Jadikanlah hari ini merupakan peristiwa penting bagi anda berdua, layarkanlah bahtera hidup ini, arungilah kencangnya gelombang samudera. Suami adalah
nahdoka, yang harus mampu memimpin. Hidup ini tidak seperti yang engkau bayangkan sewaktu kamu bercinta dan berpacaran, hidup berumah tangga penuh
dengan tantangan, ombak dan badai topan akan selalu menerpa, cuma bila engkau tersesat di mudik malam, engkau harus kembali ke pangkalan. Janganlah pernah
membuat kesimpulan sendiri. Adanya percecokan dan keretakan, kembalikanlah kepada orangtua. Tetaplah menyongsong walau pengayuh puntung. Bila engkau
pandai meniti buih, maka selamatlah sampai ke sebrang”. Ungkapan-ungkapan inilah yang menyebabkan timbulnya perumpamaan rumah Melayu seperti sebuah
kapal ataupun perahu. Struktur-struktur yang ada pada rumah panggung Melayu Bata Bara meliputi:
1. Atap
Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 10 Agustus 2016
Bahan Utama atap adalah daun nipah atau daun rumbia., tetapi pada perkembangannya sering dipergunakan atap seng. Atap dari daun nipah atau rumbia
dibuat dengan cara menjalinnya pada sebatang kayu yang disebut bengkawan yang
Universitas Sumatera Utara
biasanya dibuat dari bambu. Pada bengkawan tersebut atap diletakkan, dijalin dengan rotan, kulit bambu atau kulit pelepah rumbia.
2. Tiang
Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 10 Agustus 2016
Bangunan tradisional Melayu adalah bangunan yang bertiang. Tiang dapat berbentuk bulat atau persegi. Sudut segi-segi tiang diketam dengan ketam khusus
yang disebut kumai. Ukuran maksimun dan minimum sebuah tiang tidak ditentukan. Ukuran ini
bergantung kepada besar atau kecilnya rumah. Semakin besar rumah, besar pula tiang-tiangnya.
3. Pintu
Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 10 Agustus 2016
Universitas Sumatera Utara
Pintu disebut juga dengan ambang. Pintu masuk di bagian muka rumah disebut pintu muka, sedangkan pintu di bagian belakang disebut pintu dapur atau
pintu belakang. Pintu masuk utama yang ada di bagian depan haruslah mengarah ke jalan umum. Pintu dapat terdiri atas satu atau dua daun pintu. Di atas pintu, biasanya
terdapat lubang angin yang memiliki motif ornamen, yaitu jala-jala.
4. Jendela
Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 10 Agustus 2016
Dalam bahasa Melayu, jendela disebut dengan tingkap. Bentuknya sama seperti sebuah pintu, tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih rendah. Daun jendela
dapat terdiri atas satu ataupun dua lembar daun jendela. Ketinggian letak jendela di dalam sebuh rumah tidak selalu sama. Perbedaan
ketinggian ini adakalanya disebabkan oleh perbedaan ketinggian lantai, ada pula yang berkaitan dengan adat istiadat.
Jendela mengandung makna tertentu pula, jendela sengaja dibuat setinggi orang dewasa berdiri dari lantai, melambangkan bahwa pemilik rumah adalah orang
Universitas Sumatera Utara
baik-baik dan tahu adat. Sedangkan letak yang rendah melambangkan pemilik rumah adalah orang yang ramah tamah, selalu menerima tamu dengan ikhlas dan terbuka
5. Tangga