F. Uji kualitas instrumen
1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevadilan suatu instrument. Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara yang
digunakan adalah dengan menghubungkan atau mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total
individu. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai component dengan batas signifikan sebesar 0.5 Santoso, 2007.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu peringatan bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Suharsimi Arikunto 2006 menyatakan
“Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil. Uji reliabilitas
dalam penelitian ini dinyatakan dengan melihat nilai Cronbach Alpha α.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.6 Sekaran, 2003.
3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji layak tidaknya
model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji ini meliputi: a. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2012 menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan dengan adanya
korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi dengan melihat nilai tolerance 0,10 dan lawan variance inflation factor
VIF 10 berarti data tidak ada masalah multikolinearitas. Riska Persia Pasadena, 2013.
b. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali 2006 Uji Heteroskedestisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 maka model
regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskidastisitas.
c. Uji Normalitas Data Bertujuan untuk menguji tingkat kenormalan variabel terikat dan
variabel bebas. Menurut Ghozali 2001 model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
d. Uji Autokorelasi Menurut Imam Ghozali 2006 uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-
Watson. 1 Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
firstorder autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstan dalam 68 model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara
independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi r=0