Resolusi Dewan Keamanan PBB Instrumen Hukum Internasional Mengenai Nuklir

83

C. Konvensi

- Charter of The United Nations 1945 - Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Anti-Ballistic Missile Treaty of 1972 - Convention on Nuclear Safety of 1994 - Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty of 1996 - Geneva Protocol of 1925 - IAEA Statue of 1956 - Intermediate Nuclear Forces Treaty of 1987 - Non-Proliferation Treaty of 1968 - Partial Test Ban Treaty of 1963 - Peaceful Nuclear Explosions Treaty of 2013 - Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty Treaty of Bangkok of 1995 - Threshold Test Ban Treaty of 1974 - Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America Tlateloco Treaty of 1967

D. Resolusi Dewan Keamanan PBB

- Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1695 Tahun 2006 - Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1718 Tahun 2008 - Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1874 Tahun 2009 - Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2087 Tahun 2013 - Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2094 Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara 84

E. Website

- https:id.wikipedia.orgwikiTeknologi - http:kbbi.web.idinternasional, terakhir diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.28 WIB - http:kamus.cektkp.comuji-coba - https:id.wikipedia.orgwikiNuklir - https:id.wikipedia.orgwikiKorea_Utara - https:id.wikipedia.orgwikiSerangan_bom_atom_di_Hiroshima_dan_Na gasaki - https:id.wikipedia.orgwikiSenjata_nuklir - http:www.pesona.co.idarticlemengenang-bencana-radiasi-nuklir- chernobyl--1- - http:id.wikipedia.orgwikiTeknologi_nuklir - http:id.wikipedia.orgwikiFusi_nuklir - http:id.wikipedia.orgwikiReaksi_nuklir - http:www.infonuklir.comreaddetail198sejarah-perkembangan-nuklir- di-dunia - https:id.wikipedia.orgwikiKarbon-14 - http:www.astaqauliyah.comblogread13nuklir-di-bidang-kesehatan- dan-kedokteran.html - http:health.kompas.comread2011112516550627lebih.dekat.dengan.k edokteran.nuklir - https:en.wikipedia.orgwikiPositron_emission_tomography - https:id.wikipedia.orgwikiPencitraan_resonansi_magnetik - https:id.wikipedia.orgwikiTomografi_terkomputasi - https:id.wikipedia.orgwikiRadioterapi - https:areknerut.wordpress.com20121209pemanfaatan-teknologi- nuklir - https:id.wikipedia.orgwikiBioteknologi Universitas Sumatera Utara 85 - http:www.beritaunik.nettechno10-senjata-monster-pemusnah-massal- yang-pernah-diciptakan.html - http:halosehat.compenyakitsumber-penyakitbahaya-radiasi-nuklir - https:en.wikipedia.orgwikiChernobyl_disaster - http:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Umum_Perserikatan_Bangsa-Bangsa - https:en.wikipedia.orgwikiUnited_Nations_General_Assembly_resoluti on - http:www.un.orgDocssc - http:www.iaea.orgAbouthistory.html - http:www.iaea.orgAboutabout_statute.html - http:avalon.law.yale.edu20th_centurydecad026.asp - https:en.wikipedia.orgwikiList_of_states_with_nuclear_weapons - https:nusantaranews.wordpress.com2009042230-negara-pengguna- nuklir-terbesar-dunia - https:skiasyik.wordpress.com20080402sreategi-nuklir - http:gri.co.idberita-145-dampak-positif-dan-negatif-teknologi- nuklir.html - http:en.wikipedia.orgwikiInternational_Nuclear_Event_Scale - http:www.oxfordreference.comview10.1093oiauthority.20110803100 306400 - http:frenndw.wordpress.comcategoryinternational-law-principles-and- analysis-study - http:www.pbs.orgwgbhpagesfrontlineshowskimetccron.html - https:id.wikipedia.orgwikiJuche - http:internasional.republika.co.idberitainternasionalglobal160111o0 s25r377-cina-pantau-dampak-radiasi-uji-coba-nuklir-korut - http:world.kbs.co.krindonesianeventnkorea_nuclearnews_02.htm - http:jurnalhukum.blogspot.co.id200610resolusi-1718-dewan- keamanan-pbb.html - http:world.kbs.co.krindonesianeventnkorea_nuclearnews_02.htm Universitas Sumatera Utara 86 - http:internasional.kompas.comread2009061318522877korut.diringku s.embargo.senjata.dan.keuangan - http:permalink.gmane.orggmane.culture.media.mediacare89834 - http:print.kompas.combaca20160106Korea-Utara-Uji-Senjata- Nuklir2c-Picu-Gempa-Bermagn - http:www.bbc.comindonesiadunia201601160106_live_korea_utara - http:www.voaindonesia.comadunia-kecam-peluncuran-roket-korea- utara3181397.html - http:internasional.republika.co.idberitainternasionalglobal160107o0j r12382-uji-nuklir-korea-utara-tuai-kecaman-dunia - http:kriminalitas.comkecaman-pemimpin-dunia-ketika-korea-utara- luncurkan-roket Universitas Sumatera Utara 28

BAB III INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL BERKAITAN DENGAN

PENGGUNAAN NUKLIR DAN DAMPAKNYA

A. Instrumen Hukum Internasional Mengenai Nuklir

Instrumen diartikan sebagai landasan atau dasar dari sesuatu. Sedangkan instrumen hukum Menurut Mochtar Kusumaatmadja adalah suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat yang harus mencakup lembaga institusi dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan. Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, antara negara dengan negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara satu sama lain. Instrumen hukum internasional dalam hal ini berarti landasan dan alat daripada hukum internasional untuk mengatur mengenai nuklir dalam perkembangan hubungan antar negara. Instrumen hukum internasional yang mengatur mengenai penggunaan nuklir diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Piagam PBB Berakhirnya Perang Dunia II yang ditandai dengan menyerahnya Jepang terhadap sekutu pasca serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak korban nyawa dan rusaknya lingkungan akibat radiasi zat radioaktif menimbulkan ketakutan masyarakat dunia akan bahaya senjata pemusnah massal yang dapat memicu timbulnya perang nuklir di masa mendatang. Senjata nuklir merupakan bahaya terbesar bagi umat manusia dalam kelangsungan peradaban. Langkah-langkah efektif untuk memajukan perlucutan senjata dan mencegah terjadinya perang nuklir harus menjadi prioritas utama. Untuk tujuan ini, harus dilakukan upaya untuk menghapuskan ancaman senjata Universitas Sumatera Utara 29 nuklir, menghentikan dan mengurangi pacuan senjata nuklir dan mencegah berkembangnya senjata nuklir. Sementara itu, harus pula diambil langkah-langkah lain yang ditujukan untuk mencegah pecahnya perang nuklir dan mengurangi bahaya ancaman atau penggunaan senjata nuklir, mengingat bahwa bahaya tersebut hanya dapat disingkirkan melalui pemusnahan total senjata-senjata nuklir. Negara-negara bersenjata nuklir lainnya telah menyatakan bahwa mereka hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam rangka membalas serangan. Piagam PBB dapat dijadikan salah satu instrumen internasional yang berkaitan dengan nuklir saat ini. Piagam PBB Charter of The United Nations ditandatangani pada tanggal 26 Juni 1945 di San Francisco pada akhir Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional, dan secara resmi dinyatakan mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945. Piagam PBB menjadi cikal bakal lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB. Setelah Perang Dunia II, pendapat umum cenderung lebih menginginkan suatu pengaturan mengenai menjaga perdamaian dan keamanan internasional yang menjadi tanggungjawab bersama negara-negara. Perserikatan Bangsa- Bangsa PBB didirikan dengan tujuan utama untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan untuk itu untuk mengambil tindakan bersama yang efektif untuk pencegahan dan penghapusan ancaman. 54 Dalam sejarah kelahiran PBB ini, Konferensi San Francisco bukanlah merupakan satu-satunya peristiwa yang mendasari lahirnya Piagam PBB. Ada beberapa peristiwa lain yang sangat penting yang melatarbelakangi lahirnya Piagam PBB, diantaranya : Terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB sebagai induk organisasi internasional dapat mencegah persengketaan atau konflik bersenjata yang mewarnai hubungan internasional. 55 a. Piagam Atlantik Atlantic Charter yang dideklarasikan oleh presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill pada tanggal 14 Agustus 1941. Dari isi piagam ini 54 Charter of The United Nations, Chapter I, Article 11 55 Teuku Amy Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung : Refika Aditama. 1998 hlm. 38 Universitas Sumatera Utara 30 memuat beberapa prinsip bersama dalam menjalankan kebijaksanaan- kebijaksanaan nasional dua negara serta pernyataan kehendak untuk melaksankan kerjasama sepenuhnya antara semua bangsa di lapangan ekonomi dengan tujuan menetapkan bagi semua orang perbaikan standar harga kemajuan ekonomi dan jaminan social. b. United Nations Declaration yang ditandatangani pada tanggal 1 Januari 1945 di Washington DC oleh 26 negara peserta. Isi Deklarasi ini pada intinya menyokong prinsip yang terdapat pada Atlantic Charter. Istilah PBB muncul dari usulan presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt. c. Konferensi Moskow, yang diadakan pada tanggal 19 sampai dengan 30 Oktober 1943. Konferensi ini membicarakan masalah peperangan, masalah Polandia dan masalah kerja sama setelah perang, juga membicarakan tentang organisasi internasional umum yang berdasarkan prinsip kesamaan kedaulatan dari semua negara dalam rangka untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. d. Konferensi Teheran, yang diadakan pada tanggal 1 Desember 1943, dimana Presiden Roosevelt, Presiden Stalin dan PM Churchill mengeluarkan deklarasi yang berbunyi : “Kami mengakui sepenuhnya tanggung jawab yang luhur atas pundak kami dan atas semua bangsa yang bersatu untuk mewujudkan suatu perdamaian yang akan meliputi kehendak rakyat seluruh dunia dan menghalau bencana dan terror peperangan bagi generasi-genarasi”. e. Konferensi Dumbarton Oaks, pada tanggal 21 – 28 Agustus 1944 diselenggarakan perundingan di Washington DC, tepatnya di Dumbarton Oaks berupa pembicaraan tentang tujuan dan asal organisasi, keanggotaan, dan kelengkapan utama dan keamanan internasional serta kerjasama internasional di bidang ekonomi dan sosial. Pada Konferensi itu diusulkan badan yang paling menentukan pemeliharaan perdamaian dunia yaitu RRC, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat sebagai pemegang hak veto. Universitas Sumatera Utara 31 f. Konferensi Yalta, pada tanggal 4 sampai dengan 11 Februari 1945. Konferensi ini menyetujui untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut tentang masalah pembentuk organisasi perdamaian dunia PBB yang rencananya akan diadakan di Amerika pada bulan April 1945. g. Konferensi San Francisco, diadakan pada tanggal 25 April 1945 sampai dengan 26 Juni 1945, menghasilkan piagam PBB. Piagam PBB ini merupakan traktat multilateral yang bersifat terbuka, yakni penuangan kesadaran masyarakat internasional dalam memelihara perdamaian dan keamanan adalah secara kolektif serta memberikan kesempatan kepada negara-negara lain yang pada awalnya tidak turut melakukan perjanjian untuk menjadi anggota Piagam PBB tersebut. Maka Piagam ini secara hukum menciptakan kewajiban yang mengikat bagi semua negara yang menjadi anggota PBB. Negara-negara yang telah menjadi anggota PBB berkewajiban memenuhi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Piagam PBB. Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam Piagam PBB yang diakui sebagai ketentuan dan norma hukum bagi perilaku internasional di kalangan negara-negara serta sebagai prinsip-prinsip hukum internasional yang dapat diterapkan pada semua negara. Sesuai dengan isi pasal 2 Piagam PBB, tujuan didirikannya PBB adalah : 56 a. Memelihara perdamaian dan keamanan. b. Mengembangkan hubungan persahabatan antara bangsa-bangsa berdasarkan penghargaan atas asas persamaan hak-hak dan penentuan nasib sendiri dari bangsa-bangsa, dan mengambil tindakan-tindakan lain yang tepat guna memperkokoh perdamaian dunia. c. Mewujudkan kerja sama internasional dalam memecahkan masalah- masalah internasional yang bercorak ekonomi, sosial, kebudayaan atau kemanusiaan, dan dalam memajukan dan mendorong penghargaan 56 Ibid.,hlm. 42 Universitas Sumatera Utara 32 terhadap hak-hak manusia dan kebebasan-kebebasan dari dan bagi semua orang tanpa membedakan bangsa, kelamin, bahasa atau agama. d. Menjadi pusat untuk menyerasikan tindakan-tindakan bangsa-bangsa dalam mencapai tujuan bersama. Organisasi ini dan yang dinyatakan di atas, akan bertindak sesuai dengan asas-asas yang berikut : • Organisasi ini didasarkan atas asas persamaan kedaulatan dari semua anggotanya. • Semua anggota, dengan maksud untuk menjamin bagi dirinya masing-masing semua hak dan manfaat yang timbul dari keanggotaannya akan memenuhi dengan jujur kewajiban yang diterimanya sesuai dengan piagam ini. • Semua anggota akan menyelesaikan dengan jalan damai sengketa- sengketa internasional mereka sedemikian rupa, sehingga perdamaian dan keamanan internasional dan keadilan tidak terancam. • Semua angota dalam hubungan internasional mereka akan menghindarkan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik sesuatu Negara atau dengan cara apapun yang bertentangan dengan tujuan PBB. • Semua angggota akan memberikan setiap bantuan kepada PBB dalam tindakan apapun yang diambilnya sesuai dengan piagam ini dan tidak akan memberikan kepada negara manapun, yang oleh PBB sedang ditindak secara prefentif atau dengan kekerasan • Organisasi ini akan menjamin agar negara-negara yang bukan anggota PBB bertindak sesuai dengan asas-asas ini sejauh diperlukan bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional Universitas Sumatera Utara 33 • Tidak satu ketentuan pun dalam piagam ini dapat memberi kuasa kepada PBB untuk mencampuri urusan yang pada hakikatnya termasuk yurisdiksi dalam negeri suatu negara atau yang dapat menurut anggota-anggota mengajukan penyelesaian urusan tersebut menurut anggota-anggota mengajukan penyelesaian urusan tersebut menurut piagam ini. PBB dikatakan sebagai organisasi jenis istimewa karena kedudukan PBB yang unik sui generis. PBB tidak hanya memiliki legal personality dan municipal legal personality tetapi juga subjective personality dan objective personality. 57 Piagam PBB merupakan ungkapan tertinggi hukum internasional yang merupakan dokumen konstitusional yang mendistribusikan kekuasaan dan fungsi di antara berbagai organ PBB. Dengan sepenuhnya menghormati dan mematuhi Piagam PBB dan seluruh badan hukum internasional, maka untuk mencapai keamanan internasional yang merupakan nyawa PBB akan dapat diperoleh dan dapat ditingkatkan dengan lebih lagi. Hukum internasional tersebut yang dapat diterapkan dalam pertikaian-pertikaian bersenjata memuat sejumlah prinsip yang relevan dengan perencanaan militer dan perumusan doktrin-doktrin strategis. Bila hukum humaniter internasional mengenai konflik bersenjata dan penggunaan Dikatakan memiliki kepribadian subyektif karena kepribadian tersebut diterima dan diakui oleh semua negara yang berdasarkan perjanjian telah mendirikan organisasi tersebut atau menjadi anggota organisasi internasional itu, sehingga secara subyektif terikat padanya. Sedangkan pihak ketiga yang tidak mempunyai ikatan dengan organisasi internasional tersebut tidak terkena akibat dari adanya perjanjian itu. Dan dikatakan memiliki kepribadian obyektif karena legal personality-nya sebagai organisasi internasional telah diterima dan diakui secara obyektif oleh semua pihak, baik anggota maupun bukan anggota, karena sudah tidak dapat dibantah dan dipungkiri lagi, karena memang sudah demikian seharusnya. 57 Ibid.,hlm. 45 Universitas Sumatera Utara 34 senjata konvensional maupun non-konvensional sepenuhnya dihormati oleh semua pihak, maka pihak-pihak yang saling bermusuhan akan lebih saling mempercayai komitmen masing-masing untuk tidak menggunakan kekuatan senjata, termasuk kategori senjata pemusnah massal dalam situasi yang bertentangan dengan PBB. Hukum humaniter internasional telah menetapkan hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang untuk diterapkan pada metode peperangan internasional. Hukum internasional tradisional yang berkaitan dengan pertikaian bersenjata memiliki pengaturan mengenai beberapa prinsip umum yang sebenarnya tidak membenarkan praktek-praktek tertentu untuk dilakukan di dalam perang. Sejalan dengan hal ini termasuk pula antara lain prinsip-prinsip pembedaan antara sasaran-sasaran militer dan sipil, larangan kegiatan yang menyebabkan kerusakan yang tidak perlu, dan larangan untuk melakukan serangan-serangan yang melampaui kegunaan militer yang nyata dan langsung. 58 Senjata nuklir memperkenalkan dimensi yang baru dan secara kualiatif berbeda dengan nuklir itu sendiri. Sulit untuk bisa dipahami bahwa senjata nuklir dapat digunakan dalam situasi yang sejalan dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam hukum humaniter. Usaha-usaha lebih lanjut yang harus dilakukan adalah agar hukum internasional juga memuat pelarangan menyeluruh dan pemusnahan total semua senjata nuklir, dan juga pelarangan yang jelas dan menyeluruh dalam hal pengembangan, percobaan, pembuatan, penimbunan, dan penggunaan senjata- senjata nuklir. 58 Perserikatan Bangsa-Bangsa, Berbagai Konsep Keamanan, New York, 1986. hlm. 82 Universitas Sumatera Utara 35 2. Resolusi Majelis Umum PBB Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama PBB. Majelis Umum merupakan badan permusyawaratan yang terdiri dari semua negara anggota PBB yang diwakilkan setiap wakil mempunyai satu hak suara dalam melakukan pertemuan setiap tahun dibawah pimpinan seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil setiap negara anggota. Pertemuan yang pertama kali diadakan adalah pada tanggal 10 Januari 1946 di Ruang Utama Tengah Westminster di London dan termasuk wakil dari 51 negara. 59 Menurut Anggaran Rumah Tangga PBB, sidang Majelis Umum berkumpul pada hari Senin antara tanggal 10 dan 16 September. 60 a. pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional; Pertemuan akan berakhir pada pertengahan Desember. Pertemuan khusus dapat diadakan atas permintaan dari Dewan Keamanan. Majelis Umum sebagai badan utama PBB memiliki tugas dan kekuasaaan yaitu berkaitan dengan : b. kerja sama di lapangan perekonomian dan masyarakat internasional; c. sistem perwakilan internasional; d. keterangan-keterangan mengenai daerah-daerah yang belum mempunyai pemerintah sendiri; e. urusan keuangan; f. penerapan keanggotaan dan penerimaan anggota; g. perubahan piagam; h. hubungan dengan alat-alat perlengkapan lain; 59 “Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa” sebagaimana dimuat dalam http:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Umum_Perserikatan_Bangsa-Bangsa, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 09:31 WIB 60 G.P.H. Djatikoesoemo, Hukum Internasional tentang Damai, Jakarta: Penerbit N.V. Pemandangan Jakarta, 1956, hlm. 49 Universitas Sumatera Utara 36 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Majelis Umum membentuk berbagai badan, seperti komite, komisi, konferensi dan agensi. 75 Komite Prosedur; Pengadilan administratif; Komisi Perlucutan Senjata dengan Dewan Keamanan; Badan Tenaga Atom Internasional dengan mendengar pendapat Dewan Keamanan dan Dewan Ekonomi Sosial; Pasukan PBB; Badan penampung pengungsi di Palestina; Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan; Dana anak-anak PBBUNICEF dengan Dewan Ekonomi dan Sosial; Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi-pengungsi; Usaha patungan PBB dan FAO untuk urusan pangan sedunia; Program pembangunan PBB; Organisasi pembangunan industri PBB; Lembaga PBB untuk latihan dan penelitian; Program lingkungan PBB; Universitas PBB; Tujuh komite utama, yang terdiri dari : 1. Panitia pertama: tugasnya di bidang politik dan keamanan termasuk soal-soal pengaturan persenjataan. 2. Panitia kedua: tugasnya khusus untuk politik. 3. Panitia ketiga: tugasnya di bidang ekonomi dan keuangan. 4. Panitia keempat: tugasnya di bidang sosial, kemanusiaan dan kebudayaan. 5. Panitia kelima: tugasnya dibidang dekolonisasi daerah-daerah yang tidak berpemerintahan sendiri. 6. Panitia keenam: tugasnya di bidang administrasi dan anggaran. 7. Panitia ketujuh: tugasnya di bidang hokum. Majelis Umum juga dibantu badan-badan dan program khusus seperti: 1. Dewan Hak Asasi Manusia 2. UNRWA: Badan Bantuan dan kerja untuk pengungsi Palestina di Timur Tengah 3. UNICEF: Badan Bantuan untuk anak-anak Universitas Sumatera Utara 37 Dalam pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional, Majelis Umum mengusahakan setiap negara-negara tidak melakukan tindakan-tindakan dengan menggunakan kekuatan bersenjata yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional serta tidak mengakui hak untuk mengancam dengan perang atau dengan melanggar isi perjanjian-perjanjian berkaitan dengan perdamaian dan keamanan internasional. Seperti halnya dengan penggunaan teknologi nuklir tidak untuk tujuan damai ataupun melakukan ujicoba senjata nuklir dapat menimbulkan keadaan internasional yang tidak aman. Hal tersebut akan menimbulkan kecurigaan pada negara lain akan digunakannya nuklir untuk tujuan perang dan menimbulkan perang. Untuk hal tersebut Majelis Umum dapat memberikan solusi berupa usul tentang cara-cara penyelesaian atau tentang syarat- syarat penyelesaian untuk mengurangi potensi terjadinya ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations General Assembly Resolution adalah sebuah keputusan resmi dari Majelis Umum PBB yang diperoleh dari semua negara anggota dari PBB di dalam tubuh Majelis Umum PBB dan diadopsi ke dalam tubuh PBB. Keputusan-keputusan dalam Resolusi Majelis Umum biasanya dicapai melalui suatu mayoritas sederhana yaitu 50 dari semua suara ditambah satu. Namun, jika Majelis Umum menentukan bahwa terdapat suatu masalah yang sangat penting yang tidak dapat diselesaikan dengan suara mayoritas sederhana, maka diperlukan mayoritas dua pertiga. Hal yang sangat penting yang dimaksud adalah masalah-masalah yang secara signifikan berhubungan dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, pengakuan atas anggota baru untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, penangguhan hak-hak dan hak keanggotaan, pengusiran anggota, pengoperasian sistem perwalian, atau pertanyaan anggaran. 61 Pemungutan suara dalam Majelis Umum PBB merupakan cara penting bagi sebuah negara untuk mengekspresikan sikap tentang isu-isu yang menjadi 61 “United Nations General Assembly Resolution” sebagaimana dimuat dalam https:en.wikipedia.orgwikiUnited_Nations_General_Assembly_resolution, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016, pukul 09:40 WIB Universitas Sumatera Utara 38 perhatian. Sementara resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB bersifat tidak mengikat. 62 Majelis Umum berhak untuk membicarakan dan membuat rekomendasi mengenai semua masalah yang berada pada jangkauan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Walaupun keputusan Dewan tidak memiliki kekuatan yang mengikat secara hukum, namun dia mencerminkan bobot opini dunia mengenai masalah-masalah internasional yang penting dan merupakan kekuatan moril dari masyarakat dunia. 63 3. Resolusi Dewan Keamanan PBB Majelis Umum dalam mengeluarkan resolusinya dapat juga berkaitan dengan pengadopsian perjanjian internasional yang dirasa layak dan penting untuk dijadikan resolusi untuk dapat ditindaklanjuti oleh anggota PBB dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan cepat. Meskipun Resolusi Majelis Umum umumnya tidak mengikat terhadap negara-negara anggota, resolusi internal dapat mengikat pengoperasian itu sendiri. Misalnya Konvensi tentang Pelarangan Penggunaan Senjata Nuklir Convention on the Prohibition of the Use of Nuclear Weapons untuk pertama kalinya diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1982, Traktat Pelarangan Menyeluruh Ujicoba Nuklir Comprehensive Nuclear- Test-Ban Treaty CTBT dimana perjanjian diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1996. Dewan Keamanan PBB The United Nations Security Council UNSC adalah salah satu dari enam organ utama PBB yang memiliki 15 negara anggota. Lima di antaranya, yaitu Republik Rakyat Cina, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat, merupakan negara anggota tetap. Sepuluh anggota lainnya dipilih oleh Majelis Umum untuk masa dua tahun. Masing-masing anggota memiliki satu suara. Di bawah Piagam PBB, semua negara anggota wajib 62 Yuku Zaitsu, United Nations General Assembly Resolutions on Select Nuclear Weapons Issues 2001-2011 – A Briefing Paper for the 67th Session of the United Nations General Assembly, disampaikan tanggal 25 September 2012 63 Kantor Penerangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Indonesia, Jakarta: 1993, hlm. 4 Universitas Sumatera Utara 39 mematuhi keputusan dewan. Tanggung jawab utama dari Dewan Keamanan PBB adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Berdasarkan Piagam PBB, fungsi dan kekuasaan daripada Dewan Keamanan adalah : 64 1. Mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan prinsip dan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 2. Menyelidiki setiap pertikaian atau keadaan yang mungkin menyebabkan perselisihan internasional. 3. Merekomendasikan metode penyelesaian terhadap pertikaian seperti itu atau syarat-syarat bagi penyelesaiannya. 4. Menentukan tentang adanya ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi dan merekomendasikan tindakan apa yang harus dilakukan. 5. Menyerukan kepada anggota untuk melaksanakan sanksi-sanksi ekonomi dan langkah-langkah yang lain yang tidak melibatkan penggunaan kekuatan untuk mencegah atau menghentikan agresi. 6. Melakukan tindakan militer terdahap aggressor. 7. Merekomendasikan penerimaan anggota-anggota baru dan ketentuan mengenai Negara mana yang boleh menjadi pihak dari Statuta Mahkamah Internasional dan, 8. Merekomendasikan kepada Majelis Umum mengenai pengangkatan Sekretaris Jenderal dan bersama-sama dengan Majelis, memilih hakim untuk Mahkamah Internasional. Mengenai tugas dan wewenang Dewan Keamanan PBB terdapat di dalam Piagam PBB, termasuk wewenang dalam pembentukan peacekeeping operations, pemberian sanksi dan perizinan atas kegiatan militer. Kekuasaannya tersebut dilakukan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB. 64 Ibid.,.hlm. 6 Universitas Sumatera Utara 40 Dalam pelaksanaan tugas utamanya dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional, Dewan Keamanan mengawasi setiap tindakan-tindakan Negara yang berhubungan dengan hal yang mengancam stabilitas keamanan global. Termasuk di dalamnya mengenai pengawasan pemanfaatan teknologi nuklir yang ditujukan untuk pengembangan senjata nuklir dimana kegiatan tersebut dapat menimbulkan situasi internasional yang tidak stabil dan tidak aman. Situasi yang demikian menimbulkan kekhawatiran negara-negara akan timbulnya bahaya perang nuklir. Dalam hal ini, Dewan Keamanan mempunyai hak untuk dapat memberikan solusi yang perlu disepakati lebih lanjut tentang cara-cara penyelesaian untuk menanggulangi kondisi tersebut serta mengatur mengenai sanksi-sanksi yang diterima oleh negara yang telah mengancam perdamaian dan keamanan internasional. Resolusi PBB adalah ekspresi formal pendapat atau kehendak organ Perserikatan Bangsa-Bangsa. Resolusi PBB umumnya terdiri dari dua bagian yang jelas: Pembukaan dan bagian operasi. Pembukaan umumnya menyajikan pertimbangan atas dasar mana tindakan yang diambil, pendapat diungkapkan atau arahan yang diberikan. Bagian operasi menyatakan pendapat organ atau tindakan yang akan diambil. 65 65 “Security Council Resolutions” sebagaimana dimuat dalam http:www.un.orgDocssc, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 14:42 WIB Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Security Council Resolution adalah resolusi PBB yang ditetapkan lewat pemungutan suara oleh lima anggota tetap. Kelima anggota tetap adalah Republik Rakyat China yang menggantikan Republik China pada tahun 1971, Perancis, Federasi Rusia yang menggantikan Uni Soviet pada tahun 1991, Inggris, dan Amerika Serikat dan sepuluh anggota tidak tetap dari Dewan Keamanan PBB dengan tanggung jawab utama bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Dalam pasal 27 Piagam PBB menetapkan bahwa konsep resolusi pada non-prosedural jika hal itu diadopsi sembilan atau lebih dari lima belas anggota Dewan Keamanan untuk memilih resolusi serta jika tidak dipergunakannya hak tolak oleh salah satu dari lima anggota tetap. Universitas Sumatera Utara 41 Resolusi dianggap sebagai tindakan yang mempunyai kekuatan moral dan politis yang pada hakikatnya tidak mempun yai kekuatan mengikat tetapi lebih bersifat rekomendatif. 66 4. Statuta Badan Tenaga Atom Internasional IAEA Statuta Badan Tenaga Atom Internasional International Atomic Energy AgencyIAEA telah disetujui pada tanggal 23 Oktober 1956 oleh Konferensi Statuta Badan Energi Atom Internasional, yang diselenggarakan di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Statuta IAEA mulai berlaku pada tanggal 29 Juli 1957. Pemberlakuan statuta ini merupakan cikal bakal pembentukan International Atomic Energy Agency IAEA. Badan Tenaga Atom Internasional International Atomic Energy AgencyIAEA adalah sebuah organisasi independen yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, bermarkas di Wina, Autria dan beranggotakan 137 negara. 67 Salah satu fungsi IAEA adalah menerapkan pengamanan untuk menjamin bahwa bahan dan peralatan nuklir yang dimaksudkan untuk tujuan damai, tidak Sesuai dengan Statuta IAEA, ada dua tujuan utama IAEA, yaitu berupaya untuk meningkatkan dan memperluas sumbangan tenaga atom untuk perdamaian, kesehatan dan kemakmuran di seluruh dunia. Dan sedapat mungkin menjamin bahwa bantuan yang diberikannya, berdasarkan permintaan atau di bawah pengawasannya, tidak dipergunakan untuk tujuan militer apapun. IAEA membantu dan memberikan petunjuk bagi pengembangan tenaga atom untuk maksud-maksud damai, menyusun standar keselamatan nuklir dan perlindungan lingkungan, membantu negara-negara anggota lewat kerjasama teknis, dan membantu pertukaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi tenaga nuklir. 66 Sumaryo Suryokusumo, Organisasi Internasional, Jakarta: UI Press, 1987 hlm. 23 67 “A Short History of IAEA” sebagaimana dimuat dalam http:www.iaea.orgAbouthistory.html, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016 pukul 14:47 WIB Universitas Sumatera Utara 42 dibelokkan untuk tujuan militer. Sistem pengamanan IAEA terutama didasarkan pada pembukuan bahan nuklir yang disahkan oleh inspektur IAEA. 68 Statuta telah diubah tiga kali, dengan penerapan prosedur yang ditetapkan dalam paragraf A dan C Pasal XVIII. Pada 31 Januari 1963 beberapa perubahan kalimat pertama kemudian ayat A.3 Pasal VI mulai berlaku, Statuta sebagai demikian diubah diamandemen lebih lanjut pada Juni 1973 oleh berlakunya sejumlah amandemen paragraf A ke D dari pasal yang sama melibatkan remunerasi sub-paragraf dalam ayat A, dan pada 28 Desember 1989 amandemen di bagian pendahuluan dari ayat Al diberlakukan. Semua perubahan tersebut telah dimasukkan dalam teks Statuta, yang akibatnya menggantikan semua statuta yang telah ada sebelumnya. Informasi mengenai hampir semua aspek ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dikumpulkan dan disebarkan oleh IAEA melalui International Nuclear Information System di Wina. Kebijaksanaan dan program IAEA diarahkan oleh Konferensi Umum, yang terdiri dari semua Negara Anggota IAEA, yang mengadakan pertemuan tahunan, dan Dewan Direktur yang terdiri dari 35 orang. 69 1. The Court, whose function is to decide in accordance with international law such disputes as are submitted to it, shall apply: Badan Tenaga Atom Internasional International Atomic Energy AgencyIAEA sebagai badan internasional pengawas penggunaan tenaga nuklir membuat perangkat-perangkat hukum internasional berupa konvensi internasional. Kata konvensi berasal dari bahasa Inggris “convention”. Istilah “convention” digunakan dalam pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional : a. International conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contesting states; 68 Kantor Penerangan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Op.Cit. hlm. 75 69 “Statute of the IAEA” sebagaimana dimuat dalam http:www.iaea.orgAboutabout_statute.html, terakhir diakses pada tanggal 8 April 2016, pukul 14:52 WIB Universitas Sumatera Utara 43 b. International custom, as evidence of a general practice accepted as law; c. The general principles of law recognized Hi civilized nations; d. Subject to the provisions of Article 5~ judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law. 2. This provision shall not prejudice the power of the Court to decide a case en aequo et bono, if the parties agree thereto. 70 Istilah konvensi digunakan untuk perjanjian multilateral yang beranggotakan banyak negara yang bersifat multilateral, regional maupun bilateral. Istilah konvensi juga digunakan untuk perangkat-perangkat hukum yang dibuat oleh organisasi internasional termasuk IAEA, seperti : 71 a. Konvensi Dibawah Pengawasan IAEA 1. Agreement on the Privileges and Immunities of the IAEA 2. Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage 3. Optional Protocol Concerning the Compulsory Settlement of Dispute 4. Convention on the Physical Protection of Nuclear Material 5. Amendment to the Physical Protection of Nuclear Material 6. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident 7. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or Radiological Emergency 70 “Statute of the International Court of Justice, June 26, 1945” sebagaimana dimuat dalam http:avalon.law.yale.edu20th_centurydecad026.asp, terakhir diakses pada tanggal 8 Juni 2016, pukul 15.02 WIB 71 Jelly Leviza, “Pengenalan Konvensi Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang ketenaganukliran tanggal 27 November 2007 di Universitas Sumatera Utara, Medan, hlm. 5 Universitas Sumatera Utara 44 8. Joint Protocol Relating to the Application of the Vienna Convention and the Paris Convention 9. Convention on Nuclear Safety 10. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and on the Safety of Radioactive Waste Management 11. Protocol to Amend the Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage Convention on Supplementary Compensation for Nuclear Damage 12. Revised Supplementary Agreement Concerning the Provision of Technical Assistance by the IAEA RSA 13. Third Agreement to Extend the 1987 Regional Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology RCA 14. African Regional Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology AFRA – Third Extension 15. Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology in Latin America and the Caribbean ARCAL 16. Co-operative Agreement for Arab States in Asia for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology in ARASIA 17. Agreement on the Establishment of the ITER International Fusion Energy Organization for the Joint Implementation of the ITER Project 18. Agreement on the Privileges and Immunities of the ITER International Fusion Energy Organization for the Joint Implementation of the ITER Project Universitas Sumatera Utara 45 b. Konvensi IAEA 1. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons NPT 2. Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America Tlateloco Treaty 3. The African Nuclear Weapon Free Zone Treaty Pelindaba Treaty including Annexes and Protocols; and Cairo Declaration 4. South Pasific Nuclear Free Zone Treaty Rarotonga Treaty; dan protokol-protokolnya 5. Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty Treaty of Bangkok 6. Agreement between the Republic of Argentina, the Federative Republic of Brazilian, the Brazilian-Argentine Agency for Accounting and Control of Nuclear Materials ABACC and the IAEA for the Application of Safeguards 7. Verification Agreement between the IAEA and the European Atomic Energy Community EURATOM 8. Convention on the Prevention of the Marine Pollution by Dumping of Wastes and other Matter London Dumping Convention Depositary: International Maritime Organization, London 9. International Convention for the Safety of Life at Sea Depositary: International Maritime Organization, London 10. Convention Relating to Civil Liability in the Field of Maritime Carriage of Nuclear Materials Depositary: International Maritime Organization, London 11. Treaty Banning Nuclear Weapons Test in the Atmosphere, in Outer Space and Under Water 12. Paris Convention on Third Liability in the Field of Nuclear Energy Brussels Convention Supplementary to the Paris Convention Indonesia sebagai salah satu negara yang memanfaatkan keberadaan teknologi nuklir sebagai pemasok sumber energi nasional telah mengikuti Universitas Sumatera Utara 46 berbagai konvensi internasional tentang nuklir guna menciptakan regulasi yang integratif dan penuh kepastian. Beberapa diantaranya telah diratifikasi Indonesia dan berlaku secara nasional, yaitu : 1. Non-Proliferation Treaty NPT, diratifikasi melalui UU Nomor 8 Tahun 1978 tentang Pengesahan Perjanjian Mengenai Pengcegahan Penyebaran Senjata-Senjata Nuklir; 2. Convention on Physical Protection of Nuclear Material and its Amendment, diratifikasi melalui Keppres Nomor 49 Tahun 1986 tentang Pengesahan Convention On The Physical Protetion Of Nuclear Material; 3. Convention on Early Notification of A Nuclear Accident, diratifikasi melalui Keppres Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pengesahan Convention On Early Notification Of A Nuclear Accident; 4. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or Radiological Emergency, diratifikasi melalui Keppres Nomor 82 Tahun 1993 tentang Pengesahan Convention On Assistance In The Case Of Nuclear Accident Or Radiological Emergency; 5. Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone, diratifikasi melalui UU Nomor 9 Tahun 1997 tentang Pengesahan Treaty On The South East Asia Nuclear Weapon Free Zone Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara; 6. Convention on Nuclear Safety, diratifikasi melalui Keppres Nomor 106 Tahun 2001 tentang Pengesahan Convention On Nuclear Safety Konvensi Tentang Keselamatan Nuklir; 7. Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty CTBT, diratifikasi melalui UU Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengesahan Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty; 8. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and the Safety of Radioactive Waste Management, Protocol to Amend the Vienna Convention, dan Supplementary Compensation for Nuclear Damage, Bilateral cooperation and supply agreements, yang belum diratifikasi namun telah ditandatangani pada tahun 1997. Universitas Sumatera Utara 47 Dalam kerangka global, semua konferensi internasional menyangkut energi nuklir yang diadakan sejak akhir Perang Dunia II pada dasarnya diarahkan atau ditujukan pada dua hal, yaitu pertama, mengawasi dan menghapuskan “atoms for war” dan kedua, mempromosikan dan mengupayakan “atoms for peace”. 72 Konferensi mengenai pelucutan dan pengawasan senjata nuklir tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan terhadap senjata nuklir semata tetapi juga untuk dapat mencegah proliferasi atau penyebarannya ke negara-negara lain baik mencegah proliferasi di antara kelima negara yang menandatangani perjanjian Non-Proliferasi yang diketahui atau dipercayai memiliki senjata nuklir adalah: Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya, Perancis dan Republik Rakyat Cina. 73

B. Sebab Suatu Negara Menggunakan Nuklir