46
3.4 Variabel-Variabel Pengujian
Dari metode penelitian di atas maka dapat ditentukan hal-hal dasar terhadap variabel-variabel pengujian.
1. Variabel bebas
Variable bebas adalah variasi diameter elektroda dan media quenching yang dipakai.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuat arus
pengelasan.
3.6 Spesimen
Spesimen yang digunakan pada penelitian ini adalah plat angle alumunium alloy 6061:
1. Material alumunium alloy 6061 banyak digunakan di industri-industri sekarang ini,
2. Proses pengelasan material alumunium alloy 6061 memerlukan keterampilan khusus dalam proses Pengelasan.
3.6.1 Pembentukan Spesimen
Sebelum diuji masing masing spesimen dipotong dan dibentuk dengan menggunakan gergaji tangan dan mesin skrap sehingga sesuai dengan standar uji
Impact Test. Langkah-langkah proses pembentukan spesimen :
1. Spesimen dipotong menjadi 18 bagian yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan pengujian,
2. Setelah dipotong dilakukan pembentukan sudut kampuh 60º. Dilakukan penyambungan dengan pengelasan pada sudut kampuh yang dibentuk dengan
menggunakan proses las TIG. 3. Pada saat pengelasan, spesimen dipisahkan berdasarkan variasi kuat arus
pengelasan. 4. Dilakukan pembersihan spesimen dari sisa pengelasan.
Universitas Sumatera Utara
47
5. Dilakukan pengujian impact, dan Struktur Mikro pada daerah Las dan Haz untuk masing-masing spesimen.
Gambar 3.5 Spesimen
3.7 Proses Pengujian
3.7.1 Pengujian Impact
Metode uji charpy lazim digunakan di Inggris dan Eropa, Benda uji charpy mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran dengan takik V di
dekat ujung yang dijepit, kemudian uji impak dengan metode ini umumnya juga dilakukan hanya pada temperatur ruang dan ditujukan untuk material-material
yang didisain untuk berfungsi sebagai cantilever, Perbedaan mendasar charpy dengan izod adalah peletakan spesimen.
Pengujian dengan menggunkan izod tidak seakurat pada pengujian charpy, karena pada izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehingga energi yang
terukur bukanlah energi yang mampu di serap material seutuhnya, Alat pengujian metode charpy dapat dilihat pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Alat Pengujian Impact Metode Charpy Lab. Metallurgi USU
Universitas Sumatera Utara
48
Spesifikasi : 1. Tipe mesin uji
: Charpy 2. Dimensi
: 75×40×100 3. Kapasitas
: 80 J 4. Berat gondam
: 8 kg 5. Berat total
: 120 kg 6. Jarak antara titik pusat ayun dengan titik pukul
: 600 mm 7. Posisi awal pemukulan : 130°
8.Radius pisau pemukul : 2.5 mm
9. Sudut sisi pisau pemukul : 30°
10. Standart : ASTM E23
Berikut ini adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada pengujian Impact dengan metode Charpy :
1. Menyiapkan alat dan bahan. 2.Mengukur specimen untuk t
1,
t
2,
P, L, kedalaman. 3. Mengukur luas specimen yang akan diujikan.
4. Memasang spesimen pada penahan pada impak tester, setelah mengkalibrasi impak tester.
5. Mengangkat pendulum dan melepaskan tuas.
6. Melakukan analisa…
3.7.2 Pengamatan Struktur Mikro
Untuk uji struktur mikro, langkah-langkah pengujiaannya adalah sebagai berikut:
• Haluskan specimen dengan kertas amplas secara bertahap dari grade yang kasar
sampai yang paling halus. •
Lihat spesimen apakah sudah betul-betul rata bila belum ulangi gosok dengan kertas ampelas yang paling halus.
• Spesimen kemudian di poles dengan autosol dengan kain beludru sampai tidak
ada goresan.
Universitas Sumatera Utara
49
• Kemudian spesimen di bersihkan dengan air kemudian alkohol.
• Etsa spesimen dengan cairan etsa keller’s reagent, yaitu: 2 ml HF 48, 3 ml
HCl, 5 ml HNO3, 190 ml H2O, celupkan selama 120 detik, lalu basuh dengan air hangat, dan keringkan.
• Amati struktur mikro spesimen dengan mikroskop. Rekam hasil pengaamatan
anda di computer dan catat hasil pembesarannya
Universitas Sumatera Utara
50
3.8 Diagram Alir Penelitian