Proses Milling Alur Proses 1. Proses Penerimaan Bahan Baku

2.8.2. Proses Milling

1 Pemasukan ke bak penerima Raw Material Tank Raw material tank merupakan tempat penampungan bahan olah karet yang telah melalui uji kotoran dan penimbangan. Pada raw material tank terdapat didalamnya air yang akan mengapungkan bahan baku sedangkan kotoran- kotoran akan mengendap. Raw material tank ini dilengkapi dengan jalur air keluar yang bertujuan agar potongan-potongan gumpalan karet lebih bersih permukaannya dari adanya kotoran – kotoran yang melekat dan gumpalan menjadi lunak untuk diproses di breaker. Sebelum dimasukkan ke breaker perendaman ini tidak boleh terlalu lama lebih kurang 15 menit sebab perendaman dengan air yang terlalu lama dapat menyebabkan menurunnya kualitas. 2 Breaker Potongan-potongan gumpalan karet dari raw material tank selanjutnya ditransfer dengan menggunakan screw conveyor ke breaker yang bertujuan untuk memecahkan bahan baku menjadi lebih kecil. Screw conveyor merupakan alat yang memindahkan bahan baku dari raw material tank menuju breaker. Breaker adalah pemotong yang berputar berlawanan arah yang gunanya untuk merajang getah melalui sebuah plat menjadi rajangan kasar. 3 Mixing Tank 1 Mixing tank merupakan alat yang digunakan untuk tahap awal pencucian getah yang telah dicacah pada breaker. Sebelum masuk ke mixing tank Universitas Sumatera Utara digunakan beberapa alat yaitu screw conveyor yang digunakan sebagai alat pemindah karet menuju belt conveyor. Dimana belt conveyor merupakan alat penghantar berjalan. Padabelt conveyor terdapat beberapa saluran air yang berfungsi sebagai pembilas potongan-potongan karet, agar memudahkan pekerja untuk mencari kontaminasi pada karet yang telah dicacah. 4 Screw Cutter Screw cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong potongan- potongan karet yang telah melalui pencucian tahap awal. Pemotongan ini dilakukan untuk menghasilkan potongan-potongan karet yang lebih kecil agar kontaminasi kotoran dapat berkurang lebih banyak lagi. Sebelum masuk kedalam screw cutter, potongan-potongan karet yang terdapat didalam mixing tank dipindahkan dengan menggunakan rotary bucket. Rotary bucket merupakan alat yang terdapat beberapa keranjang berlubang pada bagian keranjangnya guna untuk mengurangi kotoran yang masuk kedalam screw cutter. 5 Mixing Tank 2 Setelah dilakukan pengecilan ukuran pada screw cutter maka karet ini akan ditransfer ke mixing tank 2 dengan menggunakan screw conveyor dan belt conveyor. Pada belt conveyor ini terdapat saluran air yang berfungsi sebagai pembilas bahan potongan-potongan karet agar kontaminasi dapat terlihat. Tujuan dari mixing tank 2 ini dilakukan pencucian kembali pada potongan- potongan karet yang telah dicacah kedua kalinya. Universitas Sumatera Utara 6 Hammermill Hammermill merupakan alat yang digunakan sebagai pengecil ukuran lanjutan pada prosesmilling. Sebelum masuk kedalam proses hammermill digunakan alat feeder hammermill yang berfungsi sebagai pemindah bahan dari mixing tank 2 menuju hammermill. 7 Mixing Tank 3 Fungsi dari mixingtank 3 tidak jauh berbeda dengan mixing tank 1 dan 2 yang berfungsi sebagai pengaduk agar kotoran dapat terlepas dengan karet yang telah di cacah. Didalam mixing tank 1, 2 dan 3 terdapat air didalamnya yang berguna untuk sebagai pembilas atau pencuci karet yang telah melalui proses pengecilan ukuran. Sebelum masuk kedalam mixing tank 3, karet cacahan ditransfer dengan menggunakan vortex pump sebelum dilanjutkan oleh rotary screen. Vortex pump merupakan alat yang digunakan untuk mentransfer karet cacahan dengan menggunakan bantuan pompa kemudian pemindahan karet cacahan di lanjutkan dengan rotary screen menuju mixing tank 3. 8 Blend Cutter Blend cutter merupakan alat yang digunakan sebagai pemotong karet cacahan agar karet mudah diproses ketahap selanjutnya. Sebelum masuk ke blend cutter digunakan alat rotary bucket yang berfungsi sebagai pemindah bahan karet cacahan dari mixing tank menuju blend cutter. Universitas Sumatera Utara 9 Creeper I Sebelum masuk ke creeper I bahan olah karet yang telah melewati blend cutter masuk kedalam screw conveyor yang berfungsi sebagai penghantar bahan yang telah di cutter. Cutter merupakan mesin giling yang bekerja dengan adanya gaya gesekan dari dua rol yang berputar dengan kecepatan yang tidak sama dan disertai dengan penyemprotan air, maka cacahan karet akan dibersihkan lebih efektif dan kemudian di bentuk menjadi blanket. Pada creeper I ini dilakukan penggilingan hanya satu kali guna untuk mengetahui ketebalan dan tingkat kepadatan bahan untuk bersatu tidak ada lubang-lubang yang terlihat. 10 Creeper II Creeper II hampir sama dengan creeper I dimana mesin giling yang bekerja dengan adanya gaya gesekan dari dua rol yang berputar dengan kecepatan yang tidak sama dan disertai dengan penyemprotan air, pada creeper ini dilakukan penggilingan satu kali guna mengetahui kemampuan bahan untuk menyatu homogen. Sebelum masuk ke creeper II bahan terlebih dahulu di angkut dengan belt conveyor yang merupakan penghantar berjalan. 11 Shredder Shredder merupakan alat yang digunakan sebagai pencincang dan menghaluskan blanket. Manfaat dilakukannya pencincangan kembali guna untuk lebih menghomogenkan kembali bahan olah karet agar bercampur secara sempurna karena bahan olah karet mempunyai kualitas yang berbeda Universitas Sumatera Utara hal ini disebabkan karena bahan baku yang di peroleh dari berbagai daerah yang memiliki nilai kualitas dan mutu yang berbeda-beda. Kemudian hasil remahan dari shredder ditransfer melalui washing tank menuju feeder creeper. 12 Feeder Creeper Feeder Creeper merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan bahan sebelum masuk ketahap berikutnya yaitu creeper III. Pada feeder creeper sendiri terdapat beberapa bagian yang berbentuk cakar yang berfungsi agar kotoran tidak ikut masuk kedalam creeper. Sebelum masuk kedalam feeder creeper, bahan yang sudah di shredder masuk kedalam bak shredder yang didalamnya terdapat penyemprotan air yang berfungsi untuk membersihkan karet yang lebih efektif. 13 Creeper III Setelah dilakukan peremahan pada blanket yang telah dilakukan penggilingan pada creeper III maka dilakukan penggilingan pada creeper IV, yang dimaksudkan agar blanket dapat homogen dan menyatu dengan baik. 14 Creeper IV Hasil penggilingan pada creeper III selanjutnya dilakukan penggilingan kecreeper IV,yang dimaksudkan agar blanket yang diperoleh tidak terlihat lubang-lubang. Pada creeper IV ketebalan belum sesuai dengan yang diinginkan sehingga perlu diadakan kembali proses penggilingan pada Creeper V. Universitas Sumatera Utara 15 Creeper V Hasil penggilingan dari creeper IV, selanjutnya dilakukan penggilingan pada creeper V yang dimaksudkan agar blanket yang diperoleh lebih tipis dan lebih baik dari hasil creeper IV. Lembaran yang keluar dari creeper ini menjadi rata dan lembaran menyatu atau rapat tidak berlubang. Pada creeper V ini dilakukan penggilingan sebanyak satu kali dengan ketebalan 7-8 mm. 16 Penggulungan dan Penjemuran Setelah didapatkan blanket yang tebalnya 7-8 mm dengan panjang yang bervariasi, blanket digulung dan dijemur. Setelah itu blanket dibawa ke kamar gantung blanket dengan menggunakan lift. Penjemuran dilakukan selama 10- 14 hari hingga kadar air pada blanket yang dihasilkan benar-benar menjadi blanket yang berkualitas, karena apabila lembaran tersebut tidak benar-benar kering akan mempengaruhi kualitas produk tersebut misalnya blanket tersebut akan lembab dan mudah berjamur.

2.8.3. Proses Penjemuran dan Penurunan Blanket