Sebab Suatu Negara Menggunakan Nuklir

47 Dalam kerangka global, semua konferensi internasional menyangkut energi nuklir yang diadakan sejak akhir Perang Dunia II pada dasarnya diarahkan atau ditujukan pada dua hal, yaitu pertama, mengawasi dan menghapuskan “atoms for war” dan kedua, mempromosikan dan mengupayakan “atoms for peace”. 72 Konferensi mengenai pelucutan dan pengawasan senjata nuklir tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan terhadap senjata nuklir semata tetapi juga untuk dapat mencegah proliferasi atau penyebarannya ke negara-negara lain baik mencegah proliferasi di antara kelima negara yang menandatangani perjanjian Non-Proliferasi yang diketahui atau dipercayai memiliki senjata nuklir adalah: Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya, Perancis dan Republik Rakyat Cina. 73

B. Sebab Suatu Negara Menggunakan Nuklir

Ketika teknologi nuklir pertama ditemukan, hal yang paling utama dari penggunaan energi nuklir adalah untuk digunakan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fossil batu bara dan minyak bumi. Namun seiring berjalannya waktu perkembangan nuklir bergeser dikarenakan adanya pengaruh lain yang muncul disuatu negara yang menggunakan nuklir. Diantara negara pengguna nuklir terbesar didunia adalah sebagai berikut : 74 No Negara Jumlah Reaktor Nuklir PLTN Jumlah MW 72 Dian Wirengjurit, Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir, Bandung : PT. Alumni, 2002, hlm.11 73 “List of States With Nuclear Weapon’ sebagaimana dimuat dalam https:en.wikipedia.orgwikiList_of_states_with_nuclear_weapons, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016, pukul 15:25 WIB 74 “Daftar Negara Pengguna Nuklir Terbesar di Dunia” sebagaimana dimuat dalam https:nusantaranews.wordpress.com2009042230-negara-pengguna-nuklir-terbesar-dunia, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016, pukul 15.43 WIB Universitas Sumatera Utara 48 1 Amerika S 104 101,119 19 2 Prancis 59 63,473 77 3 Jepang 53 46,236 28 4 Rusia 31 21,743 16 5 Jerman 17 20,339 26 6 Korea Selatan 20 17,716 35 7 Ukraina 15 13,168 48 8 Kanada 18 12,652 15 9 Inggris 19 11,035 15 10 Swedia 10 9,016 46 11 China 11 8,587 2 12 Spanyol 8 7,448 17 13 Belgia 7 5,728 54 14 India 17 3,779 3 15 Rep. Czech 6 3,472 30 16 Switzerland 5 3,220 43 17 Finlandia 4 2,696 29 18 Bulgaria 2 1,906 32 19 Brazil 2 1,901 3 20 Afrika Selatan 2 1,842 6 21 Hungaria 4 1,826 37 22 Slovakia 4 1,688 54 Universitas Sumatera Utara 49 23 Meksiko 2 1,310 5 24 Romania 2 1,310 13 25 Lithuania 1 1,185 64 26 Argentina 2 935 6 27 Slovenia 1 696 42 28 Belanda 1 485 4 29 Pakistan 2 400 2 30 Armenia 1 376 44 Keterangan : Jumlah MW : jumlah unit reaktor nuklir untuk PLTN MW : Megawatt PLTN : persentase pengguna energi nuklir untuk kebutuhan domestik listrik negara bersangkutan Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa negara pengguna nuklir terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, dimana Amerika Serikat menggunakan lebih dari 100 ribu megawatt tenaga nuklir. Universitas Sumatera Utara 50 Alasan suatu negara menggunakan nuklir bermacam ragam. Banyak ahli berpendapat bahwa negara akan berusaha untuk mengembangkan nuklir jika mereka tidak memiliki alternatif lain dalam menghadapi sebuah ancaman militer yang sangat serius bagi keamanan mereka. Jika hal tersebut tidak terjadi maka negara-negara tersebut merasa lebih baik untuk tidak mengembangkan nuklir sama sekali. Argumen tersebut menempatkan nuklir sebagai sebuah instrumen keamanan internasional namun isu nuklir tidak hanya mengenai permasalahan militer tetapi juga mengenai konsensus politik dari berbagai kelompok kepentingan di dalam negerinya sendiri dan juga menjadi sebuah simbol modernitas dan identitas di dunia internasional. 75 Secara mendalam, Scott D. Sagan dalam artikelnya memaparkan ada 3 alasan atau pendekatan yang dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena tersebut. Pertama, the security model yang berfokus pada upaya negara untuk meningkatan keamanan nasionalnya dari ancaman pihak asing terutama dari ancaman nuklir. Dasar dari pendekatan ini adalah pemikiran realis yang menyatakan bahwa setiap negara harus mampu menjaga kedaulatannya serta keamanan nasionalnya sendiri. Hal ini dikarenakan oleh ancaman terhadap daya rusak yang dapat ditimbulkan oleh senjata nuklir mendorong setiap negara untuk meningkatkan kemampuannya guna mengimbangi negara lain yang mengembangkan nuklir dengan menimbulkan deterrence. 76 75 Scott D. Sagan, Why Do States Build Nuclear Weapon?: Three Models in Search of a Bomb : Internasional Security, Vol. 21,No. 3. Winter, 1996-1997, hlm. 54-86 76 Secara umum, deterrence dapat diartikan sebagai ancaman yang berpotensi menimbulkan lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan apabila suatu pihak melakukan serangan, sehingga membuatnya memutuskan untuk tidak melakukan serangan tersebut. Penciptaan kondisi deterrence ini sangat terasa dalam relasi Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam era perang dingin. Sebagaimana dimuat dalam https:skiasyik.wordpress.com20080402sreategi-nuklir, terakhir diakses pada tanggal 15 Juni 2016, pukul 12.00 Pendekatan ini menghasilkan 2 kebijakan yaitu negara kuat dapat memaksakan kepentingannya untuk memperoleh kepentingan nasionalnya dengan mengmbangkan nuklir. Penggunaan nuklir terkait dengan kebijakan Negara unutk mempergunakan kebijakan ynag paling riskan namun paling potensial untuk mencapai kepentinganya brinkmanship. Di sisi lain, Negara-negara kecil menjdi pihak yang lemah karena pilihan mereka terbatas Universitas Sumatera Utara 51 pada keikutsertaan dalam bentuk aliansi negara-negara yang memiliki nuklir. Bagi beberapa negara, tergabungnya dengan suatu aliansi akan menjaganya dari kehancuran. Hal ini mengacu pada kondisi yang deterrence. Kedua, the domestic politics model yang menekankan pada pemanfaatan nuklir sebgai alat politik serta tarik-menarik kepentingan antar elit politik di dalam negeri. Ketika suatu kelompok elit mampu mempengruhi arah kebijakan suatu negara unutk menggunakan nuiklirnya demi kepentingan kelompok tersebut. Dalam hal ini setiap aktor selalu aktif dalam memaksakan kepentinganya sehingga seringkali terjadi benturan antar kepentingan. Ketiga, the norms model berfokus pada penggunakaan nuklir sebagai sebuah simbol modernitas serta identitas suatu bangsa di dunia internasional. Pengambilan keputusan mengenai penggunaan nuklir mencerminkan perilaku negara di dunia internasional karena lewat proses pengambilan keputusan ini membentuk identitas dan simbolisasi tertentu bagi negara tersebut. Dalam hal ini arah kebijakan suatu Negara tidak ditentukan oleh pemimpin bangsa atau elit politik tapi oleh norma yang berlaku. 77 Ketiga alasan tersebut yang akhirnya mendorong sebuah Negara mempergunakan nuklir sebagai sebuah instrumen politik. Kemampuan negara dalam mengembangkan nuklir tidak bisa lepas pada adanya konflik kepentingan yang terjadi pada masyarakat domestiknya. 77 Scott D. Sagan, Op.Cit Universitas Sumatera Utara 52

C. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Penggunaan Nuklir