Nilai Estetika Pada Rumah Panggung Melayu Batu Bara

4.2 Nilai Estetika Pada Rumah Panggung Melayu Batu Bara

Menurut Prijotomo dalam “Sejarah Arsitektur” 2009 8 a. Tata Ruang bahwa arsitektur adalah bangunan yang memiliki nilai estetika estetis, atau dapat dikatakan sebagai bangunan yang indah. Estetika berkaitan dengan keindahan dan keindahan itu dapat dirasakan dengan indra pengelihatan. Dalam membincangkan estetika, kita tidak akan pernah lepas dari perbincangan tentang budaya. Ibarat sebuah nyawa, estetika adalah nyawa dari sebuah karya, dalam hal ini adalah karya arsitektur yang menjadi fokus pembahasan. Nilai keindahan sebenarnya tidak memiliki ukuran tertentu dan bebas dari segala rumusan. Namun pada sebuah bangunan wujud, estetika akan tampak pada keharmonian dalam berbagai desain dan gaya. Unsur seni dan estetika pada sebuah bangunan tidak hanya akan terlihat pada ornamen dan ragam hias yang terpasang namun juga pada desain yang ada pada bangunan tersebut. Estetika akan semakin berkembang dan berevolusi sesuai dengan permintaan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang membuat banyak desain arsitektur berkembang dan berproses sesuai dengan zamannya. Seringkali sebuah desain rumah akan digemari pada suatu zaman namun pada suatu ketika akan ditinggalkan. Hasil dari wawancara penulis dengan H. Musthofal Aqhyar selaku informan, nilai estetika yang ada pada rumah panggung Melayu Batu Bara terletak pada: b. Ornamen c. Pewarnaan Dinding Rumah 8 https:elangfida.wordpress.com20130107nilai-estetika-bangunan. Diakses 30 Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Tata Ruang

Rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki ciri khas yang terdapat pada halaman luas yang bertanahkan pasir putih dan ditanami bunga-bunga. Selain itu, rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki kebersihan yang sangat terjaga. Tata ruang rumah sangat menanamkan dan menjaga nilai kesopanan dan etika bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tata ruangan yang memiliki fungsinya masing-masing. Teras serambi digunakan sebagai tempat menerima tamu khusus . Tamu khusus ini adalah seseorang yang tidak memiliki hubungan saudara dengan pemilik pemilik rumah, seperti masyarakat sekitar dan seseorang yang memiliki jabatan seperti kepala desa atatupun petuah-petuah adat. Ruang tamu ruang selesoh sebagai tempat berkumpulnya tamu yang memiliki hubungan persaudaraan dan keluarga yang tinggal di rumah tersebut untuk bercengkerama, kamar bilik orang tua dengan anak yang terpisah. Ruang makan yang ada di lorong menuju dapur, serta dapur yang dijadikan tempat memasak yang ada di bagian paling belakang rumah. Panas yang dihasilkan dari cahaya matahari pagi juga sangat mempengaruhi tata ruang yang ada di dalam rumah tersebut. Rumah harus berhadapan langsung ataupun bersisian dengan matahari pagi agar rumah ataupun ruang tamu dapat disinari oleh panasnya cahaya matahari pagi yang diyakini masyarakat Melayu Batu Bara sebagai berkah ataupun rahmat. Berkah ataupun rahmat yang dimaksud adalah sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan. Masyarakat Melayu Batu Bara mempercayai cahaya matahari pagi bermanfaat membuat seseorang jauh lebih sehat dan mengatur masa hidup seseorang. Universitas Sumatera Utara Bila dikaitkan dengan ilmu kesehatan yang ada saat ini, cahaya matahari memiliki banyak manfaat, seperti: a. Mengandung vitamin D Pada waktu sinar ultraviolet disaring di kulit, sinar tersebut merubah simpanan kolesterol di kulit menjadi vitamin D. Menerima paparan sinar matahari selama 5 menit saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh. b. Membentuk dan memperbaiki tulang Meningkatnya vitamin D dalam tubuh karena paparan sinar matahari dapat meningkatkan penyerapan kalsium di dalam tubuh Anda. Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakhitis dan osteomalacia. c. Meningkatkan kebugaran pernafasan Peningkatan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke jaringan-jaringan adalah salah satu kegunaan sinar matahari. Selain itu, sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernafasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahari. 4.2.2 Ornamen Ornamen adalah bentuk hiasan ukir yang berfungsi untuk menambah keindahan suatu bentuk hasil cipta manusia yang mengandung makna dan bentuk simbol dalam setiap ukirannya. Dari segi bentuk ragam ornamen, budaya memiliki simbol keindahan tertentu. Hal ini sejalan dengan pengertian ornamen dari bahasa Universitas Sumatera Utara Yunani dari kata ornare yang berarti menghias. Ornamen Melayu memiliki peran besar terhadap kehidupan manusia baik secara jasmani dan rohani. Ornamen Melayu dapat dilihat di berbagai macam bentuk hasil karya manusia seperti: bangunan rumah, istana kerajaan ataupun mesjid, kain tenun, alat musik, alat memasak dan lain sebagainya. Dalam etnik Melayu, ornamen dibuat berdasarkan apa yang ada di sekitar kehidupan manusia. Seperti bentuk tumbuh- tumbuhan, hewan, dan sesuatu yang ada di alam. Konsep ornamen tumbuhan diibaratkan sebagai bentuk kemuliaan, kebersamaan dan persatuan. Sehingga masyarakat Melayu bersifat terbuka dan tidak tertutup. Beberapa contoh ornamen tumbuh-tumbuhan tersebut iyalah: • Roda Bunga Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 11 Agustus 2016 Ornamen roda bunga berbentuk setengah lingkaran, yang mengingatkan kepada bentuk setengah roda dengan hiasan jari-jarinya. Ornamen ini berada di atas jendela yang difungsikan sebagai fentilasi udara. Makna dari ornamen roda bunga ini adalah ketentraman bagi pemilik rumah. Universitas Sumatera Utara • Pucuk Rebung Doc. foto : Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman hal.90 Ornamen pucuk rebung berbentuk segitiga dengan garis-garis lengkung dan lurus di dalamnya. Umumnya, di dalam segitiga tersebut terdapat satu garis tegak lurus yang dirangkai dengan garis-garis melengkung ke kiri dan kanan. Garis-garis lengkung lengkung inilah yang membentuk pola ukiran pucuk rebung. Pucuk rebung ditempatkan di bagian bawah cucuran air atap rumah. Ornamen pucuk rebung memiliki makna sebagai pengingat kepada pemilik rumah untuk terus berupaya maju dalam menjalani kehidupan Konsep ornamen hewan diibaratkan kebebasan yang artinya setiap makhluk hidup bebas menentukan dan bebas menjalankan kehidupannya. Penggambaran ornamen bentuk hewan tersebut tidaklah seperti bentuk hewan yang dimaksud, tetapi memiliki bentuk kemiripan ketika melihatnya. Contoh ornamen berbentuk hewan itu adalah: • Ornamen Semut Beriring Universitas Sumatera Utara Doc. foto : Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman hal.92 Mengapa ornamen ini disebut semut beriring, karena bentuknya mirip dengan semut yang berjalan beriringan. Makna dari ornamen semut beriring adalah pemilik rumah harus mampu memikul beban secara bersama-sama, gotong royong dalam membangun keluarga yang harmonis. • Ornamen Itik Sekawan Doc. foto : Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman hal.93 Dinamakan Itik sekawan karena bentuknya mirip dengan itik berjalan berkawan-kawan. Ornamen ini sering juga disebut dengan ornamen itik pulang petang. Memiliki bentuk seperti huruf “S” yang bersambung-sambung. Makna dari Universitas Sumatera Utara ornamen itik sekawan ini adalah persahabatn dan kekompakan bagi manusia akan arti kehidupan. • Ornamen Lebah Bergantung Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 11 Agustus 2016 Lebah bergantung muncul karena bentuknya mirip sarang lebah bergantung di sebuah pohon. Ornamen ini terletak di bawah cucuran atap. Ornamen ini memiliki makna sikap rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri seperti sifat lebah yang memberikan madunya untuk kepentingan manusia. Terciptanya sebuah ornamen dikarenakan adanya kebutuhan yang ada di lingkungan kehidupan manusia. Di dalam seni Islam, penempatan ornamen di bangunan rumah difungsikan tidak hanya sebagai nilai tambah keindahan dari bangun rumah tersebut, melainkan sebagai pengingat akan tauhid mengesakan Tuhan.Ismail Raja Ali-Faruqi. 1986. 9 9 Lase, Apriliana. 2016. Ornamen Melayu Istana Lima Laras Batu Bara Kajian: Semiotika.. Departemen Sastra Daerah. Prodi Bahasa dan Sastra Melayu. Fakultas Ilmu Budaya. USU. Medan. Skripsi Etnik Melayu adalah penganut agama Islam yang mana nila-nilai itu mempengaruhi budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan Universitas Sumatera Utara “Berpijak pada Yang Satu”, dan “Hidup berselimut adat, ati berkafan iman”. Ini tercermin pada salah satu ornamen Melayu yaitu: • Bintang-bitang Doc. foto : Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman hal.99 Ornamen Bintang-bintang berbentuk seperti bintang dengan segi ganjil maupun genap yang tidak ditentukan jumlahnya. Sudutnya boleh sejajar ataupun bersilangan. Bentuk sudutnya dapat berbentuk segitiga, tetapi dapat pula berupa daun-daunan. Bagian tengahnya berbentuk bulat berupa bunga dengan kelopak terbuka. Ornamen bintang-bintang pada umumnya diletakkan pada loteng sebagai tempat gantung lampu. Hal ini juga lah yang menghasilkan makna keaslian, kekuasaan Tuhan dan sumber sinar dalam kehidupan manusia. Hampir di setiap rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki ornamen meskipun hanya 1 ataupun 2 ornamen saja. Karena, dari jumlah banyak ataupun sedikitnya ornamen yang ada di rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki tingkatan sosial yang berbeda. Semakin banyak ornamen yang dipakai maka semakin banyak pula biaya untuk membuatnya. Biasanya, rumah yang memiliki ornamen cukup banyak adalah rumah-rumah dari keluarga kerajaan. Universitas Sumatera Utara Ornamen yang ada di rumah panggung Melayu Batu Bara sama seperti di rumah-rumah panggung daerah Melayu lainnya. Hanya saja yang membedakannya terletak pada tingkat kehalusan pembuatannya. Jika kita perhatikan ornamen Melayu yang dilakukan oleh pengukir Melayu masa lampau, rasa kagum yang begitu besar akan timbul karena telah mampu menciptakan benda yang rumit dan megah sesuai dengan bagaimana mereka mengepresikan perasaan dalam karya seni tersebut. Melalui kreativitas itu, mereka dapat memahami alam sekitar yang diciptakan oleh Tuhan. Hasil yang didapat penulis dalam penelitian di Desa Simpang Dolok, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara hanya menemukan 1 satu ornamen yang ada pada rumah panggung Melayu. Ornamen tersebut berada di bagian teras serambi sebagai hiasan pagarnya. Ornamen tersebut diberi nama perbaduan antara nasi manis dengan ombak-ombak yang memiliki makna semangat untuk merekatkan sebuah keluarga. Doc. foto : M. Arfan Fahmi, 10 Agustus 2016

4.2.3 Pewarnaan Dinding Rumah

Menurut Francis D. K. Ching Arsitekur Bentuk Ruang dan Tatanan, 2000:14, menyebutkan bahwa warna adalah atribut yang paling mencolok untuk Universitas Sumatera Utara membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga mempengaruhi kualitas bentuk dari sebuah benda. 10 Warna mampu menjadikan suatu benda terlihat indah dan melalui warna seseorang dapat mengungkapkan suasana perasaan. Penataan warna dalam arsitektur suatu bangunan mempunyai peranan yang sangat penting karena akan berdampak kepada pemilik bangunan maupun orang lain. Dampak inilah yang membuat timbulnya penilaian apakah bangunan tersebut memiliki nilai estetika atau tidak. Rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki warna yang khas untuk pewarnaan dinding bangunan. Warna khas rumah panggung Melayu Batu Bara adalah warna hitam kecoklatan. Warna ini dihasilkan dari bahan plitur ataupun minyak tanah yang dicampurkan dengan kunyit. Pewarnaan dinding rumah ini lebih bersifat untuk pengawetan kayu dari serangan rayap. Dalam pemberian warna ini jugalah yang membuat rumah mampu bertahan hingga 200 tahun lamanya. Bagi masyarakat Melayu Batu Bara, warna hitam kecoklatan ini juga memiliki arti tesewogam yang berarti gagah ataupun berwibawa yang membuat rumah tersebuat memiliki kekuatan tersendiri bagi pemiliknya. 10 Kartini, Ayu. 2014. Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau Dari Bentuk Dan Warna Di Kota Medan. Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa Dan Seni. UNIMED. Medan. Skripsi Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rumah tradisional Melayu Batu Bara adalah rumah panggung. Memiliki tiang-tiang panjang sebagai penopang bangunan. Masyarakat Melayu Batu Bara memfungsikan rumah panggung tidak hanya untuk bertempat tinggal saja, tetapi difungsikan juga untuk keselamatan penghuni rumah dari ancaman binatang buas sebab rumah masyarakat Batu Bara pada masa lalu dikelilingi hutan, dan apabila rumah tersebut berada di dekat sungat ataupun pantai maka rumah panggung difungsikan sebagai perlindungan penghuni rumah dari kebanjiran. Rumah panggung Melayu Batu Bara terbuat dari sebuah kayu sebagai bahan utama untuk membangun rumah. Kayu yang dipakai adalah kayu meranti, kayu bira- bira, kayu giam, kayu damar atau kayu besi sehingga mampu bertahan hingga 200 tahun. Pembuatan rumah panggung Melayu Batu Bara masa itu, tidak menggunakan paku untuk merekatkan antara satu kayu dengan kayu lainnya tetapi dengan cara dipasak. Dalam membangun rumah panggung Melayu Batu Bara, ada 3 tiga landasan utama yang harus diperhatikan. Tiga landasan itu adalah adat resam, keadaan lingkungan dan syariat Islam. Rumah panggung Melayu Batu Bara memiliki 4 empat bagian, yaitu teras serambi, ruang tamu ruang selesoh, lorong menuju dapur dan dapur. Dari ke- empat bagian ini memiliki fungsinya masing-masing. Teras serambi difungsikan sebagai tempat menerima tamu khusu, ruang tamu difungsikan sebagai tempat Universitas Sumatera Utara