Dampak Work-Family Conflict Work- Family Conflict
33
pergantian karyawan membawa dampak atau pengaruh yang kurang baik terhadap perusahaan, baik dari segi biaya maupun dari segi
hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang. Turnover mengarah pada kenyataan akhir yang dihadapi
organisasi berupa jumlah karyawan yang meninggalkan organisasi pada periode tertentu, sedangkan turnover intention mengacu pada
hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungan dengan organisasi
yang belum
diwujudkan dalam
tindakan pasti
meninggalkan organisasi. Turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi, pemberhentian atau kematian
anggota organisasi. Menurut Pasewark dan Strawser 1996 dalam Sandi
2014, menjelaskan bahwa turnover intention mengacu pada niat seseorang untuk mencari alternatif pekerjaan lain dan belum terwujud
dalam bentuk perilaku nyata. Menurut Mobley 2011, mengemukakan beberapa hal yang
perlu dipahami untuk menemukan definsi umum turnover, antara lain: 1
Turnover berfokus pada karyawan, dalam arti mereka yang menerima upah dari organisasi suatu kondisi yang
menunjukkan keanggotaan dari organisasi sebagai suatu kondisi yang menunjukkan keanggotaan karyawan dalam organisasi.
2 Turnover berfokus pada penghentian atau pemisahan diri
karyawan dari organisasi.
34
3 Definisi umum turnover dapat dipakai untuk berbagai
tipe organisasi dan pada berbagai macam tipe hubungan karyawan – organisasi.
Jadi dari beberapa definisi tersebut data disimpulkan bahwa turnover sebagai berhentinya karyawan sebagai anggota dari suatu
organisasi baik itu atas kemauan sendiri ataupun keputusan dari organisasi tempat karyawan tersebut bekerja.
Menurut Suwandi dan Indrantoro 1999 dalam Sandi 2014, turnover intentions diindikasikan sebagai sikap individu yang
mengacu pada hasil evaluasi mengenai kelangsungan hubungannya dengan organisasi dimana dirinya bekerja dan belum terwujud dalam
bentuk tindakan pasti. Menurut Lekatompessy 2003 dalam Sandi 2014, turnover
lebih mengarah pada kenyataan akhir yang dihadapi organisasi berupa jumlaah karyawan yang meninggalkan organisasi.
Menurut Mobley 2011, keinginan untuk keluar dari organisasi merupakan predictor dominan yang bersifat positif terhadap
terjadinya turnover. Keinginan berpindah mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya dengan organisasi dan
belum ditunjukkan tindakan pasti meninggalkan organisasi. Menurut Zeffane 1994 dalam Sari 2014, intensi adalah niat
atau keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan sesuatu. Sementara turnover adalah berhentinya atau penarikan diri seseorang
35
karyawan dari tempat bekerja. Dengan demikian, turnover intention intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk
berhenti bekerja dari pekerjaannya. Menurut Mobley 2011, turnover intention diartikan sebagai
kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke
tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Masalah Turnover intention merupakan masalah umum yang
sering dihadapi oleh perusahaan. Turnover intention cenderung didefinisikan secara sukarela menurut pilihannya. Menurut Tett and
Meyer 1993 dalam Waspodo, dkk 2013, mendefinisikan bahwa “turnover intention refert to a conscious and deliberate willingness to
leave organizational ”. Diartikan secara bebas bahwa keinginan
berpindah mengacu pada keinginan yang secara sadar dan disengaja untuk meninggalkan organisasi.
Menurut Simamora 2007, menyebutkan Turnover Intentions merupakan perpindahan movement melewati batas keanggotan dari
sebuah organisasi. perpindahan kerja dalam hal ini adalah perpindahan secara sukarela yang dapat dihindarkan avoidable voluntary
turnover dan perpindahan kerja sukarela yang tidak dapat dihindarkan unvoidable voluntary turnover.
36
Menurut Ferry 2007 dalam Sanjoko 2015, intensi turnover sebagai kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari
pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Menurut Abelson 1987 dalam Sanjoko 2015, turnover
intention karyawan sebagai suatu keinginan individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain.
Tindakan penarikan diri terdiri atas beberapa komponen yang secara simultan muncul dalam individu berupa adanya pikiran untuk keluar,
keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan lain, mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang layak di tempat lain,
dan adanya keinginan untuk meniggalkan organisasi. Menurut Suwandi dan Indriantoro 1999 dalam Sanjoko
2015, turnover intention karyawan mencerminkan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif
pekerjaan. Menurut Cotton and Tuttle 1986 dalam Sanjoko 2015,
keinginan berpindah mengacu pada probabilitas dirasakan individu tinggal atau meninggalkan organisasi yang mempekerjakan.
Menurut Pasewark dan Strawser 1996 dalam Sanjoko 2015, mendefinisikan keinginan berpindah kerja mengacu pada keinginan
karyawan untuk mencari alternatifpekerjaan lain yang belum diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata.