un o yv yqt
t ~yo tn l rzm pu ut
uu
~yotn un ~ uqrqun t {yn un}s uv un tsun xyn } un v un tn }
t
mn xu xtwusrsun v uxu o t un } uqt { t uv vyqur zt uouny
u ~ y~ zuw
u wy zt xuqt xru zr u v un tn}y
un} xtt
mn xu o ysuw t}ro { ynmn xuunxtw usrsun xy n}un ~yn}rwrqt
uwtsrq un }w y ztxruvyqt
t}u xuq to ywrq r v unun }t
uw t v un tn}y
un } xtoy xt usun rzun t& Barus, 1989). Satu kapal tonda
akan menarik 4 tali pancing di sisi kanan kapal, 4 di sisi kiri dan 2 di belakang
(Nurani, 2010).
Pancing tonda umumnya dioperasikan dengan perahu kecil, jumlah nelayan
yang mengoperasikannya sebanyak 4-6 orang yang terdiri 1 orang nakhoda
merangkap
fishing master
, 1 orang juru mesin dan 2-4 orang ABK yang
masing-masing mengoperasikan satu atau lebih pancing pada saat operasi penangkapan
berlangsung (Sainsbury, 1971).
Kecepatan perahu pada saat menonda mempengaruhi
keberhasilan
penangkapan sesuai dengan tujuan ikan sasaran. Perahu/kapal untuk menangkap
ikan pelagis jenis ikan umpan, kecepatan menonda harus lambat (1-3
knot
).
Waktu penangkapan ikan cakalang dan tuna muda di pagi hari dengan kecepatan
perahu sekitar 4-5
knot
, dan pada siang hari kecepatan menonda sekitar 7-8
knot
(18)
2.1.2 Alat tangkap pancing tonda
t
¡ ¢£¤¥¦ § ¨ © ª ¨ tu
© t
¦£ § ¦ §y
t
£¤¢s
¥§ ¡© ¢ §£© ¢¦ § ¦ y
¡«£ ¤t
© ¦ ¬ ¡ ¡t
¤ § © £ ª ¦£ ¤ ªu
t
u
§ ¦ © ® ¥ ¡ ¤¢¯ °±±²³´ µy
§ «£¶¥§ ¡ ¢¢ ¦ t
¡ troll line
³y
¦¡¦ ¤ ¨¦
y
¡© ª¨ ¢ ® ¥«& Barus, 1989).
Sumber: Subani dan Barus, 1989
Gambar 1 Pancing tonda dalam operasi penangkapan.
Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang
biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai
kualitas daging dengan mutu tinggi (Gunarso, 1998). Sainsbury (1986)
menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan
oleh:
1)
Kemampuan pendugaan tempat pengkonsentrasian yang banyak didiami
jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan;
2)
Kesiapan ikan-ikan untuk memakan umpan;
3)
Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun
termoklin yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan
pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif terhadap
hal ini;
(19)
¸¹ º»¼½
y
y
¾ ¼ ¿ À ½Á¾Â ½ÃÄ ¾¼ Å ¾½Ä Æ ÃÇÁ È Ç ½¼ Ⱦ»É »¼propeler
Ä ¾É ¾Ã À ¾É ¾t
ÈǼ¿¿¾¼ ¿¿u
À ¾¼ È Ç¼ ¿u
Â½Ê ½Ä ¾¼ Ë½Ä ¾¼ ¾ ¼ ¿y
ÈÇÈÅ »¼Ìu
t
½ Ä ¾É ¾Ãy
¾¼ ¿  ÇÀ ¾¼¿ À ½ÆÉ Çʾ ½Ä ¾¼Í ÎÇÁ»Å »¼ ¿¾ ¼ Á¾Ã ½¼½Ï É ÇʾÁ» ¾t
¾u
Ä ¾É ¾Ãy
¾¼ ¿ À ½¿ÇʾÄÄ ¾¼ Æ ÃÇ Át
Ǽ¾ ¿¾Ã¾
y
¾ÊÏ̾ÈÉ ¾Ä ¼y
¾Ðu
st
Êu
¾Ä ¾¼ÃÇÅ ½ÁÅ ¾½ÄÍ2.1.3 Umpan
ÑÈ »È¼¾
y
½Ä¾¼ È Ç¼À Çt
ÇÄ Â ½ È ¾¼¿Â ¾È Çþà »½reseptor
¾¼ ¿y
À ½È½Ã½Ä ½¼y
¾ÏÀ¾¼ Á¾Ã½ ¼½ Å ÇÊ¿¾¼Ì»¼ ¿É ¾À¾ÐǼ½s
reseptor
t
ÇÊt
ǼÌu
y
¾ ¼¿ÈǼÀÆȽ¼¾Â ½É ¾À¾ÐÇ ¼½s
½Ä ¾¼t
ÇÊÂÇÅ »ÌÍ ÒÇȽà ½Á¾¼ »ÈÉ ¾¼ À ½Â Ç »¾½Ä ¾¼ À Ǽ ¿¾¼ Ä ÇÂ»Ä ¾¾¼ È ¾Ä ¾¼ ½Ä ¾¼  ¾Â¾Ê¾¼Ï À Ǽ¿¾¼ È ÇÈ ÉÇÊ
t
½ÈÅ ¾¼ ¿Ä ¾¼ Ä ÇÈ¾È É » ¾¼ ½Ä ¾¼ È Ç¼À Çt
ÇÄ Â ½ È¾Ä ¾¼ ¾¼ Ó Ô »¼¾ÊÂÆ Ï ÕÖÖ×¹ÍÑÈ »È¼¾
y
ɾ¼Ø½¼¿t
Æ ¼À¾ ÈǼ ¿¿»¼¾Ä ¾¼ »È É ¾¼t
½Ê»¾¼ Óimitation bait
¹Ï ¾À¾ É »Ã¾y
¾¼ ¿ÈǼ ¿¿»¼¾Ä ¾¼»È É ¾¼Å Ǽ¾ÊÓtrue bait
¹Í ÑÈÉ ¾¼t
½Ê»¾¼t
ÇÊs
ÇÅ »ÌŽ ¾À ¾Ê½ Å »Ãu
¾¾Èy
Óchicken feaders
¹Ï Å »Ãu
ÀÆÈ Å ¾ Ósheep wools
¹Ï Ä ¾½¼ËÄ ¾½¼ ÅÇÊw
¾Ê¼¾ È Ç¼¾Ê½ÄÏ Å ¾Á ¾¼ À ¾Ê½ É Ã¾st
½Ä Å ÇÊÅ Ç¼Ì»Ä È ½ ¼½¾»Êt
ÈǼy
Çʻɾ½ ¾Â ý ¼¾y
ÓȽ ¾üy
¾Ù Ø»È ½ËØ»È½Ï ½Ä ¾¼ÏÀ ¾¼ þ½¼Ëþ½ ¼¼y
¾ ¹ ÓλŠ¾¼½& Barus, 1989). Umpan merupakan
satu-satunya perangsang bagi ikan untuk mendekati mata pancing dalam
pengoperasian pancing tonda. Ukuran umpan tergantung ukuran mata pancing,
pancing ukuran 10 menggunakan ukuran umpan 2,5 cm; pancing ukuran 9
menggunakan umpan 6,5 cm; pancing ukuran 5-7 menggunakan umpan ukuran
10,5 cm (Nurani, 2010).
2.1.4 Rumpon
Rumpon biasa juga disebut dengan
Fish Agregation Device
(FAD), yaitu
suatu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul
dalam suatu
catchable area
.
Bahan dan komponen dari rumpon
bermacam-macam, tetapi secara ringkas setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen
seperti pada Tabel 1.
Di Indonesia, umumnya rumpon masih menggunakan
bahan-bahan alami, sehingga daya tahannya juga sangat terbatas.
Nelayan
umumnya menggunakan pelampung dari bambu, sedangkan tali temalinya masih
menggunakan bahan alamiah, biasanya dari rotan dan pemberatnya menggunakan
batu sedangkan atraktornya daun kelapa. Rumpon jenis ini biasanya dipasang di
perairan dangkal dengan tujuan untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis kecil.
(20)
ÛÜÝÞßà áâ
u
t
ãâáâ Ý ÝäàååÜàâæ âàt
â áç èt
äÝâáç ãâéçsintetic fibres
êt
â áçnylon
ëì ã äàåâàíÜîÜâàÜíâ ÝâÝäàåÜÝÞ Üáæâàç æâàáây
â à åìt
Üàâ ìãâàïâ æâ áâà åðñâò äáóôß ÝÞßà äàÞß æßæãâàòâõâàã âéçö äò Üâõé ÜÝÞßà
No.
Komponen
Bahan
÷
Float
ø ù úûu
üýùs
þ ÿ ù ý ÿ ù úû ùt
mooring line
ù ý ÿ
Wire
ùþ ùÿ
Swivel
ü úÿ ù
t
ÿ ùt
atractor
ùu
ýù ù
ù ÿû ùs
ü úûù
t
bottom sinker
ø ùtu
øþu
úûu
ÿúù2.2
Hasil Tangkapan
âö çá
t
âàåæâÞ âàu
t
â Ýâ ÜàíÜæt
ßàãâ Þ äéâç éâà Þ äé ÝÜæââà âçy
tu
t
ßàåæß áìïâ æâáâà åì
t
äà ååçéç ì Ýâãç ãç õâàåì öät
Üõ Üæì â áu
èâ áu
ì öÜàåáç éì ò äò äéâ Þâ îäàçs
æä ð âö ç át
âà åæâÞ âà áâÞçö âà ãâ áâÝt
äéu
t
âÝâ ò äé ÜÞ â ïÜÝç èïÜÝçì ö äãâà åæâ à ÜàíÜæ áâÞç öâàãâö âét
äéâÝâu
t
Ý âà Üà åìy
Þ âéç ìïu
ïu
t
ìåÜáâÝâõ ìö äàâà åçà ìæ äéâÞ Üìã âà áâçà è áâç àêÜòâàç& Barus, 1989).
Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan
bonito (
Scomberomerous
sp.), tuna, salmon, cakalang, tenggiri, dan lainnya
melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat,
dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang
umumnya tersembunyi dalam umpan buatan.
Ikan-ikan akan memburu dan
menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan
mereka untuk tertangkap (Gunarso, 1998).
2.3
Deskripsi dan Klasifikasi Tuna
Menurut taksonomi (sistematika ikan), jenis-jenis ikan tuna termasuk ke
dalam Famili
Scombridae
.
Secara global, terdapat 7 spesies ikan tuna yang
memiliki nilai ekonomis penting, yaitu
albacore
(
Thunnus alalunga
),
bigeye tuna
(
Thunnus obesus
),
atlantic bluefin tuna
(
Thunnus thynnus
),
pacific bluefin tuna
(21)
Thunnus albacares
skipjack tuna
Katsuwonus pelamis
!"# $pacific
bluefin
southern bluefin tuna
#$% & ' &$s t
" # $y
($ "' ) * %)+ $' * $*,%"*- &$. $/t
#0 $ 1 $ $2 ("*$ 3 44567 "*
u
t
, $895: $ 0 " $ #&$. $&$& ) + $) *$ "0;<$+=%; / $%#$
>$# "% ; ?(=*
t
< #s
; -$&!s
@*=; - *!=%=*'($
>%$# $; ,!=%)* $
,' ! $
s
;Thunnus alalunga
Thunnus obesus
Thunnus thynnus
Thynnus oreintalis
Thunnus maccoyii
Thunnus albacores
A
u
BC DEF AC GHIu
JK L L LMGHEncylopedia of Life
JN O OL P%)*3Q ) *'&'s
$s
$ 0 " 6 Ru
S TUV WVXYVWu
Zt
[T St
V \Thunnus thynnus
R
u
S TUVWV XYVWu
] Ts
V^V\Thunnus oreintalis
(22)
`abcd
u
t
efg gatt
ah ijjklm nobpcb oqorot
qmngos m tm n os m nobs au ovomuadmnc pw ilAlbacore
hThunnus alalunga
lxn ob
t
cb o yabms
mbm za zuab pc n ucscd nc ot
na od o{ ua gon obv qm u ob qm b v qab vob yabms
mnobt
cb o gomb| }mdm r qoqos
obvot
roby obv zab~orom %
roby obvt
cuc { ot
ou
ua dnm sod gaum{ qodm ~z|Albacore
t
ads auod qm s azu
o rad om dobt
dfrmn qob radomd ob rad omdob ua dsc {cs
a qobv| xn ob mbm ua ds m t ot
a rm rag o vm n zasfrag o vm n qoboceanic
| azrot
raby
auod obby
o roq o na qogozob ob pod oz qobz ons mzogroqo z| ncdobrobyobvuoqob zons m z ogt
cb om bmoqogo{i~z qabvobua dot
u o qobz ons mzog nv| lBigeye
hThunnus obesus
lBigeye
za dc ronobs
og o{s otu
yabms
mnobt
cb oqabvobc ncdobu as ods mdm rqoq o ~c nc r robyobvroqo mb qmmqcy
obv uasod qob qor ot
z abyoqm s ob vot
roby obv roqoc ncd obt
cb oy
obvzos m{na~mg| odb ou o vmobu ow
o{radu
t
rc pm {vodms
vodm
s
s ms m s aradt
ms ouc n umdy
u
obv zaz ucycdqm saroby obv u oq ob| xn obt
cb o y abms
bigeye
mbm z azmgmnm qc o s mdm r rcbvvcbv hi l uadw
odbo ncbmbvt
ad obv s a qobvnob s mdm r rcbvvcbv qco h l ua dw
odb o nc bmb v zc qo| odmy odm s mdmrt
oz u o{ob uad
w
odbo ncbmb vt
adobv q ob sa qmnmt
{mt
oz roqo cycb vbo|y
abauod oby
bigeye
qodm rad omdobt
dfrms
na s cut
df rms y
obv umos oby
o u adoq o roqona q og ozob {m bvvo z at
ad| ncd ob roby ob vbigeye
qor ot
zab~or om gaum{qodm~zqabvobuad ot
u oq obz ons mzognv|l
Atlantic Bluefin
hThunnus thynnus
lobyob v
t
fpogatlantic bluefin
zons m z og {mb vvo k ~z qab vob u ad ot
u oq ob zons m z og k n v| xn ob mbm ua ds mtot
ra go vms
qoboceanodromus
| xnob mbm umosoboy
uadoqo roq o go rm s ob na qogoz ob ob pod o i z| oqo radom dob s auag o{ u od ot
t
g ob pmnAtlantic Bluefin
qmt
azu
nob qm rad omdob oboq o a gc n `a ns m nf q ob ou
t
odmumo {m bvvoVenezuela dan Brazil.
Ikan ini
juga ditemukan menyebar pada perairan timur Atlantik, termasuk
Mediterania dan Laut Hitam, namun ikan tuna jenis ini tidak terdapat di
Indonesia.
Sirip punggung kedua dari
Atlantic Bluefin
lebih tinggi dari sirip punggung
yang pertama. Sirip dada sangat pendek kurang dari 80% panjang kepala,
sisi bawah perut berwarna putih.
(23)
Pacific Bluefin
Thunnus oreintalis
pacific bluefin
¡ ¢££ ¤¥ ¦¥§t
¨©ª « ¦¥ §¬t
¥ s
¤ oceanodromus
«® ¤ ® ¯ ® t
¥ §t
¥ °u
¥ ¤¥ t
¥ ¥ § ¤ ¥§ § ¬ u
t
§ ±¥u
² ¯¥ t
³ ¬´§« ¤ ¤ § ® u
µ § ¡s
¥ t
¶u
t
· ¡ ¸ ¹ °®¥ s
t
¤ ° ¥§¤ t
¤¥ § §¹¤´¥ ¸Feeding habit
pacific bluefin
¤ ¡ ¥ ¦ §¥¤ t
´§ ¤ ¥ ¥s
¦¥§ schooling
¥ t
u
® ¯®« ® ¥t
¤ ´§ ¥¥ ¸º
Southern Bluefin
Thunnus maccoyii
±®¥
s
southern bluefin
¥ §®
¡
tu
¥ s
t
¥ §¦¥ §« § ¤ ¤
y
s
t
¥ ¤ ¥®§ ¤ §ª£» ¥ «¤ t
¤ ¥ § ¡ ¥§ ° §
¥¤® § ® ® ¸ ¼§
¦ ¦
w
¡ ¥ §u
t
®° ¡ ¥¥§ ¤¥ §
s
¥ ° y
t
¤ ¦¥§w
§ ¦¥ §¥ ¯ ¥ ¤¥¤ ¥ §¥t
¦° y
t
¤ ¦¥ §w
§«¡ t
¥ § ¡t
¤southern bluefin
¤ ¥ ¤ ¥ §¸Southern bluefin
¥ y
¥¦ § ¤ ¥ ®§®¡ ¦ s
¥ t
¤ µ®¤¥ § ½ ¤ ¤ ®¡® º¯¨£
³¸ ¹ ¦¥ §¬t
epipelagic
¤oceanic
¤ § ¦¥ §®¡u
¤¸ ¹ ¦¥§t
¥ ®§ ¤ ¦¥ § §v
¤ ®¡u
¾£¯¢£
³¸ ¹ ¤ ¥w
¥ § ®¦¥ §®y
¥¤ ¥ § ¡¡ t
¤ ¥¤ ¡ º£ ¥t
¥ § ¤¦w
¡¥ §®§¸ ¥ ¨¿£¯¾££¸ ¿Yellowfin
Thunnus albacares
Yellowfin tuna
t
¥ § ® ¥ s
¦¥ §®®§ ¦¥ §« ¥®y
¤® § ¤´§ ¤ § y
¸ µ § ¤ ¤ pectoral fin
¥ ® w
§ ® ® ¤´§ ¥¤®« ¥t
t
t
¤ ¥ ® ¸y
¹t
® ¥ s
¦¥§¬t
pelagic
«oceanic
« ¦¥§¤ ¤ t
s
¤ ¤ ¦w
¡t
¥ §´ ¸ ¹ ¥
s
yellowfin
¦ y
¥¦¥°®schooling
¥ §´¦´ ¤ ¦ w
¡ ¥ §® § ¤ ¥¤ ®§ ¤§ ¨££ ¥¥ §t
¸ À®§ yellowfin
¤ t
¥ ¥ ¦¡¤ § ¾££¤¥ §t
¯§t
¨º£«¦¥ §t
¦ ¤ ¾££¸(24)
2.4
Tingkah Laku Tuna
ÂÃ ÄÅ
t
ÆÅÄ ÇÈÄ ÉÄÊÄ ËÄÌschooling
ÍÇ ÎÏÐ ÎÏÑÌÇ ÑËÒs
ÄÄt
ÌÎÅÓÄ ÏÈ ÌÄÃÄÅÔÕÆÌ ËÄ Öschooling
ÇÈ ÉÄt
ÎÏÊÈ ÏÈ ÊÄÏÈ Ç ÎÇÎÏÄ×Ä ÎÃ Ñ Ï Ì Ä Æ×ÆÅ ÊÄËÄ Ì Õ ÆÌËÄ Ö ÇÄ Åy
Ä Ã ÍØÄÃÄ ÌÆÏÄ Ô ÙÚÛÚÒÜ ÝÑÅÊÈÉÈ ËÈÅÐà ÆÅÐÄ Å ÍÞÄÃß ÑÏ àÞÄÃßÑÏ ÞÈÉÈÃÄ ÊÄÅ ÃÈÌÈÄ Ò ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å Ç ÎÏ×ÎÅÐÄÏÆÖt
Î ÏÖÄ ÊÄ× ×ÎÏÐÎÏÄÃÄ Å ÍÌÈÐ ÏÄÉÈÒ ÈÃÄÅt
ÆÅÄ Ô ÅÄ ÌÆÅ ×ÎÏÐ ÎÏÄà ÄÅ È ÃÄÅt
ÆÅÄ ÊÎÄ
w
s
Ä Ë ÎÇÈ Ö ÊÈ É ÎÇÄÇÃÄ Å ÑË ÎÖ ÅÄ ËÆÏÈ Íinstinct
񈁀y
ÊÄ ËÄ Ì Ì ÎÅÊÄ×Ät
ÃÄ Å Í ÌÎÅÐ ÎÕÄ Ï ÒÌÄÃÄÅ ÄÅÜÂà ÄÅ àÈ ÃÄÅ
t
ÆÅÄ Ã ÎÓÈË Íst
ÄÊÈ ÆÌ ËÄ ÏáÄ ÊÄ Å Õu
v
Î ÅÈ Ë ÒÔ ×ÎÏÐ ÎÏÄÃÄ ÅÅy
Ä Ë ÎÇ ÈÖ ÇÄ ÅÄ Ãy
ÊÈt
ÎÅß ÆÃÄ Å ÑËÎÖ ÄÏu
s
ËÄÜu
t
ÂÃÄ Åt
ÆÅÄ ÇÎ ÏÆÌÆÏ ÌÆÊÄ ËÎÇÈ Ö Ì ÎÅy
ÎÅÄ ÅÐÈ ÖÈ ÊÆ× ÊÈ ÊÄ ÎÏÄÖ àÊÄ Î ÏÄ Ö ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ËÄu
t y
ÄÅÐ Ç Î ÏÃÄ ÊÄ Ï ÐÄÏÄ Ì Í ÉÄ ËÈ ÅÈt
Ä ÉÒ ÏÎËÄt
È Þ ÏÎÅÊÄ ÖÔÉ Î×ÎÏ
t
È×ÎÏÄÈÏÄ Å
ÊÄÅÐÃ Ä ËÊÈÉÎÃÈ
t
Ä Ï×Ä ÅßÄÈÍâÄ ÖÆÏÈÔ ãääåÒÜ
æÃßÈáÈÄ
t
s
ÖÄ ÏÈ Ä Å ÎÏÄt
ÖÆÇ ÆÅÐÄ ÅÅÄy
ÊÎÅÐÄ Å Ä ÃßÈáÈt
Äs
ÌÎÅÓÄ ÏÈ ÌÄÃÄÅÔalbacore
ÌÎÌÇ ÆÏu
ÌÄ ÅÐÉÄ ×Ä ÊÄÉÈÄ ÅÐ ÖÄ ÏÈ Ô
t
ÎÏÃÄÊÄ ÅÐ Õu
ÐÄ ×Ä ÊÄÌÄ ËÄÌ ÖÄ ÏÈ ÊÎÅÐÄ Å
×ÆÅÓÄÃ
à ÎÄÃß È ÞÄÅ
×Ä ÊÄ ×Ä ÐÈ
ÊÄ Å ÉÑÏÎ ÖÄ ÏÈÜ çÄ ÊÈ ÊÈÖÄ ÅÐ ÄÃßÈÞ Ì ÎÅÓÄÏÈ ÌÄ ÅÐÉÄ×ÄÊÄÉÈÄ ÅÐÖÄ ÏÈÍèÆÅÄ ÏÉÑÔÙÚåéÒÜ
2.5
Penyebaran dan Ruaya Tuna
êÎÅÎÇ ÄÏÄ Å
y
ÕÎÅÈs
àÕ ÎÅÈs t
ÆÅÄt
È ÊÄà ÊÈ×ÎÅÐÄ Ïu
ÖÈ ÑËÎÖ ×ÎÏÇ ÎÊÄÄÅ Ç Æ Õ ÆÏ ÌÎËÄÈ ÅÃÄ Å ÊÈ×ÎÅÐÄ ÏÆÖÈ ÑË ÎÖ ×ÎÏÇ ÎÊÄÄ Å ËÈ Åß ÄÅÐ ÍØÄÃÄ ÌÆÏÄ Ô ÙÚÛÚÒÜ âÈ ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ÂÅÊÑÅ ÎÉÈÄ Ôyellowfin tuna
ÊÄ Åbigeye tuna
ÊÈÊÄ×Ät
ÃÄ Å ÊÈ ×ÎÏÄÈ ÏÄ Å ×Ä ÊÄ ÊÄ ÎÏÄ Ö Ä ÅßÄ ÏÄÙé
ëì15
LS, dan melimpah pada daerah antara 0-15
LS seperti daerah
pantai Selatan Jawa dan Barat Sumatera (Nurhayati, 1995). Penyebaran ikan-ikan
tuna di kawasan barat Indonesia terutama terdapat di perairan Samudra Hindia.
Di perairan ini, terjadi percampuran antara perikanan tuna lapis dalam, yang
dieksploitasi dengan alat rawai tuna, dengan perikanan tuna permukaan yang
dieksploitasi menggunakan alat tangkap pukat cincin,
gillnet
, tonda dan payang
(Sedana, 2004).
Menurut Dahuri (2008), ikan madidihang dan mata besar terdapat di seluruh
wilayah perairan laut Indonesia. Sedangkan,
albacore
hidup di perairan sebelah
barat Sumatera, selatan Bali sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Ikan tuna sirip
biru selatan hanya hidup di perairan sebelah selatan Jawa sampai ke perairan
Samudra Hindia bagian selatan yang bersuhu rendah (dingin).
(25)
2.6
Kondisi Oseanografis yang Mempengaruhi Keberadaan Tuna
ïðñò óò ôõö÷ ø ðùñôúùñòù ûü÷ò ð÷ òù ø ò
u
t y
ò ù ñ ýüý ûüùñò÷úþð ôü þðÿúûòù ð ôò ùt
úùò ò ÿòøò þ úþú
s
òø ðù ðt
ò ÿòù ôòù ÿúù ñòù ö ô ðñüùdissolved oxygen
üò ÷ò úýúýðôòùõ úùòÿòû òt t
úýúþÿòùü÷ôü ý òù ñð ò ô üò÷òöû õðýòøûò ÿòû ü÷ò ð÷òù øòu
t
ÿüù ñòù ôð ò ÷òùs
úþú
30
C. Sebagai perairan laut tropis yang
mendapatkan curahan sinar matahari sepanjang tahun, massa air permukaan laut
Indonesia memiliki suhu rata-rata tahunan 27
C 28
C, dengan fluktuasi relatif
kecil. Artinya, ikan tuna bisa berada di perairan laut Indonesia sepanjang tahun.
Bahkan diperkirakan, perairan laut Indonesia menjadi salah satu tujuan migrasi
utama gerombolan ikan tuna, baik yang berasal dari belahan bumi selatan
(Samudra Hindia) maupun dari belahan bumi utara (Samudra Pasifik) (Dahuri,
2008).
Jenis ikan tuna madidihang (
yellowfin tuna
) lebih menyukai hidup di sekitar
lapisan termoklin dengan kisaran suhu perairan antara 18
C 31
C. Umumnya,
daerah ini terletak di sekitar permukaan laut sampai kedalaman 100 m. Daerah
penangkapan madidihang masih cukup baik di perairan dengan suhu sampai 14
C
(Dahuri, 2008). Tuna mata besar (
Thunnus obesus
) merupakan jenis yang
memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu berkisar antara 11-28ºC dengan
kisaran suhu penangkapan antara 18-23ºC (Uda, 1952 vide Supadiningsih, 2004).
Ikan tuna sirip biru selatan bisa hidup optimal di perairan laut dengan kisaran suhu
5
C 20
C. Ikan cakalang dapat hidup di perairan dengan kisaran suhu 16
C
30
C, tetapi suhu yang optimal adalah 19
C 23
C (Dahuri, 2008).
Kandungan oksigen terlarut dalam perairan laut mempengaruhi fisiologi
ikan tuna. Kisaran kandungan oksigen yang optimal bagi
yellowfin tuna
adalah
1,5 2,5 ppm (mg per liter); untuk
bigeye
0,5 1,0 ppm; untuk albakora 1,7 1,9
(26)
2.7
Penanganan Tuna
2.7.1 Penanganan tuna di atas kapal
u
t
!t
t
s
" #"$
y
% " "y
! # ! ! # $ #& '% "' "frozen
% " '$sashimi
&# %() * % " &# " " !
t
y
tu
u
y
! " ! "% "&&%!$u
s s
t
+&& ! ",*w
"%u
& ! " $ " $u
s t
u
s
+ ! !t
" " ! "t
u
s
' $" !
y
! & %"hose
#! & " + ! +! !t
"%& '## "-# "t
'$",&'$ " ! && ""
spike
't
! 't
+& %""y
! # " " ! !t
$t
-$t
,. "s
# " " !t
"$t
-$t
t
& "t
"% ! !", /! $" % "&!#u
" $ ' ",0 *&%! " # " " '# " ! " 1
y
tu
t
t
%t
# ! '
t
! ", *&%! $u
s
# " " ! & !! "u
y
!t
+&, . " &%!t
"t
t
s
!# $ "%$&'t y
!t
& &'#" !!t
,1 *&%! $ " , *&%! &" "
% " &!# " $ + %!
s
+! $u
s
# " " !t
, *&%! # " "t
&t
$ !y
# ! + $ + % ! "t
&t
$ !y
t
"t
, 2$ + %u
! " "# &# # $ 'u
t
! &&%! ",
3 *!#
u
$ & $t
s
u
# +u
t
" ! &&% !$ ! " + %!, * !# $ # " " !
&& ""
hose
t
u
s
#! "t y
! # 't
u
# & &t
u
+ ,y
4t
$ !y
! &y
&' ! " + %u
!%!# #
u
& ""hose
,5 #u
t
$ &##hose
& %" % ! + % !% "&&' $" $- $y
!"# , 6 *&%! ! !y
t
+ " % " & !$ " "&#s
(27)
:;:;<=> = ?=< = > ;@ABA CD=C E CF=C D
y
=C D G = >=t
GE H =IJI=Cy
=Et
JK LM @ ;@ =FJII=C >E F =u
G =C @ ;@AB A CD F ;@ J= C=GE G =<=Ny
=C Dt
;<IJ@ >JH GE :=w
=N ECF=C DO PM @ ;@ = FJII=C >E F =u
G =C @ ;@At
A CD C=GE G=< =N GE FJG Jt
F ;DEt
ED= ECF =C DO QM @;@=F JII=C G =C @ ;@AB A CD C=GE G =< =N GE I;G J= FE FE >;<u
t
F =@>=E GE : = DE=C G ;>=C FE <E> G=G =O F ;<t
= G =>=t
>JH = G ;C D=C ?=<= @ ;@ =FJII=C G =C @ ;@ABA CD GE := DE =C G ;>=C R=Ct
JCDS T;@:J=C D=C E CF =C D N=<u
s
:;< FENOG ;C D=CI=t
=H =EC>;C=@ >EH=CUperformance
Mt
JC=N=<u
s
: =EIS VM W;@=t
EI=C =< =Xsy
G ;C D=C ? =< = @ ;@ =t
E I=C C=G Esy
=< =X G =<E ;IA< := DE=C:;H =I=C D
y
=CDt
;< F=@ :J CD I; G ;>=CO G ;C D=C @ ;@=t
EI=Csy
=<=X ECE :;<=<t
E EI=Ct
;<F ;:JB:;t
JH Y: ;t
JHFJG =N @ =t
EST<A F ;s
>;C D;HJ=<=C G=<=NN=<u
s
G=H = @w
=IB
u
F ;FEC DI=t
YFE C DI=t
Cy
=O I=< ;C=w
=IBu
u
CB JI @ ;@ =t
E I=C E I=C F =@> =E EI=C Etu
@=t
E G =>=t
@ ;@>;CD=<JNE I;H=C?=< =C I;H J=< Cy
= G =< =N G =<E :=G =C EI=CSZM T;@ :J=CD=C EFE >;<
u
t
GEH=IJI=C G;CD=C? =< = @; @ :;H=N >;<u
t y
=C D GE@JH=E G =<E := DE=CG J:J<E I=CF=@ >=EI;:= DE =CFE <E>G =G =S[;@J=E FE>;<u
t
OR=CD=C F =@>=E=G =y
=C Dt
;<t
E C DD=HF ;GE IEt
>JCS[;H=>JB>;<u
t
RJD=N=<u
s
GE:J=C DS\M ];< =INE< GEH=IJI=C >;C?J?E =CO GE@JH=E
t
;<=@=t
u
G =<Et
;@ >=t
Yt
;@ >=t y
=C Dt
;< >ABA CD =
t
=u
t
;<E<E FS ^=<=N N=<u
s
GEI;H J=< I=Cs
=@>=E :;< FENS ^=< =Ny
=C D @ =FENt
;<t
=N=C=t
=u
t
;< I J@>JH =I=C @;Cy
;:=:I = C ><A F ;s
>;@ :;IJ =Ct
E G = I @ ;< =t
=G =CBE G =I:;<R=H=CG ;CD=C:=E ISW;CJ<
u
t
_=G=C [t
=CG =<E F =FE ` =FE A C=H U_[ ` M UPaab cM @;H =HJE [ ` d aLY Pb \QSQYPaab O>;C=C D=C= CG =C>;C DAH=N=C
t
JC =F ; D=<JCB JIsashimi
t
;<GE <EG =<EK LM T;C;<E@==CULM TAB;CFE :=N==
y
K @u
tu
:=N=C :=IJIJ<=C D := EIOJIJ< =CG =C R;CEs t
E G =I F ;F J=EO IA CB=@E C=FE:=IB;<E>=t
AD;C G =CB;<G => =t
Cy
=@=t
=>=C?ECDS UP M ] JRJ=CK @ ;CG =>=t
I=C :=N=C :=IJ = C Dy
@;@ ;CJNE >;<s y
=<=t
=C @u
tu
G =C
t
;<NE CG =< G =<E IA CB = @E C=FE :=IB;<E >=t
AD;Cs
;<t
= :;: =s
G =<E @ =t
= >=C?E CDSUQM T;
t
JCRJIKt
JC= F ;D=<y
=CD GEt
;<E @ = >=G = JCEt
> ;CDAH=N=C GEt
=C D=CE F ;? =<= ? ;>=t
O ? ;< @=t
G = C :;< FEN F ;<t
= F JNJ >JF=t
EI=C GE >;<N=t
E I=C @ =IFE@=H e Oe
fS T;@;<E IF ==Ct
;<N=G=> @ =t
= >=C?E CD GE H =IJI=Ct
(28)
ij k lmno np qmr
sr j ktulmvpwqxqq
y
yztt
t {qm|qmztmuq}p mqvpwqzul{p~sij oo qmy}l}wl{vpx zqmz tut{qm|qm}lmn lqxztmuq}p mqvpwqzul{p~ sj k l
t
o mozy lmno np qm |pqzozqm |lm qm nq{q }l movq wq pqmt
owoxpzqm|lmqmqp{|p mp m~ k lmovqqm|pqzozqmvl q{qx|lm qmvovo mqm vpvpz }oqp |q{p zlqq vq} qp lzt{ ~ k{ tvl
s
|pqzozqm |lm qm n lqt
nl{ }qt
|qms
qmpt
l{s
l{t
q voxo ovqt
pzqm |pl{t
qxqmzqm }qzvp}q
~j k l} tutmqmvp{p
sr j ktulmvp wqxqq
y
y zl}o m|o{qm }u
t
o ztmuq}p mqvp wqzul{p qt
tlm }qvpxq|qvp{p~sij oo qmy }lm|qq
t
zqm pzqm q m y
wl{vpx |q{p vp{p vl{t
q wlwqs
|q{p ztmuq}pmqvpwqzul{pqt
tlm~
sj k l
t
o mozy vp{ppzqm|ptt
tm vln q{q}qmo q |q{p q{qx lzt{ zlzlqq~ k l} tutmqm|pqzozqmvlnq{qn lqt
n l{}qt
|qm vqmpt
l{ vlxpm qt
p|qz }lmy
lwqw zqm lmn l}q{qm q|qt
qxq wl{pzoumy
q |lm qm voxo ovqt
pzqm}qzvp}q
~j t{
t
qvp}u
tu
sgrading
jsr j ktulmvpwqxqq
y
yzl}o m|o{qm}u
t
o~sij oo qmy}lm|qq
t
zqm}u
tu
y
qm s
lvo qp|lm qmy
qmt
lqx|pt
lmuozqm~sj k l
t
o mozy vt{t
qvp |pqzozqm l{xq|qt
}u
tu
sgrading
j~ lq}q v t{t
qvp pzqm |pt
qmqmp vl nq{q nlqt
nl{}qt
|qm wl{vpxs
l{t
q voxo ovqt
pzqm |pl{t
qxqmzqm}qzvp}q
~j k lmno np qmi
sr j ktulmvpwqxqq
y
yztu t{qm|qmztmuq}p mqvpwqzul{p~sij oo qmy}l}wl{vpx zqmz tut{qm|qm}lmn lqxztmuq}p mqvpwqzul{p~ sj k l
t
o mozy lmno np qm |pqzozqm |lm qm nq{q }l movq q|q wq pqmt
owox pzqm |lmqm qp{ |pmpm~ k lm ovqqm |pqzozqm vlq{qx |lm qm vovo mqmvpvpz}oqp|q{pzlqq
s
q} qplzt{~k{tvls
|pqzozqm|lmqm nlqt
nl{{ }qt
|qm vq mpt
l{ vl{t
q voxo ovqt
pzqm |pl{t
qxqmzqm }qzvp}q
~(29)
y
¡u
t
t
¢ t
£¤ ¥¦ ¢
t
t t
y
y
t
§
t
s
¢ t
£ ¨ t
¦ t
s
tu
¢ s
tu
t
y
t
§ § £ § ©
t
ªt
¡ ©¢ ¡t
© t
s
t
¢
t
§«¡«
¬£ ¢ y
t
u
t
¢ ¢ ¢ y
y
st
£¤ ¥¦© ¦
y
¢ t
st
£¨
t
¦¢ §t
u
w
u
¢ §¢ ¢§ ¢ t
u
s
t
¢ ¢ t
¢t
§«¡«
¬£® ¢
swabbing
§ §¢ ¢
y
t
y
£¤ ¥¦ © £ ¨
t
¦ ¢ u
s
¢ § © ¢ ¢ t
¢
y
£ ¢ § § ¢ § ¢ £ s
§§©¢ ¡t
© t
¡ t
£ ¯ ¢¢ § §
y
¡ ° § § §£¤ ¥¦ § ¢ °§
t
¢t
s
¢ y
¢ t
t
§ §£ ¨ t
¦ t
§ §u
§w
¢
s
¢ § § §s
± ²³ ´ª «®µ®ª ¤´´¡Pengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara
£(30)
¸¹º » ¼½¾¼¿ÀÁ À½
¸º ÃÀÄÀ½Å¼¿ ÀÁ À½
ÃÀÄÀ½Å¼¿ÀÁÀ½Æ ½ÇÆÅ
tu
½ÀÁ ¼ ¾ÀÈsashimi
Á ¼su
ÀÉʼ½¾À½Ë Ì͹¸ ÎÏÐÑÐÎ Ò¹¹ÓÔPengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara
ÕÂÒº Ö ¼Å½ÉÅ× ¼½ ¾¼¿À
s
À½» ÈØÊÆÅÀÅÄÉ È ÊÉż¿ À
s s
¼ÁÆ ÀÉÊ ¼½ ¾À½ Ë Ì͹¸ÎÏÐÑ ÐÎÒ¹¹ÓÔPengemasan
ikan segar melalui sarana angkutan udara.
¸¸º ËÀÈ À
y
t
× ¼½À½ÊÀÀ½Ù ÀÚ À¿ ÁÉ
st
¼¿ × ¼½À½Ê ÀÀ ½ Ê À½ × ¼¿ Û¼ÈÉ À½ ÅØÊ ¼ ÊÉ Ú ÀÅÆÅÀ½ Ê ¼½ ¾À½ Á¼ÛÀÉÅ ¿ Æ ½¾ÅÉ½Õ Ë¼t
ÉÀ× × ÈØÊÆÅt
Æ ½À Á ¼ ¾ÀÈ Æ ½Ç ÆÅsashimi
À ½ ¾y
ÀÅÀ½ ÊÉ× ÀÁ À È ÅÀ ½ ÊÉÛ¼ÈÉt
À½Ê À ʼ½ ¾À½ Û¼½ ÀÈ Ê À½ ¿ÆÊ ÀÄ ÊÉÛÀÜÀÔ ¿ ¼½¾¾Æ ½ ÀÅÀ½ Û ÀÄÀÁ Ày
À ½¾ ÊÉ × ¼Èsy
À ÈÀt
ÅÀ½ Ê É Á ¼ Èt
ÀÉ Å¼t
¼ÈÀ½ ¾À½ Á ¼ÅÆÈÀ½ ¾ ÎÅÆÈÀ½ ¾½y
À Á¼ÛÀ ¾ÀÉ Û¼ ÈÉÅÆÇÝ Þ ¼½És
× ÈØÊÆÅÔ Û¼È Àt
Û¼Ès
ÉÄ × ÈØÊÆÅÔ ÛÉÚÀ ÀÊÀ ÛÀÄÀ½t
À¿ÛÀÄÀ½ ÚÀÉ ½ ÊÉ Û¼ ÈÉ Å¼t
¼ÈÀ½¾À½ ÛÀÄÀ½t
¼ ÈÁ ¼ ÛÆÇÔ ½À¿À Ê À½ ÀÚÀ¿Àt
Æ ½Ét
× ¼½¾ØÚÀÄÀ½ Á ¼Ü À ÈÀ Ú ¼½¾ÅÀ×ÔÇÀ½¾¾ÀÚÔÛÆ ÚÀ½ÔÇÀÄÆ ½× ÈØÊÆÅÁÉÔÊ À½Ç ÀÄÆ ½ÅÀÊ ÀÚÆ ÀÈs
ÀÕÖÀÛ¼ÚÒ ËÀ ÈÀ
y
t
¿tu
u
Ê À½Å¼À¿ À½À½×À½ ¾À½ Æ ½Ç ÆÅt
Æ ½ÀÁ¼¾ÀÈsashimi
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
ß àáâãä åæ ç èé ê ë ì í åã ìäî ß ïð à ñëåëñä çò ó àôèñä âä åñë ìâ æ õ ä
*
1. ALT
2.
Escherichia coli
3.
Salmonella
4.
Vibrio cholera
koloni/g
APM/g
APM/g
APM/g
maksimal 5,0 x 10
5
maksimal <2
negatif
negative
3) Cemaran kimia*
1. Raksa (Hg)
2. Timbal (Pb)
3. Histamin
4. Kadmium (Cd)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
maksimal 1
maksimal 0,4
maksimal 100
maksimal 0,5
4) Fisika
1. Suhu pusat
C
maksimal 4,4
5) Parasit
Ekor
0
Catatan* Bila diperlukan
Sumber: BSN, 2006
a
(31)
øùúûü
u
t
ýþ ÿþút
þúÿ þü þ þúþ ý ù þ û
t
ùú ùúþúþúþú ÿþú ùúþþ ú ûúû þþú þût
ûúþ ùþüt
ùüÿ ü ÿþü
ùúùü þþú
ùú þþ
y
þ úþ úþ þùü þt
ùú ùûúÿûüþúu
tu
ÿþúst
þ úûûþúùúÿþþ
t
þúþþúþûy
þ úùþs
ÿþüúþ úþ þùü þt
ùúù
t
ûúû þþú þûy
þú ÿt
ùü þ ÿ ûút
ùúþþú ÿ û ùþü þ üþú ù ÿþú û þ úst
ûúû ùúùt
þûu
t
ûúþy
ùúþúþúþú ÿ þûþús
ùþü þ ùþt
ù üþ
t
ÿþú þút
ùü ÿùúþú ûû ü ÿû
ûúû þþú þû ùþ ü ÿþ ú !
þt
þu
ù üùúÿþ ûúû þþú þu
ùû ýþþú þû ÿ ÿùút
"þ ÿþú ÿ ù üÿù ûú
u
ùûÿþþ ú ÿþ þ ùúù ûûü þú
traceability
ÿþú ÿ ùüt
þþúþús
þþt
þþþúüÿûþüùúþúþú
y
ùú þþþ
y
ù ûúÿûüþúu
tu
ÿþúúþ úþþùü þt
ùúûûþú ùúÿþþ
t
þú þúy
þú ù üt
þúþ ùþþ ÿþú ùüu
t
ùü
t
þùüùÿûúþ úþþùü þt
ùúù
t
ûúû þþþþúy
þú ÿt
ùü þþ ÿþ þ ùþÿþþúu
t
ûþú ÿ þúú ÿùúþú þüþ ù ûþú ùþ þ ÿ þú ùüu
t
ùúy
þúþú ÿ þûþú ù þü þ ùþt
ù ü þt
ÿþú þút
ùü ùúþt
ÿþ ùúy
ùþþú ùú ù þü þú þÿþt
þþ ùü ûúy
þ ÿùúþú ûû û þt
ü ÿû
ùúû þú
ùú þþþ
y
úþ úþþùüþt
ùú ÿ þúùu
úÿûüþúu
tu
ûûþú ùú þúþú þ üþú ÿþ üþy
þ ú ùúù ù ÿt
ûû þúÿþúùþs
ÿ þü úþ úþþùü þt
ùúù
t
ûúû þú ÿ û ÿùúþú þt
þt
ùúûúþþú þ ü ùü ÿ úúy
þ úùúþ ü ù þüþùþ
t
ùü þt
ÿ þú þút
ùüûúûù ùüt
þþúþú ûûû þt
üÿû
(32)
%& ' ()*+,,-
t
loin
./& '01(-2 3*,4,,
y
560-1, )3-,23*,61(738,t
09(-:.; & <+=+, -5 ) (->,8,
t
6, - * (-1+6loin
2(2+,3 > (-9, - +6+7, - , -9y
>3t
(-1+6, ->,-* (*,s
> ,7360-1,)3-,23*,61(7 3 8,
t
09(-:.? & ' (
t
+ -=+65 8()*+,t
, - @03- >3@ ,6+6,- > (-9, - A ,7, )()* (@ ,4 3 6, -) (-=,>3 ()8,t
*,93, - 2(A,7, ) ()*+=+7: '702(s
8()*+1, -loin
>3@,6+6, -2(A,7,t
(8,t
BA(7),t
>, -saniter
>, -t
(t
,8)()8(7t
,4, 6, -2+4+8+2,t
87 0>+6C
DE%B %
D:F& ' ()*+,-9, -6+@3
t
>, -8(7,8 3,-./& '01(-2 3 *,4,,
y
5 60-1, )3-,2 3 *,61(7 3 8,t
0 9(-Bt
(7>,8,t t
+@ , -9B >,93-9 4 3t
, )>, -6+@3
t
:.; & <+=+, -5 )(->,8,
t
6, -loin
,-9y
7,8 3 >, - * (*,s
>,73t
+@ , -9B >,93-9 4 3t
, )>, -6+@3
t
2(7t
,t
(743->,7>,7 360-1, )3-,23*,6t
(7 3 8,t
09(-: .? & ' (t
+ -=+65
t
+@ ,-9B >,93-9 4 3
t
, ) >, - 6+@3
t y
,-9 ,> , 8,>,loin
>3*+, -9 4 3-99,*(7s
34:' ()*+, -9, - 6+@3t
>, -8(7,8 3 ,->3@ ,6+6,-2(A,7,A(8,t
B A (7),t
>, -s
,-3t
(7 2(7t
, (t
t
,8)()8(7t
,4, -6, -2+4+8+2,t
87 0>+6: G& H07,23
t
)u
tu
./& '01(-2 3*,4,,
y
560-1, )3-,2 3*,61(7 38,t
09(-.
.; & <+=+, -5) (->,8,
t
6, -loin
> (-9, -)u
tu
2(2+,3 2 8(s
3I36,2 3:.? & ' (
t
+ -=+65 207t
,23 )u
tu
>3@ ,6+6,- > (-9, - )(-9(@0)8 066, - 870>+6 2(2+,3 2 8(23I3 6,23B 2(A ,7, 4,t
3E4,t
3B A (8,t
B A (7),t
>, - 2,-3t
(7 > (9, -2+4+8+2,t
870>+6:J& ' ()*+ -96+2, -.
wrapping
&./& '01(-2 3 *,4,,
y
5 8()*+-96+2,- 6+7, -9s
()8+7-, >, - 60-1, )3-,2 3 *,61(7 38,t
09(-.
.; & <+=+, -5 )(->,8,
t
6, -loin
>,@ ,) 6(),s
, -y
, -9 2()8+7-, >,-t
(74 3->,7>,7360-1, )3-,23*,61(7 3 8,
t
09(-:.? & ' (
t
+ -=+65loin
y
, -9 2+>,4 7,8 3 2(@ ,-=-u
t
y
, >36(),s
>,@, ) 8@,st
3 6vacum
> ,-t
3>,6vacum
2(A,7, 3->3K3>+,@ > (-9,- A (8,Bt
A(7),t
> , -2, -3t
(7 2(7t
,t
(,8t
) ()8(7t
,4, -6,-2+4+8+2,t
87 0>+6 :(33)
NO P QRST UVRWVR
XYO PZ[QR\SUV]V
y
V ^_QTu
R` abVRTu
t
ac_Q_ abVRW VRUQbVt
`VR_ ZR[VTSRV\S UV_ [QbSd Vt
ZWQReXfO g ah aVR^T QR`Vd V
t
_VR UQbVt
loin
VRWy
\Qsu
VS `QRW VRa_ abVRVRWy
t
QiV] `St
QR[a_VR`VRUQUVs
`VbS_ ZR[VT S RV\SUV_ [QbSd Vt
ZWQReXjO P Q
t
aRh a_^loin
`St
STUVRWs
Vtu
d Qb \Vtu
`Q RWVR T QRWWaR V_VRt
STUVRWVR
y
VRW \a`V] `S_ViS UbV\S `QRWVR k Qd Vt
c kQbTVt
`VR \VRSt
Qb \Qbt
Vt
Qt
Vd T QT d Qbt
V]VR_VR \ a]ada\Vt
dbZ`a_elO P QRWQdV_VR
XYO PZ[QR\SUV]VV
y
^_ ZR[VT S RV\SUV_ [QbSd Vt
ZWQR `VR_Q\ViV]VRiVU Qie XfO g ah aVR^ TQiS R`aRWS dbZ`a_ `VbS _ ZR[VTSRV\S `VR _Qba\V_VR \QiVTVt
bVR\dZb
t
V\S`VRd QRy
ST dVRVR\Qbt
V\Q\aVS`QRW VRiVUQie XjO P Qt
aRh a_^
loin
y
VRW
t
QiV] `SiQd V\ _VR `VbS dVR d QTUQ_ ac _QTa`SVR `S_QT Vs
`QRWVR diVst
S_ `VR `ST V\a__VR `ViVT TVst
Qb _Vbt
ZR \Qk VbV kQd Vt
ck QbTVt
`VRs
VRSt
QbegVUQij mVbV
y
t
Ttu
u
`VR_QVT VRVRdVRWVR aR[ a_t
aRVloin
\QWVbJenis Uji
Satuan
Persyaratan
n opqr
s
s t u vr w xyz n {| o }uru}y~ oq}ytyr}uxt s y
*
1. ALT
2.
Escherichia coli
3.
Salmonella
4.
Vibrio cholera
koloni/g
APM/g
APM/g
APM/g
maksimal 5,0 x 10
5
maksimal <3
negatif
negatif
3) Cemaran kimia*
1. Raksa (Hg)
2. Timbal (Pb)
3. Kadmium (Cd)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
maksimal 1,0
maksimal 0,4
maksimal 0,1
4) Fisika
1. Suhu pusat
C
maksimal 4,4
5) Parasit
Ekor
0
Catatan* bila diperlukan
Sumber: BSN, 2009
2.7.2 Penanganan tuna di pelabuhan perikanan
Penanganan tuna di Pelabuhan Perikanan (PP) dilakukan secara hati-hati,
untuk menjaga tuna masih tetap dalam kualitas yang baik. Kapal tuna dengan
(1)
012 3451 670168
u
t
1 68) Kapal Tonda 8
Jenis
ikan
Panjang
(cm)
Berat
(kg)
Harga/kg
Total
HT
(kg)
Fishing Ground
Kualitas Hasil Tangkapan
Mata
Insang
Lendir
Daging
Bau
Tekstur
Rata-rata
Kapal
Tonda 8
9: ;<= > <= ?@ @A
BC
@D E D@ FG@H IJ JJ KL
M E M
@J
°18 35 LS
-110°30 25 BT
7
-
7
8
7
8
7
2) YF
150
36
Rp14.000,-
6
-
7
8
7
8
7
3) YF
138
32
Rp14.000,-
7
-
7
8
7
8
7
4) YF
149
35
Rp14.000,-
6
-
7
8
7
8
7
5) YF
144
34
Rp14.000,-
7
-
5
8
7
8
7
Keranjang 2
1) YF
150
36
Rp14.000,-
6
-
7
8
7
8
7
2) YF
48
1,6
Rp 6.000,-
6
6
7
7
7
7
7
3) YF
51
2,5
Rp 6.000,-
6
6
7
5
7
5
6
4) YF
57
3
Rp 6.000,-
6
6
7
5
7
5
6
5) YF
50
2,4
Rp 6.000,-
6
6
5
5
5
5
5
Keranjang 3
1) YF
50
2,4
Rp 6.000,-
6
6
7
5
7
5
6
2) YF
76
7
Rp 6.000,-
3
6
7
5
5
5
5
3) YF
50
2,4
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
4) YF
48
1,6
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
3
4
(2)
PQR STUQ VWPQVX
u
t
Q V9) Kapal Tonda 9
Jenis
ikan
Panjang
(cm)
Berat
(kg)
Harga/kg
Total
HT
(kg)
Fishing Ground
Kualitas Hasil Tangkapan
Mata
Insang
Lendir
Daging
Bau
Tekstur
Rata-rata
Kapal
Tonda 9
YZ [\] ^ \] _`
`a bc d e f gh
e i j jj kl
`i m j n
` o
°25 30 LS
-110°08 20 BT
3
5
5
5
5
5
5
2) YF
54
2,7
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
3) YF
55
2,8
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
4) BE
109
23
Rp10.000,-
3
3
5
5
5
3
4
5) YF
54
2,7
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
3
4
Keranjang 2
1) YF
52
2,6
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
2) YF
55
2,8
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
5
4
3) YF
53
2,7
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
5
4
4) YF
153
40
Rp14.000,-
3
-
5
5
5
5
5
5) YF
160
43
Rp14.000,-
3
-
5
5
5
5
5
Keranjang 3
1) YF
57
3
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
2) YF
56
3
Rp 6.000,-
3
3
5
3
5
3
4
3) YF
53
2,7
Rp 6.000,-
5
6
5
5
5
5
5
4) YF
45
1,5
Rp 6.000,-
3
3
5
5
3
3
4
(3)
qrs tuvr wxqrwy
ut
r w10) Kapal Tonda 10
Jenis
ikan
Panjang
(cm)
Berat
(kg)
Harga/kg
Total
HT
(kg)
Fishing Ground
Kualitas Hasil Tangkapan
Mata
Insang
Lendir
Daging
Bau
Tekstur
Rata-rata
Kapal
Tonda 10
z{ |}~ }~
°30 20 LS
-110°20 30 BT
3
3
5
3
5
5
4
2) YF
53
2,7
Rp 6.000,-
3
3
5
3
5
5
4
3) YF
57
3
Rp 6.000,-
3
3
5
3
5
5
4
4) YF
55
2,8
Rp 6.000,-
5
5
5
5
5
5
5
5) YF
57
3
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
Keranjang 2
1) YF
70
6,5
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
2) YF
71
6,6
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
3) YF
53
2,7
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
5
4
4) YF
80
7,5
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
5
5
5) YF
57
3
Rp 6.000,-
3
5
5
3
5
5
4
Keranjang 3
1) YF
63
4
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
3
4
2) YF
62
4
Rp 6.000,-
3
5
5
5
5
3
4
3) YF
48
1,8
Rp 6.000,-
5
5
5
5
5
5
5
4) BE
70
6,5
Rp 6.000,-
3
3
5
5
5
3
4
5) BE
145
23
Rp10.000,-
3
-
5
5
5
5
5
Keterangan:
YF
=
Yellowfin
(Thunnus albacares)
BE
=
Big eye
(Thunnus obesus)
(4)
s
¡ t
¢ £¤¤2009 di Kabupaten
Pacitan
No
Jenis Ikan
Produksi (kg)
2004
2005
2006
2007
2008
2009
1
Tuna
-
-
74.231
1.153.236
1.181.905
1.688.588
2
Pelagis besar
498.478
381.573
380.864
893.657
1.405.163
1.413.580
3
Pelagis kecil
550.560
452.039
566.085
346.077
220.886
445.527
4
Demersal
besar
547.692
388.739
468.943
286.584
144.123
411.477
5
Demersal
kecil
102.453
176.346
151.014
130.086
84.424
8.788
6
Crustacea
171.889
54.671
82.214
103.753
121.448
10.577
7
Cumi-cumi
-
-
-
1.631
147
1.429
8
Pogot
-
-
-
159
-
-9
Rumput laut
-
-
-
15.240
1.637
20.951
10
Lain-lain
83.755
121.293
164.249
184.238
278.738
554.226
JUMLAH
1.954.827
1.574.661
1.887.600
3.114.661
3.438.471
4.555.143
(5)
§¨© ª«¬¨ ®¯ «°¨ «±« °¨ «² ¬³¨´°µ ª¶ «·¸·¨
Spesifikasi
Nilai
1. Mata
¹º»¼½¾¿ÀÁ¼Â¼
t
¼ÂºÃÀ à ÄÀÁ¾ÅÀ»Ã º¼Äº»Ã Æ ½ ǹº»¼½¾¿ÀÁ¼Â¼
t
¼»¼t
¼¾ÅÀ»Ã º¼Äº»ÃÆ ½ ÈÉʼ Å˺»¼ ½¾¿À Á¼Â¼
t
¼»¼¼¾t
ÌÌÆ Áu
¼Ê¼Åź¼ ¿u
ͼ ¿u
¼Ã ¾ÅÀ»Ã º¼¼Ê¼Åź»Î ½ Ï ÐÀ Á¼Â¼t
¼¼Ê¼ Å˺ Åu
ÃʾÌu
ÌÆ Á¿º»u
¿¼½Åº¼¿u
ͼ¿u
¼Ã¾ÅÀ »Ãº¼¼Ê¼ Åź»Î½ Ñ ÐÀ Á¼Â¼t
¼¼Ê¼ Å˺ Åu
ÃʾÌu
ÌÆ Á¿º»u
¿¼½Åº¼¿u
ͼ¿u
¼Ã¾ÅÀ »Ãº¼¼Ê¼ Åź»Î½ Ò ÐÀ Á¼Â¼t
¼Ëº Åu
à ʾÌu
ÌÆ ÁÂÁ¼Æu
¿º»Î ¿¼½ÂºÃ Ä¼Ó ÆÌƽu
t
su
¾su
ÅÀ »Ãº¼Åº»Î½ ÔÐÀ Á¼Â¼
t
¼ ¼Ã ʼs
t
輁u
à ʾ ÅÀ »Ãº¼¼Ê¼ÅÅu
à ÆÃÊ Õ2. Insang
Ö¼»Ã ¼Âº»¼½Ëº º» Á¼Ã ʾ
t
¼Ã ̼ ÁºÃÓ º» ÇÖ¼»Ã¼Âº» ¼½Å
u
»¼Ã Ê˺º» Á¼Ã ʾt
¼Ã̼ ÁºÃÓº» ÈÖ¼»Ã¼Âº» ¼½¼Ê¼ÅÅ
u
s
¼Â¾t
¼Ã̼ ÁºÃÓ º» Ï׺»¼ ½¼Ê¼ ÅÅ
u
s
¼Â ¾s
ºÓÆ ÅÆt
ÁºÃ Óº» Ñ×
u
Á¼Æ¼Ó ¼ÓÆ
s
ÅÀ ÁÀ »¼s
ƾ º»¼½ÅºËÀÅÁ¼t
¼Ã ¾s
ºÓÆ ÅÆt
ÁºÃÓ Æ» ¾t
¼Ã̼ÁºÃ ÓÆ»Ò
Ö¼»Ã¼Âº» ¼½ËÀÅÁ¼
t
¾ÁºÃ Ó Æ»º ¿¼ Át
ÔÖ¼»Ã¼Âº» ¼½ËÀÅÁ¼
t
¼Ó ¼s
ºÓ Æ ÅÆt
Ìu
t
Æ ½ ¾ÁºÃÓ Æ»t
º¿¼ Á Õ3. Lendir Permukaan Badan
ؼÌÆ
s
¼ÃÁºÃ Ó Æ»Äº»Ãƽ¾t
»¼Ãs
̼»¼Ã¾ÂºÃ ÊÅÆ Á¼t
˺» ¼½ Ç Ø¼ ÌÆs
¼ÃÁºÃÓ Æ» ĺ»ÃÆ ½¾»¼Ãt
s
̼»¼Ã¾Ëº»¼ ½¾¿ºÁu
¼Ӽ̺»Î ¿¼½¼Ãw
¼»Ã¼ È ØºÃÓ Æ»ÁºÃÓ Æ»Âu
Á¼Æ¼Ê¼Åź»Î ½¾w
¼»Ã¼¼Ê¼ ÅÌÆ ½¾u
t
Åu
»¼ÃÊt
»¼Ãs
̼»¼Ã Ï ØºÃÓ Æ»ÁºÃÓ Æ»Âu
Á¼Æź»Î ½¾w
¼»Ã¼Ìu
t
ƽ¼Ê¼ ÅÅu
s
¼Â¾Åu
»¼Ã Êt
»¼Ãs
̼»¼Ã Ñ ØºÃÓ Æ»t
º¿¼Áºà ÊÊu
Â̼ Á¾Âu
Á¼Æ¿º»Î¿¼ ½w
¼»Ã¼Ìu
t
ƽ¾Åº»Î½ ÒغÃÓ Æ»
t
º¿¼Áºà ÊÊu
Â̼ Á¾¿º»Ù¼» à ¼Ìu
t
ƽÅu
ÃÆÃ Ê ÔغÃÓ Æ»
t
º¿¼Áºà ÊÊu
Â̼ Á¾w
¼»Ã ¼Åu
à ÆÃÊźËÀÅÁ¼t
¼Ã Õ4. Daging (warna dan kenampakan)
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó¼ÊÆ ÃÊs
¼Ãʼt
˺ º» Á¼Ã ʾs
̺s
ÆÛÆŠĺÃÆs
¾t
ÆÓ¼ Å ¼Ó¼ ̺ º»¼½¼Ãs
º ̼Ãļà Êtu
Á¼Ã Ê ¿ºÁ¼ żÃÊ¾Ó Æà ÓÆà Ê̺»u
t
Ó¼ÊÆà Êu
tu
½Ç
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó ¼ÊÆÃÊ ËºÂº» Á¼Ã Ês
̺s
Æ ÛÆ Å ÄºÃ Æ¾s
t
ÆÓ ¼Å ¼Ó ¼ ̺º»¼½¼Ãs
º ̼à ļÃÊtu
Á¼Ã Ê ¿ºÁ¼Å¼Ã ʾ Ó ÆÃÓ ÆÃÊ̺»Ît u
tu
½È
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó ¼ÊÆÃÊs
ºÓ Æ ÅÆt
Åu
»¼Ã Ê˺º» Á¼Ã ʾs
̺s
ÆÛÆÅĺÃÆs
¾t
ÆÓ ¼ żӼ̺º» ¼½¼Ãs
º ̼à ļÃÊtu
Á¼ÃÊ ¿ºÁ¼ żÃÊ¾Ó Æà ÓÆà Ê̺»u
t
Ó ¼ÊÆÃÊu
tu
½Ï
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó¼ÊÆ ÃÊÂu
Á¼ÆÌu
Ó ¼»¾¿¼Ãy
¼ Å̺ º»¼ ½¼Ãs
º ̼à ļà Êtu
Á¼Ã Ê¿ºÁ¼ żà ʾÓÆà ÓÆà Ê̺»Ît
¼Ê¼Å Áu
ü ÅÒ
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó¼ÊÆÃ Ê Åu
s
¼Â¾w
¼»Ã¼ º»¼½ ĺ Á¼s s
º ż ÁÆs
º ̼Ãļà Êtu
Á¼Ã Ê ¿º Á¼Å¼Ãʾ ÓÆÃ Ó ÆÃÊ̺»Ît
Áu
ü ÅÔ
Ú¼¼
y
¼Ãt
Ó ¼ÊÆÃ Ê Åu
s
¼ Âs
º ż Áƾw
¼»Ã¼ º»¼ ½ ĺ Á¼s s
ºÅ¼ ÁÆs
º ̼à ļÃÊtu
Á¼ÃÊ¿º Á¼ żÃʾ ÓÆà ÓÆÃ Ê Ìº»Ît s
¼Ã ʼt
Áu
à ¼Å(6)
Þßà áâãß äåÞß äæ
u
t
ß äSpesifikasi
Nilai
5. Bau
çè
u
s
èéêèt s
ëêèìís
îës
ï ðïñòë éïs
óôëêè ìí
s
î ës
ïðï ñòëéïs
õöë
t
ìè÷ øçè
u
èùúéïèñùu
÷èït
ëìûïùíu
s
ëüïñït
ýèu
ès
èù þçè
u
èùúéïèññu
èt
íèüè ýèu
ÿ ôíýèu
ès
èùòë÷ès
üè éýu
su
ñçè
u
ýu
ñsu
òë÷ès
6. Tekstur
èüèí
t
ë÷èst
ïs
ýï÷èüït
ëñèéüëéêèéòè ìï ísu
֕t
ùë éy
ú ýëñüèêï éêüèìïtu
÷è éêýë÷èñèéê ó êèñî èüèt
íë÷èïst
s
ýï÷èüït
ëñè éüëéêè éòè ìï ísu
֕t
ùë éy
ú ýëñüèêï éêüèìïtu
÷èéêýë÷èñè éê õ êèñî èüèt
íèêè ñë÷èst
ïs
ýï÷èüït
ëñèéüë éêè éòè ìï ísu
֕t
ùë éúýëñy
üèêï éêüè ìïtu
÷èéêýë÷èñè éêø
êèñ ÷
u
éèñ í ñu
ìèéê ë÷èst
ïs
ýï÷è üït
ëñè é üë éêèé òèìï í èêèñ ùu
üè ùë éúýëñy
üè ìïtu
÷èéê ýë÷èñè éêþ
u
éèñíýëñès
òèìït
ë ì÷ïèt
ýï÷èüït
ëñèé íùu
üèùë éú ýëñy
üèêï éêüèìïtu
÷ è éêýë÷èñèéê ôè éêèt
÷u
éèñ íýëñès
òè ìït
ïüèñï÷èéêýï÷èüït
ëñè éíùu
üès
ëñè÷ïùë éú ýëñy
üè êï éêüèìïtu
÷èéêýë÷èñè éê
u