14
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat kita ketahui nilai bobot yang diberikan pada
kriteria A1 adalah 0.3 atau 30 , nilai bobot pada kriteria A2 adalah 0.1 atau 10 , nilai bobot pada kriteria A3 adalah 0.1 atau 10 , nilai bobot pada kriteria A4 adalah
0.2 atau setara dengan 20 dan A5 adalah 0.2 atau setara dengan 20 . Selanjutnya untuk menghitung nilai WPM dari setiap alternatif digunakan rumus 1 sehingga:
B1= 80
0.3
x 80
0.1
x 80
0.1
x 70
0.2
x 80
0.2
= 50.2553 B2 = 70
0.3
x 70
0.1
x 80
0.1
x 70
0.2
x 70
0.2
= 46.3860 B3 = 75
0.3
x 70
0.1
x 75
0.1
x 80
0.2
x 70
0.2
= 48.3250
Dari hasil diatas, maka B1 merupakan alternatif pilihan terbaik yaitu Nurizmah Adnan, S.Pd
2.3. Profile Matching
Maksud dari model Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengansumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang
ideal yang harus dimiliki oleh pelamar, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Profile Matching dilakukan dengan cara membandingkan
antara kompetensi individu ke dalam kompetensi standar, dalam hal ini profil calon guru yang ideal sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya Gap. Semakin
kecil Gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar Pambayun, KH., RA, Setyawan BD, Setiawan. 2013. Dan berikut merupakan langkah-langkah
perhitungan dalam Profile Matching.
2.3.1. Pemetaan Gap Kompetensi
Gap yang dimaksud di sini adalah perbedaanselisih nilai masing-masing aspekatribut dengan profil target. Pemetaan Gap dapat dihitung dengan rumus
persamaan 4 Hidayat, AL Pinandita, T. 2013 :
Gap = Profil Atribut – Profil Target ... 2
15
2.3.2. Pembobotan
Setelah diperoleh Gap pada masing-masing calon guru, setiap profil calon guru diberi bobot nilai sesuai ketentuan pada Tabel Bobot Nilai Gap.
Tabel 2.3. Bobot Nilai Gap
Selisih Bobot Nilai Keterangan 5
Tidak ada selisih sesuai yang dibutuhkan 1
4.5 Kompetensi kelebihan 1 tingkatlevel
-1 4
Kompetensi kekurangan 1 tingkatlevel 2
3.5 Kompetensi kelebihan 2 tingkatlevel
-2 3
Kompetensi kekurangan 2 tingkatlevel 3
2.5 Kompetensi kelebihan 3 tingkatlevel
-3 2
Kompetensi kekurangan 3 tingkatlevel 4
1.5 Kompetensi kelebihan 4 tingkatlevel
-4 1
Kompetensi kekurangan 4 tingkatlevel
2.3.3. Perhitungan dan Pengelompokan Core factor dan Secondary Factor
Setelah menentukan bobot nilai Gap untuk semua kriteria dengan cara yang sama, lalu dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Core Factor faktor
utama dan Secondary Factor faktor pendukung. Perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada Persamaan 5 Hidayat, AL Pinandita, T. 2013.
NCF =
∑ �� ∑ � �
. . . 3
Keterangan: NCF : Nilai rata-rata core factor
NC : Jumlah total nilai core factor
IC : Jumlah item core factor
Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada Persamaan 6 Hidayat, AL Pinandita, T. 2013
16
NSF =
∑ �� ∑ � �
. . . 4
Keterangan:
NSF : Nilai rata-rata secondary factor
NS : Jumlah total nilai secondary factor
IS : Jumlah item secondary factor
2.3.4. Perhitungan Nilai Total
Dari hasil perhitungan dari tiap aspek di atas kemudian dihitung nilai total berdasarkan prosentase dari core dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh
terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus dibawah ini Hidayat, AL Pinandita, T. 2013:
N = x NCF + y NSF = . . . 5
Keterangan: NCF
: Nilai Rata-rata Core Factor
NSF : Nilai Rata-rata Secondary Factor
N : Nilai Total dari tiap kriteria
x : Nilai Persen Yang Diinputkan 60
y : Nilai Persen Yang Diinputkan 40
Sebagai contoh kasus Implementasi pemilihan guru berprestasi menggunkan metode Profile Matching, yakni : Diasumsikan para calon guru berprestasi ditentukan
dengan memiliki nilai dari kriteria, yaitu: Kehadiran, Kedisiplinan, Peniliaian Kompetensi, Penilaian Pembelajaran dan Penilaian Sehari-hari.
Berdasarkan contoh kasus diatas, sesuai cara perhitungan dengan metode Profile Matching ini yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
17
a. Perhitungan Gap kompetensi Dimana Gap yang dimaksudkan disini adalah beda antara nilai ideal target dengan
nilai calon guru berprestasi. Untuk pengumpulan Gap-Gap yang terjadi pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda. Berikut akan ditampilkan
Tabel data guru SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo, sebagai berikut:
Tabel 2.4. Data Guru
Kriteria Alternatif
A1 A2
A3 A4
A5 A6
B1 80
80 80
70 80
70 B2
70 70
70 80
70 70
B3 75
70 75
80 70
80
Keterangan: A1
= Kehadiran B1 = Nurizmah Adnan, S.Pd
A2 = Kedisiplinan
B2 = Rawiyah Yus, S.Pd A3
= Penilaian Sehari-hari B3 = Juli Silaban, S.Pd
A4 = Penilaian Pembelajaran
A5 = Penilaian Kompetensi
Nilai data guru diatas, kemudian dilakukan skala penilaian, dimana rating kecocokan dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 2.5. Skala Penilaian
Nilai Angka Rating Nilai
Keterangan 91-100
5 Sangat Baik
76-90 4
Baik 61-75
3 Cukup
51-60 2
Kurang 0-50
1 Sangat Kurang
Setelah menentukan nilai skala penilaian, selanjutnya dilakukan penentuan nilai Gap dari hasil penentuan nilai skala penilaian. Cara menentukan nilai Gap nya adalah
18
dengan mengurangkan nilai setiap alternatif profil individu dengan nilai profil target. Sesuai dengan rumus persamaan 2. Dimana si pengambil keputusan menetapkan
nilai profil target sebagai berikut:
Tabel 2.6. Nilai Profile Target
Kriteria Nilai Profil Target
Kehadiran 5
Kedisiplinan 4
Penilaian Sehari-hari 4
Penilaian Pembelajaran 4
Penilaian Kompetensi 4
Berikut akan ditampilkan hasil perhitungan Gap pada setiap alternatif:
Tabel 2.7. Perhitungan Gap
A1 A2
A3 A4
A5 B1
5 5
5 3
5 B2
3 3
3 5
3 B3
3 3
3 5
3 Profil Target
5 4
4 4
4 B1
1 2
-1 1
B2 -2
-1 -1
1 -1
B3 -2
-1 -1
1 -1
b. Pembobotan Hasil dari perhitungan Gap terhadap setiap kriteria, kemudian dilakukan pembobotan
berdasarkan tabel pembobotan seperti berikut:
Tabel 2.8. Pembobotan
Selisih Bobot Nilai Keterangan
5 Tidak ada selisih sesuai yang dibutuhkan
1 4.5
Kompetensi kelebihan 1 tingkatlevel -1
4 Kompetensi kekurangan 1 tingkatlevel
19
2 3.5
Kompetensi kelebihan 2 tingkatlevel -2
3 Kompetensi kekurangan 2 tingkatlevel
3 2.5
Kompetensi kelebihan 3 tingkatlevel -3
2 Kompetensi kekurangan 3 tingkatlevel
4 1.5