Tinjauan tentang Kartu Huruf

commit to user 14 2 Faktor-faktor dalam diri anak termasuk: a Keingintahuan b Motivasi c Inisiatif, interaksi dan komunikasi d Kompetensi sosial e Kreatifitas f Temperamen g Dorongan untuk belajar dan gaya belajar h Kemampuan 3 Hakikat dan tingkat kecacatan kecacatan, jika ini merupakan bagian dari gambaran tentang anak itu. Miriam Donath Skjorten, 2004: 23. Dari poin-poin di atas dapat dilihat bahwa kesulitan belajar dapat terjadi juga ketika tidak ada kecacatan terlibat di sana. Juga dapat dilihat kompleksitas dan multiplisitas kondisi pembelajaran. Diharapkan dengan mempertimbangkan semua faktor ini akan meningkatkan pemahaman tentang keunikan setiap individu. Apa yang harus diingat adalah bahwa menghadapi keunikan dapat menjadi tantangan yang besar dalam sebuah kelas dan khususnya dalam kelas yang besar. Konsep kesulitan belajar menarik perhatian pada kesulitan dan tantangan yang dapat muncul di setiap kelas, kesulitan-kesulitan yang dapat dihadapi oleh semua anak. Namun, konsep ini juga membantu menyadarkan besarnya implikasi dari kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor sensori, motorik, kognitif, emosional dan lingkungan.

2. Tinjauan tentang Kartu Huruf

a. Pengertian Media Pembelajaran Banyak batasan yang diberikan orang tentang media pembelajaran. Dari berbagai literatur diperoleh penjelasan sebagai berikut: Pengertian media menurut Sri Anitah 2010: 4 adalah sebagai berikut: “kata media berasal dari bahasa Latin medium adalah sesuatu yang terletak di tengah antara dua kutub atau antara dua pihak; atau suatu alat.” Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli tentang media menurut Association for commit to user 15 Educational Communications Technology AECT di Amerika yang dikutip oleh Azhar Arsyad 2002: 3 media pendidikan ialah segala bentuk saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesaninformasi. Sementara itu Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk, 2009: 6: “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi dan berlangsung lebih efisien. Media merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan atau pembelajaran. Komponen sistem pembelajaran ini, dan media pembelajaran memegang peran penting. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Media bukan sekedar alat bantu, tetapi lebih merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar. Kehadiran media pembelajaran ini merupakan suatu keharusan dan menuntut para guru untuk merancang sistem instruksional yang terpadu. Guru dan media secara bersama-sama membagi tanggung jawab dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Guru tetap sebagai pengelola, motivator dan tutor; sedangkan media sebagai penyaji materi bahan ajar. Dengan demikian guru dapat menggunakan waktunya secara lebih efisien dan beban tugas dapat dikurangi, produktivitas pengajaran lebih tinggi. Media pembelajaran sangat diperlukan bila media tersebut dapat membantu guru dalam membangkitkan semangat untuk belajar, dengan demikian media pembelajaran di samping berfungsi untuk memperjelas materi yang diajarkan, media juga untuk memberikan motivasi dan mengkondisikan konsentrasi dalam pembelajaran. commit to user 16 b. Fungsi Media Pendidikan Pembelajaran adalah proses komunikasi interaksi antara guru dan murid. Proses komunikasi terdapat tiga bagian yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain yaitu pembawa pesan, penyampai pesan dan penerima pesan. Arief S. Sadiman, dkk. 2009: 16-17 mengemukakan, secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. 2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti misalnya: a Obyek terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas gambar, film bingkai, film dan model. b Obyek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film dan gambar. c Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu high speed photography atau low speed photography. 3 Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik dalam hal ini media berguna untuk: a Menimbulkan kegairahan belajar. b Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan. c Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4 Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum, dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana latar belakang guru dan siswa sangat berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan. Dari uraian di atas media dapat membantu untuk mengatasi berbagai macam hambatan diantaranya mengurangi sifat verbalisme mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tipe belajar murid karena kelemahan di salah satu indra, mengatasi sifat anak pasif menjadi aktif, membantu mengatasi kesulitan guru dalam memberikan pelayanan belajar kepada murid serta memperingan beban guru. Oemar Hamalik 2000: 19, menyebutkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh jika menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar, namun secara umum media pembelajaran memiliki fungsi seperti berikut: commit to user 17 1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik, artinya hanya berbentuk kata-kata tertulis atau lisan. 2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang besar diganti gambar, objek yang terlalu kecil bisa diganti dengan proyektor mikro, film bingkai, gambar, sedang gerak yang lambat atau cepat bisa dibantu dengan time-lapse atau high- speed photography, tentang kejadian masa lalu dapat ditampilkan kembali lewat rekaman film, video, film bingkai, foto, kemudian objek yang terlalu kompleks bisa dibantu dengan modul, diagram, terakhir konsep yang sangat luas seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim dan divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain sebagianya. 3 Menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi akan dapat diatasi sikap pasif anak didik atau siswa. Dalam situasi demikian media pembelajaran dapat menimbulkan kegairahan belajar dan memungkinkan terjadinya interaksi secara langsung antara anak didik dengan lingkungannya serta memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai 2001: 2-3 media dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ada beberapa alasan di antaranya yang berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: 1 Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2 Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai materi lebih baik. 3 Metode mengajar akan lebih bervariasi. 4 Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan sebagainya. Dari kenyataan yang demikian maka penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu memecahkan masalah-masalah yang ada, sehubungan media pembelajaran memiliki kemampuan memberi perangsang yang sama, pengalaman yang sama, kemudian terakhir memberi persepsi yang sama pula. Dalam penelitian ini diharapkan media pembelajaran yang digunakan dalam mengajar siswa dapat efektif artinya media tersebut akan lebih tepat guna dan bermanfaat sesuai yang diharapkan dibandingkan dengan mengajar tanpa menggunakan media. Dengan demikian kegunaan media antara lain: commit to user 18 1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik hafalan, dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. 2 Mengetahui keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. 3 Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik sehingga siswa lebih bergairah. 4 Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat belajar lebih mantap. Dengan media penanaman pengertian lebih jelas. Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa media pendidikan sangat besar manfaatnya dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. c. Pengertian Kartu Huruf Kartu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1995: 448 adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. “Kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang untuk berbagai macam keperluan” Peter Salim dan Yenni Salim 1991: 425. Dari pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa kartu adalah jenis kertas yang berukuran tebal dan berbentuk persegi panjang dan dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Huruf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1995: 362 adalah “tanda aksara atau tata tulis yang merupakan abjad yang melambangkan bunyi bahasa atau aksara”. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia WJS. Poerwadarminta, 1996: 527, huruf adalah unsur abjad yang melambangkan bunyi. Jadi dapat penulis simpulkan huruf adalah tanda aksara atau abjad yang melambangkan bunyi bahasa tertentu menurut model dan bentuknya. Dari pengertian tentang kartu dan huruf di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa kartu huruf adalah jenis kertas yang berukuran tebal dan commit to user 19 berbentuk persegi panjang yang ditulisi atau ditandai dengan unsur abjad atau huruf tertentu yang melambangkan bunyi bahasa tertentu. Kartu huruf merupakan suatu alat peraga yang praktis dan menarik bagi kalangan anak– anak khususnya anak tunagrahita yang sangat membutuhkan rangsangan untuk memicu kemampuan belajar khususnya kemampuan membaca permulaan. d. Jenis-jenis Kartu Kartu yang digunakan dalam pembelajaran terdiri dari berbagai jenis. Penulis mencoba menggunakan alat peraga kartu kata dan kartu bergambar untuk pengembangan kemampuan membaca bagi anak berkesulitan belajar. Dengan kartu huruf merupakan suatu alat peraga yang praktis dan menarik bagi anak-anak khususnya anak yang berkesulitan belajar yang sangat membutuhkan rangsangan untuk memacu kemampuan belajar anak khususnya kemampuan membaca. Menurut Thachir A. Malik 1995: 2 “Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis kartu kata yang digunakan sebagai alat peraga dalam membantu siswa membaca antara lain berupa kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu gambar”. Berikut jenis-jenis kartu yang digunakan sebagai alat peraga dalam membantu siswa dalam bukunya Pandai Membaca dan Menulis oleh Thachir A. Malik 1995: 3 sebagai berikut: 1 kartu huruf 2 kartu suku kata 3 kartu kata 4 kartu tembus pandang 5 karton. Dari berbagai macam kartu di atas, penulis mencoba menggunakan alat peraga kartu huruf untuk pengembangan kemampuan membaca bagi anak yang berkesulitan belajar membaca. Kartu huruf terdiri dari unsur commit to user 20 abjad yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan cara penggunaannya bisa dengan diadakan permainan antara anak didik dengan guru. Selain itu bisa juga bisa digunakan permainan antar sesama anak didik. Dengan kartu huruf ada kemungkinan anak-anak tertarik oleh adanya huruf-huruf yang berwarna-warni sehingga merespon anak untuk bisa menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf tertentu. e. Hubungan Pengguna Kartu Huruf dengan Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kartu huruf merupakan suatu alat peraga praktis dan menarik bagi kalangan anak-anak khususnya anak yang berkesulitan belajar membaca yang sangat membutuhkan rangsangan untuk memicu kemampuan membaca. Glenn Doman 1991: 154 menyatakan bahwa dalam mengajari anak membaca semua metode mempunyai tiga persamaan penting yang perlu diperhatikan adalah: 1 Setiap metode yang digunakan untuk mengajar anak kecil membaca selalu berhasil. 2 Setiap metode menggunakan huruf dengan ukuran besar. 3 Setiap metode menekankan perlunya merasakan dan memperhatikan kegembiraan dalam proses membaca. Huruf yang digunakan dalam pelajaran membaca permulaan terdiri atas 26 huruf yang terbagi 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan. Berikut adalah huruf abjad yang dipakai dalam pelajaran Bahasa Indonesia dalam bukunya Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia oleh Tarigan, H.G. 1994: 12. commit to user 21 Huruf Nama Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz Aa Be Ce De Ee Ef Ge Ha Ii Je Ka El Em En Oo Pe Qi Er Es Te Uu Ve We Ex Ye Zet Dari beberapa uraian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa kartu huruf sangat diperlukan bagi anak yang berkesulitan membaca pada masa awal sekolah dimana masih memerlukan kekongkritan dan rangsangan atau commit to user 22 stimulus dalam belajar membaca permulaan. Dengan alat peraga kartu huruf ini anak yang berkesulitan belajar membaca yang mengalami hambatan dalam aspek kognitif akan dapat memahami apa yang ada dalam setiap kartu huruf sehingga anak berkesulitan belajar membaca lebih mudah mencerna huruf maupun kosa kata yang ada pada setiap huruf-huruf itu.

3. Peranan Guru Anak Berkesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA, MENULIS, BERHITUNG (CALISTUNG) SISWA BERKESULITAN BELAJAR MELALUI MEDIA PASIR DAN KARTU HURUF SISWA KELAS I SDN TEGALGONDO

0 9 24

Upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I melalui media kartu huruf di MI Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan

0 8 131

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 13

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 12

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA FLASH Peningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Media Flash Card Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Plosorejo Matesih Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I di SD Negeri 02 Kedung Jeruk Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 14

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I di SD Negeri 02 Kedung Jeruk Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 7

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS I SD NEGERI I BANGAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 4 17

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12