komputer. Oleh karena itu, untuk dapat diolah di komputer diperlukan proses konversi dari citra analog menjadi citra digital Sutoyo Mulyanto, 2009.
2.3 Citra Radiografi
Citra radiografi merupakan citra berbentuk bayangan yang diperoleh sebagai akibat dari sinar-x melalui tubuh. Citra radiografi ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen
seorang berkebangsaan Jerman tahun 1895. Penemuannya diilhami dari cahaya hasil yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam tabung kaca.
Pemanfataan sinar-x di bidang kedokteran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini cukup beragam mulai dari radiasi
untuk diagnosic, pemeriksaan sinar-X gigi, dan penggunaan radiasi sinar-x untuk terapi Isnanto, 2003.
Gambar 2.1 Contoh Citra Rontgen Knipe, 2015
2.4 Citra Digital
Citra digital adalah citra yang dinyatakan dalam kumpulan data digital dan dapat diproses di komputer. Citra digital dihasilkan oleh piranti digital seperti kamera
digital, alat pemindai scanner, pena cahaya light pen, mikroskop elektonik, dan sebagainya
Citra di dalam komputer disusun oleh sejumlah titik yang disebut piksel. Setiap piksel mempunyai koordinat, yang dinyatakan dalam bentuk x,y dimana y
menyatakan baris dan x menyatakan kolom. Jika suatu citra berukuran M baris dan N kolom atau biasa dinyatakan sebagai M x N, koordinat piksel terbawah dan terkanan
berada di koordinat M-1, N-1 Kadir, 2013.
2.5 Jenis Citra Digital
Secara prinsip, citra dapat dibagi menjadi tiga jenis yang dibedakan berdasarkan nilai piksel dari masing-masing citra, yaitu citra biner citra monokrom, citra berskala
keabuan grayscale, dan citra berwarna Kadir, 2013.
2.5.1 Citra Berwarna
Citraberwarna true color, merepresentasikan keadaan visual objek-objek yang biasa kita lihat dimana warna objek ikut direkam. Citra berwarna atau yang lenih dikenal
sebagai citra RGB adalah citra dimana setiap pikselnya tersusun atas tiga komponen yaitu komponen merah R atau red, komponen hijau G atau green, dan komponen
biru B atau blue Kadir Susanto, 2009.
Penyimpanan citra true color di dalam memori berbeda dengan citra grayscale. Setiap pixel dari citra grayscale 256 gradasi warna di awali oleh 1 byte.
Sedangkan 1 pixel citra true color diwakili oleh 3 byte, dinamakan masing– masing byte mempresentasikan warna merah Red, hijau Green, biru Blue. Tabel 8.1
menunjukkan contoh warna dan nilai R,G dan B.
Tabel 2.1.Warna dan Nilai PenyusunWarna
Warna R
G B
Merah 255
Hijau 255
Biru 255
Hitam Putih
255 255
255 Kuning
255 255
Contoh dari citra RGB dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Contoh Citra RGB
2.5.2 Citra Biner Monokrom
Citra biner adalah citra dimana setiap pikselnya dinyatakan dengan sebuah nilai dari dua nilai yang mungkin yaitu 0 dan 1. Nilai 0 menyatakan warna hitam dan 1
menyatakan warna putih. Citra biner banyak digunakan dalam pengolahan citra, seperti untuk memperoleh tepi suatu objek. Kedua warna ini disimpan dalam 1 bit
memori Kadir Susanto, 2013. Contoh gambar biner dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Contoh Citra Biner
2.5.3 Citra Grayscale Skala Keabuan
Citra berskala keabuan grayscale adalah citra yang menggunakan gradasi warna abu-abu yang merupakan kombinasi antara hitam dan putih. Setiap warna di dalam
citra berskala keabuan dinyatakan dengan sebuah nilai bulat antara 0 dan 255 untuk yang aras keabuannya sama dengan 256 dan nilai tersebut disebut sebagai intensitas.
Di dalam pengolahan citra, citra berwarna seringkali dikonversi terlebih dahulu ke citra berskala keabuan. Kemudian, melalui citra berskala keabuan inilah
dilakukan pemrosesan Kadir, 2013. Contoh salah satu gambar dari citra Grayscale dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Contoh Citra Grayscale 2.6 Representasi Citra Digital
Citra digital disusun oleh sekumpulan titik yang dinamakan piksel pixel atau “picture element”.Setiap piksel digambarkan sebagai suatu kotak kecil.Setiap piksel
mempunyai koordinat tertentu yang digunakan untuk menyatakan citra digital seperti ditunjukan pada Gambar 2.5.
N-1
x
y M -1
Gambar 2.5 Sistem Koordinat Citra Kadir, 2013
Sebuah piksel mempunyai koordinat berupa x, y, dalam hal ini dinyatakan bahwa, Posisi sebuah piksel
x, menyatakan posisi kolom; y, menyatakan posis baris;
piksel pojok kiri-atas mempunyai koordinat 0, 0 dan piksel pada pojok kanan-bawah mempunyai koordinat N-1, M-1 Kadir Susanto, 2013.
Misalkan sebuah citra digital diwakili oleh sebuah matriks yang dengan M kolom dan N baris, dimana perpotongan antara baris dan kolom disebut piksel piksel
= picture element yang mempunyai dua parameter yaitu koordinat dan intensitas warna pada koordinat x, y dengan nilai fx, y sehingga dapat ditulis sebagai berikut
. f0,0
f0,1 ...
f0, M-1 fx, y =
f1,0 ...
... f1, M-1
... ...
... ...
fN-1,0 fN-1,1
... fN-1, M-1
Pada proses digitalisasi sampling dan kuantitasi maka diperoleh besar baris M dan kolom N hingga citra membentuk matriks M x N dan L jumlah tingkat keabuan
piksel. Besar nilai M, N, bebas ditentukan, tapi biasanya merupakan perpangkatan dari dua, dan L perpangkatan dari dua.
M = 2
n
,N = 2
n
, dan L= 2
k
.....................................................1
Jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyimpan citra digital dirumuskan sebagai berikut:
b = M x N x k........................................................................... 2
Dimana M = jumlah baris citra, N = jumlah kolom citra, dan k = jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyatakan sebuah nilai keabuan Sutoyo Mulyanto, 2009.
2.7 Pengolahan Citra Digital
Pengolahan citra adalah teknik pemrosesan citra sehingga menghasilkan citra baru yang sesuai dengan keinginan kita.Proses pengolahan citra meliputi beberapa bidang,
antara lain: Image Enhancement perbaikan citra yaitu proses untuk menunjukkan dan mengolah
ciri-ciri khusus dari citra seperti: a.
Pengubahan brirhtness dan contrast b.
Penghalusan gambar smooting c.
Penajaman gambar sharpening d.
Perbaikan sisi edge enhancement e.
Pengurangan derau noise reduction a.
Image Restoration yaitu proses pengembalian citra yang rusak menjadi citra semula dimana penyebab kerusakan sudah diketahui seperti:
a. Perbaikan distorsi
b. Perbaikan brightness karena scanner yang kurang baik
b. Image Analysis yaitu proses mengenali atau menganalisa gambar. Seperti:
a. pengenalan huruf
b. pengenalan sidik jari
c. pengenalan wajah
c. Image Reconstruction yaitu proses pembentukan kembali suatu gambar dari
beberapa gambar yang terpisah seperti: a.
Pembuatan peta : dibuat dari foto-foto udara yang disatukan. Namun dalam pengambilan foto, ada kemungkinan terjadinya perbedaan skala
dari foto-foto tersebut. Untuk itulah diperlukan proses rekonstuksi yaitu dalam hal menyamakan skala dari masing-masing foto tersebut.
b. Pembuatan diagram tubuh, dimana menggunakan sinar X untuk
melakukan scanning 3D. c.
Program Animasi.
d. Image Compression yaitu proses kompresi pengurangan ukuran data pada
citra.
2.8 Kista Rongga Mulut