2.4. Dampak negatif dan dampak positif aktifitas gunung merapi
Berbagai aktifitas gunung berapi tentu saja memberikan dampak positif maupun negatif pada penduduk di sekitar gunung berapi. Dampak negatif ada yang secara
langsung dapat dirasakan oleh penduduk sekitar gunung berapi, misalnya pada saat gunung meletus mengeluarkan awan panas dan lahar yang mengalir dengan
kecepatan beberapa kilometer dengan membawa panasenergi yang cukup besar. Dampak negatif yang tidak langsung dirasakan adalah apabila terjadi peristiwa
letusan yang menyebabkan material-material vulkanik maupun radioaktivitas dikeluarkan oleh gunung berapi tersebut. Selain itu dampak negatif yang bisa
terjadi apabila pada saat gunung meletus bahaya yang berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur dan lava.
Menurut Suryani 2014 yang dikutip dari The International Volcanic Health Hazard Network IVHHN debu yang terdapat pada peristwa meletusnya
gunung merapi merupakan salah satu dampak pencemaran partikel yang disebabkan karena peristiwa alamiah faktor internal yang menyebabkan masalah
pada kesehatan seperti iritasi pada paru-paru, kulit dan mata. Selain itu juga dapat menyebabkan kondisi lingkungan menjadi buruk.
Dampak positif dari keberadaan gunung api antara lain sebagai berikut : a
Sumber mineral, yang merupakan daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari
adaanya aktivitas gunung api b
Daerah tangkapan hujan c
Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut dimana diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan
d Daerah objek wisata, keindahan dan panorama dari gunung api dengan
kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan yang menarik bagi wisatawan nusantara maupun manca
negara e
Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik
Universitas Sumatera Utara
2.5 Radionuklida
Radionuklida adalah isotop suatu unsur yang tidak stabil, untuk menjadi isotop unsur lain dengan melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk radiasi nuklir.
Radionuklida itu akan mengalami peluruhan sambil memancarkan radiasi berupa partikel alfa, beta, dan sinar gama.
Radionuklida alam penyumbang terbesar terhadap besarnya paparan gamma ke manusia adalah anak luruh U-238, Th-232, dan K-40
UNSCEAR,2000 Sehubungan dengan asal radionuklida, radionuklida alam dibagi menjadi
dua yaitu primer primordial dan kelompok sekunder. Kelompok pertama yaitu kelompok radionuklida primer meliputi unsur radionuklida yang sudah terbentuk
semenjak terbentuknya bumi. Ini dapat dilihat dari nuklida yang stabil sebagai contoh :
Ni
28 60
, Sr
38 87
,
206,207,
Pb
82 208
, Bi
83 209
, atau nuklida yang merupakan hasil dari transmutasi nuklida primer tidak stabil sebagai contoh :
He, Ar,
Ca
20 40
18 40
2 4
.
Radionuklida sekunder merupakan nuklida tidak stabil dimana memiliki waktu paruh transmutasi yang pendek, tidak melebihi 10
7
-10
8
tahun. Nuklida ini juga menghasilkan waktu paruh di alam sebagai nuklida hasil transmutasi dari
radionuklida primer, sebagai contoh U
92 234
T = 2.5 × 10
5
tahun, Ra T
88 226
= 1620 tahun,
��
91 234
T = 6.7 jam seri uranium-radium atau sebagai hasil dari reaksi nuklir, sebagai contoh
U
92 236
T = 2.3 × 10
7
tahun, C
6 14
T = 5730 tahun, H
1 3
T = 12.3 tahun. Navrátil,1992
Secara kuantitas, yang paling banyak keberadaannya adalah kalium-40, nuklida deret uranium, nuklida deret thorium, dan semuanya ini disebut
radionuklida primordial. Selain itu, ada radionuklida alam yang lain yang jumlahnya relatif kecil, yaitu berbagai radionuklida seperti nuklida kosmogenik
nuklida hasil interaksi dari radiasi kosmik, yang terjadi karena interaksi antara radiasi kosmik dengan udara, dan nuklida produk peluruhan spontan nuklida dapat
belah.
Universitas Sumatera Utara
Radionuklida yang terdapat di dalam lingkungan berasal dari dua sumber yakni sumber alami dan sumber buatan. Keberadaan radionuklida yang terdapat di
alam dapat masuk ke tubuh manusia melalui jalur rantai pangan ingestion, pernafasan inhalation, dan kontaminasi pada permukaan kulit. Radionuklida ini
dapat terakumulasi pada organ tubuh tetentu dan akan menyebabkan gangguan pada sel dan gangguan pada jaringan tubuh P2PLR BATAN,2000
Pemasukan ke tubuh manusia melalui lintas makanan danpernafasan. Di dalam tulanguranium terdistribusikan secara merata, dengan kadaryang lebih
tinggi pada permukaan tulang. Waktu paruh uranium di alam mencapai4,51 x 10
9
tahun sehingga masih tersisa hingga sekarang sejak terbentuknya bumi
.
Wiryosimin, 1995; Udiyani, 2007.
2.5.1. Uranium
Uranium adalah salah satu unsur diantara unsur-unsur yang sangat melimpah dan terdapat di kulit bumi. Uranium dalam konsentrasi kecil dapat ditemukan di mana
saja di dalam tanah dan bebatuan, di sungai, dan di pantai. Beberapa uranium juga dapat ditemukan dalam makanan dan jaringan tubuh manusia. Konsentrasi dari
uranium secara kuantitas sangat bervariasi berdasarkan lokasi ditemukannya. Sebagai contoh uranium tercampurterdapat dalam batuan granit yang terdapat
sekitar 60 dalam kerak bumi, ada sekitar 4 ppm. Dalam kerak bumi unsur uranium dapat menumpuk dalam suatu deposit yang terjadi sebagai akibat
berbagai proses alamgeologi. Deposit uranium ditambang untuk memperoleh bijih uranium, kemudian bijih uranium diolah untuk memperoleh uranium yang
dikenal sebagai Yellow Cake. Sagala,2003 Uranium alam adalah campuran dari U-238 ~99,3, U-235 ~0,7 dan
U-234 ~0,0006. Semua uranium ini dalam bentuk radioaktif. U-238 adalah permulaan deret uranium dan U-235 adalah awal deret actinium. Isotop uranium
memiliki waktu paro yang sangat panjang yaitu 4,5 × 10
9
tahun untuk U-238 IAEA,1989
Unsur radiaoktif isotop uranium-238 �
92 238
meluruh secara berantai ke isotop stabil timah
��
82 206
melalui unsur isotop-isotop unsur radioaktif berikut.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan reaksi inti atom peluruhan ini : �
92 238
→ �ℎ
90 234
+ α ��
2 4
Isotop thorium-234 yang terbentuk juga bersifat radioaktif dengan memancarkan sinar beta. Rantai peluruhan radioaktif dengan unsur induk isotop
�
92 238
disebut dengan deret Uranium. Mengingat sinar alfa, yang adalah inti atom helium, bernomor massa 4,
maka disimpulkan bahwa selain deret uranium, terdapat pula 3 deret radioaktif lain.
Yang pertama, unsur induknya bernomor masaa 237, yang kedua 236, dan yang ketiga 235. Untuk yang kedua, karena isotop bernomor massa 236 tak
terdapat di alam, unsur induk yang berkaitan adalah 236-4 = 232. Unsur-unsur dengan nomor massa rendah lain adalah unsur anak dari salah satu deret keempat
deret radiaoktif lain. Sebagai contoh, unsur dengan nomor massa 234 adalah unsur anak dalam deret uranium Wospakrik,2005
2.5.2. Thorium
Thorium Th, unsur kimia radioaktif dari seri aktinoid dari tabel periodik, nomor atom 90; Thorium adalah bahan bakar reaktor nuklir yang berguna. Thorium
ditemukan 1828 oleh kimiawan Swedia Jöns Jacob Berzelius. Thorium berwarna putih keperakan tapi ternyata abu-abu atau hitam pada paparan udara. Kelimpahan
Thorium sekitar setengah dari kelimpahan timah dan tiga kali lebih banyak daripada uranium di kerak bumi.
Thorium secara komersial diproduksi dari monasit mineral dan terjadi juga dalam mineral lain seperti thorite dan thorianite. Logam thorium telah diproduksi
dalam jumlah komersial dengan reduksi tetrafluorida ThF
4
dan dioksida ThO
2
dan dengan elektrolisis dari tetraklorida ThCl
4
. Nama unsur Thorium berasal dari nama dewa Norse Thor.
Universitas Sumatera Utara
Logam Thorium dapat diekstrusi, digulung, ditempa, swaged, dan diputar, tapi memiliki kekuatan tarik yang rendah. Dan sifat fisik lainnya seperti titik leleh
dan titik didih sangat dipengaruhi oleh sejumlah kecil kotoran tertentu, seperti karbon dioksida dan thorium. Thorium ditambahkan ke magnesium dan paduan
magnesium untuk meningkatkan kekuatan suhu tinggi mereka. Thorium telah digunakan dalam sel fotolistrik komersial untuk mengukur sinar ultraviolet
panjang gelombang berkisar 2000-3750 angstrom. Ditambahkan ke kaca, thorium menghasilkan gelas dengan indeks bias tinggi, berguna untuk aplikasi optik
khusus. Thorium dulunya diminati sebagai komponen mantel untuk lampu gas dan minyak tanah dan telah digunakan dalam pembuatan filamen tungsten untuk bola
lampu dan tabung vakum.
2.5.2.1. Isotop Thorium
Radioaktivitas thorium ditemukan secara independen 1898 oleh kimiawan Jerman Gerhard Carl Schmidt dan oleh fisikawan Perancis Marie Curie. Thorium
alam adalah campuran isotop radioaktif, terutama yang paruh hidupnya sangat panjang thorium-232 paruh 1,40 × 10
10
tahun, induk dari seri peluruhan radioaktif thorium. Isotop lainnya terjadi secara alami dalam uranium dan seri
peluruhan actinium, dan thorium hadir di semua bijih uranium. Thorium-232 berguna dalam reaktor peternak karena dapat menangkap pergerakan lambat dari
neutron yang meluruh menjadi fisi uranium-233. Isotop sintetik telah disusun; thorium-229 paruh 7880-tahun, terbentuk dalam rantai peluruhan yang berasal
dari neptunium unsur aktinoid sintetis, berfungsi sebagai pelacak untuk thorium biasa Hyde,1960
2.6 Metode Analisis Aktivasi Neutron AAN
Analisis Aktivasi Neutron AAN merupakan suatu analisis unsur yang bersifat multiunsur, selektif dan memiiki tingkat sensitivitas, akurasi dan presisi yang baik
dan mampu menganalisis multi unsur kelumit 40-52 unsur dalam satu kali pengukuran.
Universitas Sumatera Utara
AAN ini dapat digunakan untuk menganalisis cuplikan dari berbagai bidang seperti cuplikan lingkungan, kesehatan, biologi, geologi dan sebagainya
dan juga sudah diaplikasikan dalam beberapa bidang seperti bidang lingkungan, kesehatan dan industri Susetyo,1988
2.6.1. Prinsip Dasar Metode AAN
Prinsip dasar dari aktivasi neutron adalah timbulnya radioaktivitas imbas dari suatu sampel setelah ditembaki dengan neutron dalam selang waktu tertentu
waktu irradiasi. Selama mengalami penembakan neutron, sampel akan mengalami aktivitas peningkatan nomor masaa inti atom, hal ini berarti sampel
sudah bersifat radioaktif. Aktivitas ini tidak berlangsung secara terus-menerus, tetapi pada suatu saat akan terjadi aktivitas jenuh saturation activity. Pada
kondisi ini tidak akan terjadi peningkatan nomor massa inti unsur sampel meskipun penembakan terus berlangsung. Lamanya waktu jenuh biasanya
dinyatakan sebesar T
12
waktu paruh . Setelah paparan radiasi neutron dianggap cukup, sampel dikeluarkan dari sumber neutron. Sampel terssebut sekarang
mengandung unsur-unsur yang memancarkan sinar-sinar radioaktif. Sinar- γ yang
dipancarkan oleh berbagai unsur di dalam sampel selanjutnya dianalisis dengan menggunakan spektrometer-
γ dimana setiap unsur yang terdapat di dalam sampel akan memancarkan sinar-
γ dengan karakteristik tersendiri.
Metode AAN ini didasarkan pada reaksi inti berupa reaksi penangkapan neutron yang dituliskan n.y ditunjukkan pada Gambar 1, atau dapat ditulis
sebagai berikut :
A
X + n →
A-1
X + γ keterangan :
X = nuklida
A = nomor massa
n = neutron
y = radiasi gamma
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Neutron
a
Pengertian Neutron
Neutron merupakan suatu partkel yang tidak bermuatan yang timbul dari rekasi inti penghasil neutron. Neutron memiliki massa 1,008665 sma yang setara dengan
943,5 MeV dan merupakan partikel radioaktif. Di luar inti atom atau neutron bebas, neutron berada dalam keadaan yang tidak stabil sehingga meluruh menjadi
proton dengan memancarkan elektron serta memiliki waktu paruh half time sekitar 11,7 menit sesuai dengan reaksi :
n
1
→
1
P
1
+
-1
e + v
Erdtman,1976
b Sumber neutron
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memproduksi neutron diantaranya : 1.
Neutron dari reaktor inti Bahan bakar reaktir inti adalah uranium. Di dalam uranium terdapat dua isotop
utama yaitu
235
U dan
238
U. Di dalam reaksi fisi
235
U oleh neutron thermal rata- rata akan menghasilkan 2,5 neutron cepat. Di dalam sistem reaktor, neutron ini
akan mengalami beberapa interaksi dengan atom-atom sehingga neutron mempunyai energi yang bervariasi dari energi neutron thermal hingga 18
MeV. 2.
Neutron dari akselerator Neutron monoenergitik diperoleh dengan cara penembakan target tertentu
dengan partikel bermuatan yang dipercepat. Akselerator merupakan suatu alat pemercepat partikel yang dapat menghasilkan partikel dengan energi tinggi.
Partikel-partikel yang dipercepat adalah partikel bermuatan listrik diantaranya elektron,proton, dan ion.
3. Sumber neutron isotropik
Merupakan sumber neutron yang berisi isotop radioaktif dan bahan sasaran. Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop tersebut berinteraksi dengan bahan
sasaran dan akan menghasilkan neutron Susetyo,1988
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Interaksi Neutron dengan Materi
Jenis interaksi yang terjadi antar neutron dengan inti atom materi ditentukan oleh energi neutron yang datang. Perbedaan yang diiliki oleh neutron dengan partikel
subatomik menyatakan timbulnya bermacam-macam bentuk interaksi antara neutron dengan materi. Bentuk-bentuk interaksi antara neutron dengan materi
antara lain : 1.
Hamburan neutron Peristiwa hamburan neutron terjadi ketika neutron memasuki inti dan sebelum
terjadinya peristiwa yang lain neutron dilepas dari inti sasaran. 2.
Tangkapan atau serapan neutron Jika neutron dengan energi tertentu meamsuki daerah inti sasaran dan
berinteraksi secara langsung dengan inti tersebut, maka energi yang dimiliki akan terdistribusi ke seluruh permukaan nukleon, sehingga akan terbentuk inti
majemuk yang tereksitasi. Jika energi yang diterima oleh nukleon lebih besar dari energi eksitasinya maka nukleon dalam inti akan dipancarkan keluar
dengan menggunakan energi sisa eksitasi yang dimilikinya Susetyo,1988
2.6.4. Reaksi Aktivasi Neutron
Apabila suatu bahan yang mengandung beberapa macam unsur diiradiasi aktivasi dengan suatu neutron, maka akan terjadi penangkapan neutron oleh inti
unsur-unsur tersebut. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan umum A
n,γ B. Pancaran sinar gamma tiap-tiap unsur mempunyai sifat-sifat dan karakteristik dalam hal tenaganya Eγ. Dari karakteristik tersebut dapat dilakukan
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan pengukuran unsur hasil dari
puncak-puncak tenaga sinar gamma sehingga dapat ditentukan jenis unsur yang kita inginkan.
Untuk analisis kuantitaif dapat dilakukan dengan pengukuran intensitas sinar gamma dengan menggunakan perangkat spektrometri gamma, misalnya detektor
HPGe Susetyo,1988
Universitas Sumatera Utara
2.6.5. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam cuplikan dari jenis reaksi inti yang terjadi. Hal ini dapat
dilakukan karena untuk setiap isotop hasil reaksi inti akan memancarkan radiasi gamma karakteristik yang berbeda-beda Sunardi,2007.
Langkah-langkah yang dilakukan analisis kualitatif ini dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Menentukan energi-
γ tiap puncak spektrum tenaga-γ yang terdeteksi 2.
Menyesuaikan energi- γ dari puncak spektrum dengan energi berbagai
isotop yang tercantum dalam tabel energi isotop atau Tabel Aktivasi Neutron Neutron Activation Table sehingga dapat diketahui isotop apa
saja yang terdapat dalam tiap cuplikan Susetyo,1988
2.6.6. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif didasarkan pada jumlah cac ah foton γ dari radionuklida yang
berbanding lurus dengan konsentarsi unsur yang terdapat di dalam sampel. Untuk menghitung kadar cuplikan maka digunakan metode absolut atau metode
komparatif atau metode relatif Susetyo,1988
2.6.6.1. Analisis Kuantitatif Dengan Menggunakan Software MCA Genie 2000
Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan menggunakan Software. Software ini berfungsi sebagai alat penganalisis spektrum sinar gamma untuk sampel dan SRM
yang digunakan
Metode analisis yang menggunakan software MCA Genie 2000 yaitu metode relatif atau sering juga disebut dengan mtode komparatif.Metode relatif ini
memerlukan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan dan jumlahnya telah diketahui secara pasti. Cuplikan standar tersebut dipersiapkan
tepat seperti cuplikan yang akan dianalisis dan diiradiasi secara bersama-sama, sehingga akan mengalami paparan neutron yang sama besarnya.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian diperoleh spektrum sinar gamma untuk cuplikan standar dan cuplikan yang dianalisis. Dengan membandingkan laju cacah cuplikan standar,
maka dapat dihitung kadar unsur dalam cuplikan Susetyo,1988 Jumlah unsur dalam cuplikan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
W
a
=
st st
a
W cps
cps .
1 Dimana
Wa = kadar unsur yang dicari dalam cuplikan yang dianalisis mgkg ppm
W
st
= kadar unsur standar yang digunakan cps
a
= laju cacah radionuklida dalam cuplikan cps
st
= laju cacah radionuklida Suseyto,1988
2.6.6.2 Analisis Aktivasi Neutron dengan Menggunakan Software k -IAEA
Analisis aktivasi neutron yang menggunakan metode relatifkomparartif yang memiliki beberapa keterbatasan seperti permasalahan matriks, fluks neutron,
biaya, waktu dan terlebih lagi unsur yang ada di dalam sampel tidak dapat dianalisis secara kuantitatif apabila standar dalam unsur tersebut tidak tersedia.
Pada tahun 1975 Simonts memperkenalkan AAN dengan metode k -AAN.
Metode k mulai dikembangkan oleh Institute of Nuclear Science, Gent, Belgium
oleh Frans De Corte pada tahun 1987. Kuantifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cuplikan pada metode k
dihitung berdasarkan formulasi dari Frans De Corte yang tidak bergantung pada ketersedian unsur standar. Metode ini sekarang
banyak digunakan dalam kimia nuklir.
Universitas Sumatera Utara
Metode k -AAN ini digunakan dalam analisis kuantitatif unsur-unsur yang
didasarkan pada persamaan 2 sebagai berikut :
�
�
=
���
�
�
�
⁄ ��.�.�.��
�
�
�� .�
1 �
⁄
��
�ℎ.� .
�+ �
�,�
�
�,�
�� ��
�ℎ.�.
�+�
�,�.
�
� �
��
. 10
6
2
Dimana : ρ
a
= konsentrasi unsur analit mgkg atau μgg N
p
= jumlah cacah yang dikumpulkan pada puncak energi-penuh, setelah setelah dikoreksi terhadap pulsa yang hilang antara lain : waktu mati
detektor dan efek koinsidensi S
= faktor kejenuhan yang dinyatakan sebagai S = 1 - �
−�.����
, λ = tetapan peluruhan, λ= ln 2T, dengan T = umur paroh radionuklida, t
irr
= waktu iradiasi detik
D = faktor peluruhan =
�
−�.�
�
, �
�
= waktu peluruhan C = faktor peluruhan =
�1 − �
−�.����
� λ.�
�
, �
�
= waktu pengukuran detik
W = massa unsur yang diiradiasi kg atau g
ɛ
�
= efisiensi deteksi dari puncak energi utuh termasuk koreksi untuk attenuasi γ
�
��
= laju cacah spesifik, �
�ℎ
= faktor koreksi serapan-diri untuk neutron termal
G
e
= faktor koreksi serapan-diri untuk neutron epitermal α
= parameter untuk distribusi fluks neutron φ
e
’~1E
1+α ,
f = rasio fluks termal terhadap epitermal Q
α = perbandingan antar integral resonansi terhadap penampang lintang neutron termal
a,m = analit dan monitor pemantau fluks
Universitas Sumatera Utara
Faktor k hanya melibatkan parameter inti yang dimana dapat dinyatakan
dengan persamaan 3 sebagai berikut :
� =
[ �
�
�
�
�
�
�
�
] [
�
�
�
�
�
�
�
�
]
3 Dimana :
M = nomor massa radioisotop
γ = fraksi energi gamma yang dipancarkan oleh suatu radioisotop
θ = kelimpahan isotop di alam
σ = penampang lintang serapan neutron termal pada reaksi n,γ
Parameter-parameter inti pada persamaan tersebut memliki harga yang telah terdefinisi dengan baik dan telah tersedia dalam software ko-AAN, sehingga
dengan mengukur jumlah cacah sampel maka konsentrasi unsur dalam sampel dapat dihitung dengan langsung dengan menggunkan software ko-AAN
Corte, et al 1994
2.7 Penaksiran Assesment Nilai Ketidakpastian Perhitungan Pada Hasil
Analisis
Setiap nilai yang diperoleh dari suatu pengukuran kuantitatif hanya merupakan suatu perkiraan terhadap nilai benar true value dari sifat yang diukur. Tanpa
pernyataan kuantitatif kesalahan, suatu pengukuran kurang mempunyai arti. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyimpangan deviasi yang
disebabkan oleh ketidaksempurnan alat ukur, alat uji, analisis, metode dan operator yang tidak terlaltih, sehingga diperlukan indikator mutu yang dapat
diterapkan secara universal, konsisten, dapat diukur serta ,mempunyai arti yang jelas.
Penakisiran nilai ketidakpastian pengujian perlu dilakukan oleh setiap laboratorium pengujian. Dimana hal ini berkaitan dengan metode, peralatan,
kemampuan sumber daya manusia yang tersedia, adalah titik sama untuk setiap laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Pada analisis bahan dengan menggunakan metode analisis aktivasi neutron komparatif, sumber-sumber ketidakpastian pengukuran berasal dari setiap langkah
yang dikerjakan, seperti preparasi sampel dan bahan standar pembanding, proses iradiasi dan pencacahan data.
2.8 Interaksi Sinar-