63 negara, seperti Cina dengan Taiwan, Cina dengan Jepang, Korea Selatan dengan
Jepang dan Korea Utara dengan negara tetangganya, Korea Selatan. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kedatangan Amerika Serikat yang beraliansi
dengan Jepang dan Korea Selatan semakin menimbulkan kecurigaan di kawasan. Melihat hal tersebut, kemudian Korea Utara memutuskan untuk mengembangkan
senjata nuklirnya dengan dalih menjaga keamanan dan kedaulatan negara dari ancaman-ancaman asing.
90
Ketika Uni Soviet lambat laun mengurangi bantuannya pada 1990-an, kemiskinan di Korea Utara semakin parah yang juga sebagai
dampak banjir bandang.
91
B. Dampak Uji Coba Nuklir Korea Utara Terhadap Negara-Negara Di
Dunia
Otoritas Korea Utara pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 mengonfirmasi telah melakukan uji coba senjata nuklir keempat. Dalam pernyataan itu, mereka juga
menegaskan akan terus memperkuat program nuklir mereka dengan alasan untuk melindungi diri dari kebijakan bermusuhan Amerika Serikat. Pernyataan itu
menurut kantor berita Korea Utara diungkapkan setelah negara itu melakukan uji coba nuklir keempat. Dalam pernyataan itu, otoritas Korea Utara menjanjikan
akan menjadi negara nuklir yang bertanggung jawab dan bersumpah untuk tidak menggunakan senjata nuklir mereka kecuali jika kedaulatan mereka dilanggar.
Mereka pun bersumpah tidak akan mentransfer kemampuan nuklir mereka kepada pihak lain.
Uji senjata nuklir hidrogen mini itu digelar pada rabu pagi. Guncangan akibat ledakan uji coba nuklir itu terdeteksi sebagai gempa bumi bermagnitudo
5,1. Pyongyang mengatakan, uji coba itu berhasil dilaksanakan pada Rabu pukul 10.00 waktu Pyongyang. Disebut-sebut, ledakan yang dipicu oleh bom hidrogen
90
“Juche” sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiJuche, terakhir diakses pada tanggal 18 Juni 2016, pukul 16.50 WIB
91
Michael J. Seth, Op. Cit. hlm. 444
Universitas Sumatera Utara
64 menghasilkan reaksi berantai yang menghasilkan ledakan jauh lebih kuat daripada
ledakan yang dihasilkan oleh bom uranium atau plutonium saja. Bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah menyarankan agar
Pyongyang mengembangkan bom hidrogen meskipun klaim itu disambut dengan keraguan oleh para ahli internasional. Sebelumnya, Korea Utara memang
mengisyaratkan bahwa mereka memiliki bom nuklir yang jauh lebih kuat. Namun, pernyataan Kim itu diyakini sebagai rujukan langsung yang memastikan bahwa
Korea Utara memang memiliki bom hidrogen. Awalnya, uji coba bom hidrogen itu diketahui dari kecurigaan para
seismolog yang mendeteksi adanya gempa berkekuatan 5,1 skala Richter tak jauh dari situs uji coba nuklir Korea Utara. Situs Pusat Gempa Tiongkok
menggambarkan aktivitas seismik itu sebagai diduga ledakan, sementara Pemerintah Jepang mengatakan gempa bumi yang tercatat di Korea Utara
mungkin disebabkan oleh uji coba nuklir. Mengingat kasus terakhir, ada kemungkinan bahwa ini mungkin uji coba nuklir oleh Korea Utara, kata Kepala
Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga. Ia menambahkan para pejabat senior dari lembaga pemerintah terkait
berkumpul di kantor perdana menteri untuk berbagi dan menganalisis data. Jepang telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk meng-
upgrade kemampuan pengumpulan-intelijen, termasuk meluncurkan satelit untuk memantau Korea Utara yang telah melakukan uji coba nuklir dan secara rutin
mengancam Jepang. Di Seoul, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan telah
mengkaji laporan tentang dugaan uji coba nuklir itu. Kantor Berita Yonhap mengatakan Menteri Luar Negeri Yun Byung-se telah mengadakan pertemuan
darurat. Otoritas Korea Selatan menduga gempa itu sebagai buatan manusia.
92
92
“Korea Utara Uji Senjata Nuklir, Picu Gempa Bermagnitudo 5,1” sebagaimana dimuat dalam http:print.kompas.combaca20160106Korea-Utara-Uji-Senjata-Nuklir2c-Picu-
Gempa-Bermagn, terakhir diakses pada tanggal 21 Juni 2016, pukul 08.35 WIB
Universitas Sumatera Utara
65 Selain gempa bumi dikarenakan dampak shockwave dari ujicoba nuklir ini,
hal lain yang juga berdampak dari uji coba nuklir ini adalah sisa radiasi bom nuklir yang memiliki dampak berbahaya bagi lingkungan dan orang yang ada
disekitarnya. Setelah ujicoba nuklir dalam bentuk bom hidrogen ini dilakukan oleh Korea Utara, pemerintah Cina langsung melakukan pemantauan radiasi
ditempat dilakukannya ujicoba. Kementerian Lingkungan Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan, lebih dari 500 orang terlibat dalam pemantauan radiasi,
termasuk 350 orang yang ditempatkan di sepanjang perbatasan dan 37 stasiun pemantauan serta 14 lainnya berpindah-pindah.
Kendaraan pemantau radiasi melewati sepanjang jalan bersalju di perbatasan. Sampel yang diuji berupa udara, tanah dan salju. Kementerian juga
akan terus menguji dan menjaga mekanisme tanggap darurat saat ini. Kendati begitu, belum ditemukan keadaan abnormal akibat uji nuklir Korut tersebut.
Warga dekat perbatasan pekan lalu mengaku khawatir dengan efek uji nuklir terhadap lingkungan.
93
Dua hal diatas telah membuat Korea Utara dianggap melakukan provokasi terhadap negara-negara didunia. Dengan adanya uji coba ini maka Korea Utara
secara tidak langsung telah terang-terangan menantang negara-negara didunia untuk tidak “macam-macam” dengan negara ini. Selain itu dengan adanya ujicoba
ini, maka Korea Utara telah melanggar perjanjian Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty CTBT, terutama pada
pasal 2 angka 1-11 dari isi traktat tersebut yang berbunyi :
94
1. Negara–negara pihak dengan ini membentuk organisasi Traktat
Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir dalam hal ini disebut organisasi untuk mencapai maksud dan tujuan Traktat, menjamin pelaksanaan
93
“China Pantau Dampak Radiasi Ujicoba Nuklir Korea Utara” sebagaimana dimuat dalam http:internasional.republika.co.idberitainternasionalglobal160111o0s25r377-cina-
pantau-dampak-radiasi-uji-coba-nuklir-korut, terakhir diakses pada tanggal 21 Juni 2016, pukul 08.45 WIB
94
Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty, Article 2
Universitas Sumatera Utara
66 ketentuan-ketentuannya, termasuk ketentuan verifikasi internasional atas
ketaatan terhadap Traktat, dan mempersipakan forum konsultasi dan kerjasama diantara Negara-Negara Pihak.
2. Semua Negara Pihak menjadi anggota Organisasi. Suatu Negara Pihak
seharusnya tidak menarik keanggotaannya dari Organisasi. 3.
Kedudukan Organisasi berada di Wina, Republik Austria. 4.
Dengan ini telah dibentuk badan-badan Organisasi : Konferensi Negara- Negara Pihak, Dewan Eksekutif dan Sekretariat Teknik yang mencakup
Pusat Data Internasional. 5.
Setiap Negara Pihak bekerjasama dengan Organisasi dalam melaksanakan fungsi-fungsinya sesuai dengan Traktat ini. Negara-negara Pihak harus
mengadakan konsultasi, dianatara mereka secara langsung, atau melalui Organisasi atau prosedur-prosedur internasional lain yang tepat, termasuk
prosedur dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sesuai dengan Piagam PBB, mengenai berbagai masalah yang muncul berkaitan dengan
maksud dan tujuan, atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan Traktat. 6.
Organisasi harus melakukan kegiatan-kegiatan verifikasi berdasarkan Traktat secara sedikit intrusif sejalan dengan pencapaian tujuan Negara-
Negara Pihak secara tepat waktu dan efisien. Organisasi hanya meminta informasi dan data yang perlu untuk memenuhi tanggung jawabnya
terhadap traktat. Organisasi harus mengambil langkah pencegahan untuk melindungi kerahasiaan informasi kegiatan-kegiatan dana fasilitas-fasilitas
sipil dan militer yang diketahuinya dalam pelaksanaan Traktat, dan khususnya, harus mematuhi ketentuan-ketentuan kerahasiaan yang diatur
dalam Traktat. 7.
Setiap Negara Pihak harus memperlakukan secara rahasia dan melakukan penanganan khusus terhadap informasi dan data yang diterimanya secara
rahasia dari Organisasi yang berkaitan dengan pelaksanaan Traktat. Negara Pihak harus menangani informasi dan data secara eksklusif dalam
kaitannya dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Traktat.
Universitas Sumatera Utara
67 8.
Organisasi, sebagai badan independen harus berupaya memanfaatkan keahlian dan fasilitas yang ada secara tepat dan berupaya memaksimalkan
efisiensi biaya, melalui persetujuan-persetujuan kerjasama dengan organisasi internasional lainnya seperti Badan Energi Atom Internasional.
Persetujuan-persetujuan tersebut, tidak termasuk persetujuan komersial atau kontak yang minor dan normal, harus diatur dalam perjanjian-
perjanjian yang diajukan ke Konferensi Negara Pihak untuk mendapatkan persetujuan.
9. Biaya kegiatan-kegiatan organisasi dipenuhi setiap tahun oleh Negara
Pihak sesuai dengan skala penilaian PBB yang disesuaikan dengan mempertimbangkan perbedaan keanggotaan antara PBB dan Organisasi.
10. Sumbangan keuangan Negara-Negara Pihak kepada Komisi Persiapan
harus diperhitungkan secara tepat dan kontribusi mereka kepada anggaran regular.
11. Suatu anggota Organisasi yang menunggak pembayarannya untuk iuran
yang ditetapkan kepada Organisasi tidak akan mempunyai suara dalam Organisasi apabila jumlah tunggakannya sama atau melebihi iurannya
dalam dua tahun penuh. Namun demikian, Konferensi Negara-Negara Pihak dapat mengizinkan anggota semacam itu untuk memberikan
suaranya apabila diyakini bahwa kegagalan membayar iuran tersebut karena kondisi di luar kemampuan negara tersebut.
Selain telah melanggar Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir, Korea Utara telah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberikan
kepada negara tersebut setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1874 pada tahun 2009.
95
Selain hal-hal diatas, dampak dari ujicoba nuklir Korea Utara tidak hanya berdampak pada negara yang menggunakan nuklir dan negara anggota Traktat
95
“Kronologi Program Nuklir Korea Utara” sebagaimana dimuat dalam
http:world.kbs.co.krindonesianeventnkorea_nuclearnews_02.htm, terakhir diakses pada tanggal 21 Juni 2016, pukul 09.20 WIB
Universitas Sumatera Utara
68 Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir, tetapi juga berdampak pada negara-
negara yang netral atau tidak menggunakan nuklir. Selain itu banyak dampak yang akan ditimbulkan sebagai akibat daripada ledakan bom nuklir. Selain dapat
memusnahkan semua benda yang berada di atas permukaan tanah, radiasi dari bom nuklir akan mencemari tanah dengan jangkauan yang sangat luas dan dalam
jangka panjang. Ledakan bom nuklir akan merusak struktur tanah dan juga struktur dasar laut dalam jangka waktu yang panjang. Gelombang elektromagnetik
yang dihasilkan ledakan akan merusak sistem elektronik satelit serta merusak ionosfer bumi yang mengakibatkan cahaya matahari secara langsung terkena
bumi.
C. Sanksi PBB dan Kecaman Dari Negara-Negara Lain Terhadap Uji