Latar Belakang Evaluasi kegiatan perikanan pancing tonda di Pacitan terhadap kelestarian sumberdaya ikan tuna

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

y y u t y tu y y tu u t y y t t t y t t u t t y u t y t t u t ZEEI merupakan jalur migrasi beberapa jenis ikan tuna Dahuri, 2008. Ikan tuna mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas, hidup di perairan pantai dan lepas pantai, di daerah tropis dan subtropis, meliputi Samudra Hindia, Pasifik dan Atlantik. Penyebaran tidak dibatasi oleh garis lintang. Kelompok ikan tuna merupakan spesies yang mampu berenang cepat dan jauh, dan secara bergerombol menempuh jarak ribuan mil, melintasi samudra yang satu ke samudra lainnya highly migratory species Nakamura, 1969. Salah satu cara atau jalan yang ditempuh untuk memenuhi permintaan ikan tuna, yaitu dengan penangkapan ikan tuna. Penangkapan ikan tuna dapat dilakukan dengan menggunakan pancing tonda Nurani, 2010. Pancing tonda merupakan alat penangkapan ikan yang dioperasikan secara aktif dengan cara ditarik oleh perahu motor atau kapal kecil. Pancing tonda pancing tarik merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis seperti tuna, cakalang, dan tongkol yang biasa hidup dekat permukaan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan kualitas daging yang tinggi Gunarso, 1998. Pancing tonda sangat terkenal di kalangan nelayan Indonesia karena harganya relatif murah dan pengoperasiannya sangat mudah untuk menangkap tuna berukuran kecil di dekat permukaan Nugroho, 1992. Kabupaten Pacitan sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadi tempat kegiatan perikanan tangkap yang sedang berkembang. Komoditas ikan yang terdapat di perairan Kabupaten Pacitan Samudera Hindia yaitu jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, tongkol, tenggiri, marlin, dan lemadang. Penangkapan tuna di perairan Kabupaten t +, - . 00 + 1 t t 1 0 2 2 1 t 3 4 s 5 + u t + , 5 6 2 t + t 7 899: . ; +1 0 2 t + 1 +11 2 1 t 3 ,0 00 2+, , + t w , - . = , 7 899? - , 7 899 ? A 3 B B 7 899 C . ; - B t 1 02 t + 1 + 11 2 1 t 3 + 6 D 6 y y 1 6 +, 0, 0+ ; + + t y 1 00 3 +D - , 7 899 . +1 t 6 D E 3 2 3 B B D B t 1 2 t y 1 t +, t 1 0 2 3 +D 2 1 t 3 + 1 +11 t 6 F u , u 2 3 2+, , 6 D, tu + 2 y 6 +, t , t G , t B +0 t , H 788 3 1 , 01 . ; - B t 1 02 t t +, B + 6 F t + 1 F u 1 B + , + 3 3 7 ,+ t F +0 B 2 3 , D, u s + 2 y 6 +, t + 6 D , 8 01 I + 3 , J = 7 K ::8 . ; L M u t B D 2+, t D 2 , 3 0 +1 t s + 0 B 2 3 , 7 0D B B y 6 + F t B +1 , fresh tuna . = , 7 89 K 9 . ; B , +21 0D B B F 2, 3 0 t B + 1, t 6 +0 sashimi = , Wisudo, 2007. Produk tuna ekspor segar untuk fresh sashimi adalah ikan tuna yang memiliki nilai organoleptik minimal 7 BSN, 2006 a . Apabila penangkapan ikan tuna berukuran kecil terus dilakukan, maka keberlangsungan hidup dan kelestarian sumberdaya tuna akan terganggu. Oleh karena itu penelitian mengenai Evaluasi Kegiatan Perikanan Pancing Tonda di Pacitan terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Tuna penting dilakukan.

1.2 Tujuan Penelitian