Sejarah Karet Alam Karet Alam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Karet Alam

Karet alam pertama kali ditemukan oleh Christopher Columbus pada tahun 1493 ketika melihat seorang anak penduduk asli pulau Haiti sedang bermain bola berwarna hitam yang akhirnya diketahui terbuat dari getah. Beberapa abad setelah periode ini. Beberapa bukti maupun catatan telah memperkuat bahwa karet alam yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis dapat dikembangkan menjadi suatu barang yang memiliki nilai guna serta menjadi bagian kebutuhan manusia hingga saat ini, sebagaimana diuraikan berikut ini: Tahun 1803, pertama kali dibangun pabrik karet yang memproduksi ban karetdan pipa karet di Perancis. Tahun 1905, karet yang tumbuh di sekitar aliran Amazon tidak dibudidayakandan dikontrol seperti perkebunan saat ini. Karena pengambilannyadibatasi dan pengambilan getah karetnya dibatasi pula, pedagang menjual dengan harga tinggi. Untuk menyelesaikan masalah itu,produksi karet dialihkan ke perkebunan di Asia Tenggara. Abad 20, sejak ditemukannya mobil, permintaan karet alam mengalamilonjakan sehingga terjadi kelangkaan. Sebagai gantinya akhirnyaditemukanlah karet sintetis. Di Indonesia sendiri, tanaman karet alam mulai masuk pada tahun 1876, ketika Sir Henry Wickham memperoleh izin untuk mengekspor 70.000 biji segar karet dari Brazilia ke Kebun Raya Kew Inggris. Dari 70.000 biji tersebut hanya sekitar 2.000 yang dapat tumbuh, sebagian besar dikirim ke Sri Langka dan sebagian kecil ke Indonesia yang tiba di Jakarta pada bulan November 1876. Universitas Sumatera Utara Kemudian pada tahun 1902, dimulailah kegiatan budi daya pohon karet Hevea brasiliensis ini secara besar-besaran di Sumatera bagian timur dan selang waktu tempat tahun kemudian 1906 budi daya pohon ini juga dilakukan di Pulau Jawa.

2.2. Karet Alam

Karet alam adalah komoditi homogen yang cukup baik. Karet mempunyai daya lentur yang sangat tinggi, kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah, daya tahan terhadap benturan, goresan dan koyakan yang sangat baik. Sifat fisika dan daya tahan karet dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas dan rendah, misalnya ban mobil dan kendaraan lain serta produksi teknik yang memerlukan daya yang sangat tinggi. Karet merupakan suatu polimer isoprene. Polimer isoperena atau 2-metil- butadiena C 5 H 8 tersebut terdiri dari unit-unit isoprene yang membentuk rantai panjang dan jumlahnya yang sangat banyak. Dengan menggunakan mikroskop electron besar dan bentuk karet dapat dilihat yaitu berbentuk butiran.

2.3. Partikel Karet