BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gunung Sinabung
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung berpi yang berada di Dataran Tinggi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak gunung
Sinabung ini adalah 03° 10
’
LU dan 98° 23
’
BT dengan puncak tertinggi dari gunung ini adalah 2.460 meter dari permukaan laut dpl yang dimana menjadi
puncak tertinggi di Sumatera Utara. Menurut catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG dengan catatan letusan, gunung Sinabung
ini meletus pada tahun 1600 dengan aktifitas vulkanik berupa muntahan batuan piroklastik serta aliran lahar yang mengalir ke arah Selatan. Kemudian pada tahun
1912, gunung Sinabung kembali menunjukkan aktifitasnya dengan mengeluarkan solfatara yang terlihat di puncak dan lereng atas. Setelah hampir dari 100 tahun,
gunung Sinabung yang berjenis strato ini kembali meletus pada tahun 2010 dimana terjadi beberapa kali letusan yang di antaranya berupa letusan freatik juga
lontaran debu vulkanik hingga 5000 meter ke udara. Letusan ini terjadi pada kurun waktu 7 April - 27 Agustus 2010 kemudian kembali menunjukkan aktivitas
vulkanik pada tanggal 19 Oktober 2013 dan masih terjadi erupsi yang berkepanjangan hingga pada saat ini
2.2. Debu Vulkanik
Debu vulkanik terdiri dari partikel-partikel batuan vulkanik terfragmentasi. Debu vulkanik ini terbentuk selama letusan gunung berapi dari suatu longsoran batuan
panas yang mengalir menuruni sisi gunung berapi atau cairan lava panas yang dikeluarkan oleh gunung berapi tersebut Nandi,2006
Universitas Sumatera Utara
Setiap semburan abu vulkanik mengandung senyawa kimia yang mengancam kesehatan manusia. Senyawa tersebut diantaranya Silika dioksida
SiO
2
54,56 , Aluminium oksida Al
2
O
3
18,37 , Ferri oksida Fe
2
O
3
18,59 , dan Kalium oksida CaO 8,33 . Selain itu, gunung berapi umumnya juga
menyemburkan uap air H
2
O, Karbon dioksida CO
2
, Sulfur dioksida SO
2
, Asam klorida HCl, dan Asam fluorida HF ke atmosfer. Ada juga unsur lain
seperti seng, kadmium, dan timah tapi dalam konsentrasi yang rendah Bolly,2010
2.3. Lahar Dingin
Lahar adalah suatu aliran yang terdiri dari material vulkanik yang biasanya berupa campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng
gunung api. Secara umum berdasarkan proses terjadinya lahar dapat dibedakan menjadi dua yaitu lahar letusan lahar primer dan lahar hujan lahar sekunder.
Lahar letusan terjadi ketika adanya letusan eksplosif pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah yang luas. Lahar hujan terjadi akibat hujan yang terus-
menerus dalam jangka waktu tertentu di tas material vulkanik di sekitar lereng gunung berapi dan akan mengakibatkan material menjadi jenuh dan akan menjadi
longsor Noor,2006 Lahar dingin merupakan lava dingin yang berada di puncak gunung
kemudian turun ke arah lereng yang disebabkan oleh adanya hujan yang lebat di puncak gunung. Lahar dingin disebut juga dengan lahar hujan yaitu material
vulkanis yang telah terguyur air hujan, baik yang bersuhu tinggi maupun bersuhu normal. Ketika terjadi erupsi, banyak material vulkanis yang tidak ikut tergelincir
dan turun ke bawah, tetapi menumpuk di daerah dekat puncak gunung merapi. Apabila terjadi hujan lebat di daerah puncak, maka bisa menimbulkan ancaman
sekunder bagi daerah di sekitar lereng gunung merapi terutama daerah bantaran sungai yaitu ancaman banjir lahar dingin Miswata, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4. Dampak negatif dan dampak positif aktifitas gunung merapi