Patahan Pada Spesimen Daerah HAZ

58 bahwa specimen mengalami penurunan nilai impak dan energy yang diserap pada saat pengujian seiring dengan di naikkannya kuat arus saat melakukan pengelasan. Dari hasil pengujian, nilai impak dan energy yang diserap rata-rata tertinggi diperoleh pada kuat arus 90 ampere yaitu E = 34,266 Joule dan K = 0,342 Joulemm². sedangkan nilai impak dan energy yang diserap rata-rata terendah diperoleh pada kuat arus 110 ampere yaitu E = 20,214 Joule dan K 0,202 Joulemm². Dari hasil nilai impak dan energi yang diserap pengaruh perbedaan penggunaan beda arus pada saat pengelasan sangat berpengaruh, dimana semakin tinggi kuat arus maka semakin kecil nilai impak dan energy yang diserap oleh spesimen uji.

4.4 Patahan Pada Spesimen Daerah HAZ

a. Spesimen Dengen Kuat Arus 90 Ampere Gambar 4.8 Spesimen UJi impak Dengan Kuat Arus 90 Ampere Memperlihatkan jenis patahan impak dengan nilai K = 0,342 Joulemm 2 . Hasil patahan memperlihatkan permukaan patahan yang tidak datar dan berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap cahaya dan berpenampilan buram. Dilihat dari rambatan, struktur permukaan dan nilai impak yang didapat maka jenis patahan yang dialami specimen akibat beban kejut yang diberikan adalah jenis patahan campuran yaitu patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat namun ulet. Universitas Sumatera Utara 59 b. Specimen Dengan Kuat Arus 100 Ampere Gambar 4.9 Spesimen UJi impak Dengan Kuat Arus 100 Ampere Memperlihatkan jenis patahan impak dengan nilai K = 0,270 Joulemm 2 . Hasil patahan memperlihatkan permukaan patahan yang tidak datar dan berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap cahaya dan berpenampilan buram. Dilihat dari rambatan, struktur permukaan dan nilai impak yang didapat maka jenis patahan yang dialami specimen akibat beban kejut yang diberikan adalah jenis patahan campuran yaitu patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat namun ulet. c. Spesimen Dengan Kuat Arus 110 Ampere Gambar 4.10 Spesimen UJi impak Dengan Kuat Arus 110 Ampere Memperlihatkan jenis patahan impak dengan nilai K = 0,202 Joulemm 2 . Hasil patahan memperlihatkan permukaan patahan yang datar yang mampu Universitas Sumatera Utara 60 memberikan daya pantul cahaya yang tinggi mengkilat. Dilihat dari rambatan, struktur permukaan dan nilai impak yang didapat maka jenis patahan yang dialami specimen akibat beban kejut yang diberikan adalah jenis patahan getas. Dari hasil foto mikro memperlihatkan bahwa semakin tinggi kuat arus maka butiran struktur mikro pada daerah HAZ semakin besar, hal ini yang menyebabkan dimana di daerah HAZ menjadi titik kritis. Dan dari hasil uji impak terbukti lebih rendah dibandingkan daerah Las. 4.5 Hasil Uji Metalografi Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop yang dapat digunakan yaitu mikoroskop optik dan mikroskop elektron. Sebelum dilihat dengan mikroskop, permukaan logam harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian reaksikan dengan reagen kimia untuk mempermudah pengamatan. Proses ini dinamakan etching. Wiryosumarto, 2000. Pada pengujian struktur mikro, pengamatan dilakukan pada spesimen uji dengan mikroskop optik setelah spesimen uji dietsa dengan 2,5 HNO3 dengan perbesaran 100x pada permukaan aluminium alloy 6061 dengan pengambilan gambar pada 2 titik yaitu,pada daerah Las dan daerah HAZ . Al+Mg α-Al Si b b Gambar 4.11 Struktur Mikro Spesimen Dengan Kuat Arus 90 Ampere Pada Bagian a daerah Las b.daerah HAZ Universitas Sumatera Utara 61 Pada daerah las sebagai mana pada gambar 4.11 a magnesium dan aluminium pada daerah las terlihat mengkilap dengan strukturnya lebih rapat. Gambar 4.11 b. menunjukkan adanya struktur paduan Si primer diantara aluminium primer α-Al. Hal tersebut dimungkinkan karena terjadinya difusi unsur Al dan Si akibat pengaruh panas pada saat proses pengelasan. Dengan adanya perubahan fisik butiran Si menjadi Si primer pada daerah HAZ tersebut juga dimungkinkan terjadi perubahan sifat mekanik pada kekerasan aluminium alloy 6061 sebagai mana pada hasil uji kekerasan. Dengan demikian menyebabkan tingkat kekerasan pada daerah HAZ lebih kecil dari daerah Las. Al+Mg Si α-Al a b Pada Gambar 4.12 Struktur Mikro Spesimen Dengan Kuat Arus 100 Ampere Bagian a.daerah Las b.daerah HAZ Pada daerah las sebagai mana pada gambar 4.12 a magnesium dan aluminium pada daerah las terlihat mengkilap dengan strukturnya lebih rapat. Gambar 4.12 b. menunjukkan adanya struktur paduan Si primer diantara aluminium primer α-Al. Hal tersebut dimungkinkan karena terjadinya difusi unsur Al dan Si akibat pengaruh panas pada saat proses pengelasan. Dengan adanya perubahan fisik butiran Si menjadi Si primer pada daerah HAZ tersebut juga dimungkinkan terjadi perubahan sifat mekanik pada kekerasan aluminium alloy 6061 sebagai mana pada hasil uji kekerasan. Dengan demikian menyebabkan tingkat kekerasan pada daerah HAZ lebih kecil dari pada daerah Las. Universitas Sumatera Utara 62 Al+Mg Si α-Al a b Gambar 4.13 Struktur Mikro Spesimen Dengan Kuat Arus 110 Ampere Pada Bagian a daerah Las b daerah HAZ Pada daerah las sebagai mana pada gambar 4.13 a magnesium dan aluminium pada daerah las terlihat mengkilap dengan strukturnya lebih rapat. Gambar 4.13 b. menunjukkan adanya struktur paduan Si primer diantara aluminium primer α-Al. Hal tersebut dimungkinkan karena terjadinya difusi unsur Al dan Si akibat pengaruh panas pada saat proses pengelasan. Dengan adanya perubahan fisik butiran Si menjadi Si primer pada daerah HAZ tersebut juga dimungkinkan terjadi perubahan sifat mekanik pada kekerasan aluminium alloy 6061 sebagai mana pada hasil uji kekerasan. Dengan demikian menyebabkan tingkat kekerasan pada daerah HAZ lebih kecil dari daerah Las. Dari hasil foto mikro memperlihatkan bahwa semakin tinggi kuat arus maka butiran struktur mikro pada daerah Las semakin rapat. Universitas Sumatera Utara 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN