Kerugian proses TINJAUAN PUSTAKA

28 Gambar 2.17 Skema Pengelasan TIG Widharto, 2006.

2.3.2 Keuntungan dan Kerungian Proses TIG Tungsten Inert Gas a. Keuntungan Proses

Berikut ini adalah beberapa keuntungan penggunaan TIG: 1. Mengahasilkan sambungan las bermutu tinggi, biasanya bebas cacat 2. Bebas dari terbentuknya percikan las spatter 3. Dapat digunakan dengan atau tanpa bahan tambahan filler metal 4. Penetrasi tembusan pengelasan akar dapat dikendalikan dengan baik 5. Produksi pengelasan tinggi dan murah 6. Dapat menggunakan sumber tenaga yang relative murah 7. Memungkinkan untuk mengendalikan variable las secara akurat 8. Dapat digunakan pada hamper semua jenis metal termasuk pengelasan metal berbeda 9. Memungkinkan pengendalian mandiri sumber panas maupun penambahan filler metal Widharto, 2006.

b. Kerugian proses

Berikut ini adalah beberapa keuntungan penggunaan TIG: 1. Laju deposisi material lebih rendah dibanding pengelasan dengan elektroda terkonsumsi Universitas Sumatera Utara 29 2. Memerlukan keterampilan tangan dan koordinasi juru las lebih tinggi dibanding dengan las GMAW atau SMAW Widharto, 2006.

2.3.3 Sumber Arus Las

Sumber listrik yang digunakan untuk pengelasan TIG dapat berupa listrik DC atau listrik AC.Pada umumnya pada pengelasan TIG sumber listrik yang dipergunakan mempunyai karakteristik yang lamban, sehingga dalam hal menggunakan listrik DC untuk memulai menimbulkan busur perlu ditambah dengan listrik AC frekuensi tinggi. Wiryosumarto, 2000. 1. Arus Bolak Balik AC Proses las TIG arus AC dilaksanakan dengan menggunakan las AC. Proses ini memiliki dua keunggulan dibanding dengan proses TIG arus DC. a. Aksi pembersihan cleaning action Pembersihan yang dimaksud disini adalah menghilangkan atau mengelupas lapisan oksidasi yang ada di permukaan logam induk. Aksi ini berlangsung pada saat elektroda bermuatan positif dan logam induk bermuatan negatif. Arus listrik AC memiliki kurva sinusoidal. Pada saat tertentu, elektroda bermuatan positif di saat lain bermuatan negative. Kemudian pada saat elektroda bermuatan positif, disisi lain logam induk bermuatan negatif. Electron-elektron yang ada dilogam induk ini berakselerasi menuju elektroda. Pada awalnya, pergerakan electron berlangsung kurang mulus akibat adanya lapisan oksida yang bersifat isolator. Setelah lapisan oksida itu terkelupas akibat “desakan” electron, maka electron tadi dengan mudah bergerak ke arah elektroda. Terkelupasnya atau hilangnya lapisan oksida di permukaan logam induk inilah yang dikenal sebagai aksi pembersihan Sonawan, 2006 Universitas Sumatera Utara 30 Gambar 2.18 Aksi Pembersihan Lapisan Oksida Sonawan, 2006 b. Aksi Penembusan Jika saat elektorda bermuatan positif terjadi aksi pembersihan maka saat sebaliknya yaitu elektroda berrnuatan negatif akan terjadi aksi penembusan. Elektron sekarang bergerak dari elektroda ke arah permukaan logam induk tanpa adanya hambatan karena lapisan oksida telah terkelupas. Tingkat penembusan yang dihasilkan dengan aksi ini cukup dalam berbeda dengan aksi sebelumnya aksi pembersihan. Kedalaman penembusan logam induk menjadi ciri dari aksi penembusan ini Sonawan, 2006. 2. Arus Searah DC Jika arus DC yang digunakan, maka elektroda tungsten dapat dihubungkan dengan terminal positif dan negatif. Namun pada umumnya digunakan adalah sistem elektroda negatif DCEN. Dengan polaritas ini electron mengalir dari elektroda ke benda kerja, dan ion positif mengalir dari benda kerja ke elektroda. Polaritas ini disebut polaritas lurus straight polarity. Jika elektroda pada posisi positif, maka elektronnya, merupakan kebalikan dari yang diuraikan diatas. Polaritas ini disebut polaritas terbalik reverse polarity Widharto,2006. Universitas Sumatera Utara 31 Gambar 2.19 Diagram Rangkaian Listrik dari Mesin Las Listrik DC Wiryosumarto, 2000 Arus DC positif polaritas balik menghasilkan karakteristik aksi pembersihan dengan penetrasi dangkal dan arus DC negatif menghasilkan penembusan. Arus DC positif umumnya dipakai pada pengelasan pelat-pelat tipis, sedangkan arus DC negatif dipakai pada kasus pengelasan pelat tebal karena memanfaatkan dalamnya penetrasipenembusan logam las. Sunawon, 2006. Gambar 2.20 Perbedaan Karakteristik Arus AC dan DC Pemakaian Jenis Arus Dalam Pengelasan Beberapa Jenis Logam dapat dilihat pada table berikut: Tabel 2.1 Penggunaan Mesin Las TIG untuk Beberapa Logam Logam Listrik AC frekuensi tinggi Listrik DC polaritas lurus Listrik DC polaritas terbalik Baja Terbatas Sesuai - Baja tahan karat Terbatas Sesuai - Besi cor Terbatas Sesuai - Aluminum dan panduannya Sesuai - dapat untuk pelat tipis Magnesium dan paduannya Sesuai - dapat untuk pelat tipis Tembaga dan paduannya Terbatas Sesuai - Aluminium brons Sesuai Terbatas - Universitas Sumatera Utara 32

2.4 Struktur Mikro