BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Hal ini
dipertegas oleh Sugiyono bahwa sanya metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan
dan dibuktikan dari suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian proposal adalah metode kualitatif, metode ini berusaha mengumpulkan data secara aktual. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Landasan teori juga dimanfaatkan dalam memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai pembahasan penelitian. Proses penelitian kualitatif dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu; tahap
orientasi atau deskripsi, tahap reduksi atau fokus, dan tahap seleksi Sugiyono, 2013
5
5
Sugiarto, Eko. 2015. “Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis”. Yogyakarta: Suaka Media.
. Pada tahap orientasi atau deskripsi peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dan dirasaka. Pada tahap reduksi atau fokus peneliti mereduksi segala
informasi yang diperoleh untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap ini, peneliti menyortir data dengan cara memilih data yang menarik, penting, dan
berguna. Data yang terpilih selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori
Universitas Sumatera Utara
yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Tahap selanjutnya adalah tahap seleksi. Pada tahap seleksi peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih
rinci. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang telah disortir sehingga data tersebut dapat mudah dimengerti. Hasil
akhir penelitian kualitatif adalah data atau informasi yang bermakna.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur seperti pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat di
observasi Nasution, 2003:43.
6
Alasan berikutnya ialah, penulis merasa kagum kepada pemilik rumah yang ada di Desa Simpang Dolok karena masih mau melestarikan hasil dari wujud nyata
kebudayaan Melayu yang berbentuk arsitektur bangunan rumah tanpa adanya renovasi yang meyengkut dengan kebudayaan asing. Arsitektur bangunan tersebut
adalah satu-satunya arsitektur bangunan Melayu di Desa Simpang Dolok yang masih Lokasi yang ditetapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah di Desa
Simpang Dolok, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara. Penulis memilih lokasi penelitian di Desa Simpang Dolok, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu
Bara ialah karena penulis sudah pernah melakukan peneletian dan pengabdian satu tahun yang lalu sehingga penulis ingin kembali melakukan penelitian secara
mendalam tentang kajian yang sesuai dengan judul penulis tentukan.
6
Zahra Furi, Atika. 2013.” Penggunaan Media Wayang Jawa Dengan Tokoh Punakawan Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini”. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
berdiri kokoh hingga saat ini, meskipun di sekeliling arsitektur bangunan tersebut
sudah berdiri arsitektur-arsitektur bangunan modern seperti kebanyakan saat ini.
3.3 Instrumen Penelitian