Tingkat Optimal Produksi Q Interval waktu optimal setiap putaran produksi t Biaya persediaan minimum produksi

diperoleh dari tabel Uji Kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata dan n = 12. = 0,242. Maka, , berarti data penyaluran Crude Palm Oil CPO pada PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A pada periode Januari-Desember tahun 2012 mengikuti pola penyebaran distribusi normal. Dengan demikian, perhitungan dengan pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan model Inventory Control Deterministic.

3.4 Perhitungan dengan Model Economic Production Quantity EPQ

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A yang telah disajikan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, maka perhitungan yang dilakukan yaitu : a. Tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi. b. Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi. c. Biaya persediaan minimum produksi.

3.4.1 Tingkat Optimal Produksi Q

Berdasarkan data yang telah ada, maka dapat dihitung yaitu : Rata-rata jumlah produksi setiap bulan adalah : bulan Universitas Sumatera Utara Rata-rata jumlah penyaluran setiap bulan adalah : bulan Rata-rata biaya pengadaan produksi setiap bulan adalah : Rp Rata-rata biaya penyimpanan produksi setiap bulan adalah : Untuk selanjutnya, dilakukan perhitungan tingkat produksi optimal Q setiap putaran produksi dengan menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara Maka diperoleh tingkat produksi optimal dalam setiap putaran produksi adalah kg.

3.4.2 Interval waktu optimal setiap putaran produksi t

Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi yaitu : Maka, interval waktu optimal setiap putaran produksi adalah 1,869 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari maka interval waktu optimalnya adalah 56,07 hari atau 1345,680 jam.

3.4.3 Biaya persediaan minimum produksi

Menghitung biaya persediaan minimum produksi CPO menggunakan rumus : bulan Biaya persediaan yang diperoleh sebesar Rp 548.801.217,3 per bulan, sehingga biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah : ,- Berdasarkan hasil perhitungan, sehingga diperoleh jumlah produksi optimal dengan biaya minimum untuk pengadaan persediaannya dalam satu putaran produksi. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dapat dihitung jumlah putaran produksi CPO, biaya persediaan minimum, lamanya mesin berproduksi tiap putaran produksi dan lama produksi berhenti tiap putaran produksi yang dihitung dalam dua periode selama 24 bulan yaitu sebagai berikut : a. Jumlah putaran produksi dalam dua periode adalah : Maka jumlah putaran produksi tiap periodenya adalah 6,42 bulan b. Biaya minimum dalam dua periode sebesar : Sehingga biaya minimum untuk setiap periodenya adalah: c. Waktu yang dibutuhkan tiap putaran produksi adalah : bulan Maka, interval waktu yang dibutuhkan tiap putaran produksi adalah 1,851 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari maka waktu yang dibutuhkan adalah 55,53 hari atau 1332,720 jam. Sehingga dapat dihitung lama produksi berhenti tiap putaran produksi adalah : Universitas Sumatera Utara Maka produksi akan berhenti selama 0,018 bulan. Dengan asumsi bahwa 1 bulan adalah 30 hari maka produksi akan berhenti selama 12,96 jam tiap putaran produksi.

3.5 Perhitungan Berdasarkan Kondisi Produksi Perusahaan