KEMUNDURAN DELI HINDU SABBA

63

BAB IV KEMUNDURAN DELI HINDU SABBA

Organisasi merupakan sebuah kesatuan sosial yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan atau sekelompok tujuan. Suatu organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya karena masyarakat tersebut memberikan kontribusi yang maksimal. Setiap organisasi pasti selalu mengalami pasang surut, hal ini juga terjadi kepada Deli Hindu Sabba. Pernah mengalami kevakuman hampir 10 tahun, Deli Hindu Sabba mampu bangkit dan berkarya di tengah masyarakat Tamil. Kejayaan Deli Hindu Sabba tidak terlepas dari peran pemimpin dan pengurusnya. Tetapi kejayaan tersebut tidak berlangsung selamanya. Memasuki tahun 1942 aktivitas Deli Hindu Sabba mulai menyurut. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kemunduran organisasi Deli Hindu Sabba yakni antara lain faktor kultural antara golongan atas dan bawah yakni adanya dominasi golongan atas dengan bawah. Contohnya yaitu dalam kalangan Sikh hanya sebatas penyandang dana namun dalam kepengurusan tidak terlalu banyak berarti. Dalam aturan awal organisasi seluruh kelompok etnis India boleh bergabung dalam organisasi, tapi dalam prakteknya antara etnis Sikh dan Adi Dravida tidak mau berbaur dan bekerjasama menjalankan organisasi. 64 Faktor lainnya adalah Sifat kolot dan konservatif. Berhubungan dengan adat, budaya dan tradisi. Kebanyakan anggota dari Organisasi Deli Hindu Sabba merupakan orang muda. Namun kalangan muda ini tidak didukung oleh sebagian orang tua mereka. Mereka berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan dalam organisasi tersebut tidak bermanfaat. Terutama bagi wanita India yang garis hidupnya telah ditakdirkan dan mengikuti kegiatan tersebut adalah melanggar batasan bagi seorang wanita India. Faktor lain yang menyebabkan organisasi tersebut mengalami kemunduran adalah sistem atau ADART yang tidak jelas. Pada awalnya memang organisasi ini didirikan sebagai wadah berkumpul masyarakat India di Medan, sehingga tidak ada aturan secara tertulis mengenai sistem di dalam organisasi ini. Meskipun demikian pada masa kepemimpinan D. Kumarasamy mulai dijalankan tata aturan dan sistem yang berkaitan dengan ADART di dalam organisasi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut penulis belum mendapatkan data otentik mengenai ADART organisasi tersebut. Alasan yang sangat penting dalam kemunduran Deli Hindu Sabba adalah peran yang sangat besar dari tokoh D. Kumarasamy sehingga tidak ada tokoh lain yang mampu mengambil tugas dan peranan dalam organisasi setelah D. K. mengundurkan diri dari organisasi. Pada awal terbentuknya organisasi ini diharapkan seluruh orang India di Medan baik yang beragama Hindu dan Budha semuanya dapat bergabung dan berbaur namun pada prakteknya sampai pada kepemimpinan D.K sekalipun hal 65 tersebut tidak dapat terlaksana. D.K. memiliki perhatian yang sangat besar terhadap orang India yang beragama Budha karena masyarakat tersebut berada pada kalangan kelas bawah. Pada tahun 1942 untuk lebih memudahkan jalan dalam membantu masyakat India yang beragama Budha, D.K memeluk agama Budha dan secara tidak langsung D.K pun mengundurkan diri dari Deli Hindu Sabba. Dengan pindahnya D.K ke dalam agama Budha, beliau berharap dapat lebih membimbing dan berbaur karena kesamaan agama. 52 Dalam hal ini penulis mendapatkan sumber yang menyatakan bahwa alasan D.K berpindah agama karena berkaitan dengan pernikahan D.K yang kedua pada tahun 1938. Ditahun 1942 D.K memutuskan untuk beralih kepercayaan ke agama Buddha. D.K berpendapat jika tenyata masih banyak rakyat yang lebih miskin yang harus ditolong. Ia ingin membina golongan Buddhis Adi Dravida yang dari segi kehidupan dan keagamaan berada dibawah etnis Tamil. Perannya di Deli Hindu Sabba dirasa sudah cukup, selanjutnya akan diserahkan pada anggota yang lain agar melanjutkan kepengurusan. 53 52 Mahyuddin Saifuddin, Biografi D. Kumarasamy, Medan: Yayasan Sai Ganesha, 2014, hlm. 65. 53 Wawancara dengan D. Uthirabathy Pernikahan D.K yang kedua ini mengakibatkan terjadinya pro dan kontra di kalangan masyarakatnya. Di dalam tradisi Hindu maupun Tamil memiliki istri lebih dari satu poligami merupakan suatu kejanggalan sehingga untuk 66 menghindari pro dan kontra di masyarakat maka D.K memilih untuk beralih ke agama Budha. Selain itu alasan lain dari D.K berpindah agama Budha adalah kekecewaan D.K terhadap masyarakat Hindu yang masih memiliki pikiran yang kolot sehingga sulit untuk bersama-bersama melakukan perubahan. Mereka menganggap apa yang dikatakan dan diperbuat oleh D.K adalah sesuatu yang tidak berguna. 54 Alasan lain dari kemunduran Deli Hindu Sabba adalah bertetapan pada tahun yang sama yakni 1942 Jepang masuk ke Medan dan melarang segala macam bentuk perkumpulan dan organisasi, tidak terkecuali Deli Hindu Sabba. Dengan kondisi organisasi yang kacau balau dan belum adanya pemimpin yang mampu mengakomodasi semua kegiatan organisasi, peraturan Jepang mengenai larangan berorganisasi menutup semua kegiatan yang ada. Sekretariat Deli Hindu Sabba ditutup oleh Jepang dan barang-barang inventaris Deli Hindu Sabba diberikan kepada Kuli Shri Mariamman. Keputusan D.K yang secara tiba-tiba berpindah agama dan meninggalkan posisinya sebagai ketua Deli Hindu Sabba membuat pengurus lain terkejut dan tidak siap. Posisi dan peranan D.K yang telah menjabat selama 10 tahun sebagai ketua sangat dominan sehingga pengurus lain merasa tidak mampu menyamai kinerja D.K selama ini. 55 54 Ibid. 55 Wawancara dengan S. Kanapathy. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN