26
2.3 Pengelasan TIG Tungsten Inert Gas
Las TIG Tungsten Inert Gas adalah salah satu pengelasanbusur listrik berpelindung gas mulia di mana elektroda tidak diumpankan. Las TIG dapat
menjangkau pada proses pengelasan yang luas dan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menyatukan logam serta dapat pula mengelas pada segala posisi
pengelasan dengan kepadatan yang tinggi, daya busurnya tidak tergantung pada bahan tambah yang diperlukan, sehingga las TIG dimungkinkan untuk mengelas
berbagai jenis logam Sukamto, 2009. TIG Tungsten Inert Gas welding adalah jenis las listrik yang
menggunakan bahan tungsten wolfarm sebagai elektroda yang tidak terkonsumsi, elektroda ini digunakan hanya untuk menghasilkan busur nyala
listrik. Widharto, 2006. Bahan penambah berupa batang las rod, yang dicairkan oleh busur nyala
tersebut mengisi kampuh bahan induk. Untuk mencegah oksidasi digunakan gas mulai seperti Argon, Helium, Freon dan CO
2
sebagai gas lindung. Jenis las ini dapat digunakan dengan atau tanpa bahan penambah, las ini menghasilkan
sambungan las yang bermutu tinggi dengan peralatan yang relative lebih murah Widharto, 2006.
Penggunaan jenis las ini diawali sekitar tahun 1920 dengan menggunakan helium sebagai gas pelindung. Namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya
hingga pecah Perang Dunia II dimana diperlukan las TIG untuk mengganti paku- paku keeling pada pesawat tempur dengan pengelasan pada bahan yang reaktif
seperti aluminum atau magnesium. Arus yang digunakan adalah arus rata dan elektroda di pihak negative untuk mendapatkan sumber panas yang stabil dan
efisien sehingga dapat dihasilkan lajur las yang berkualitas tinggi. Belakangan dengan berkembangnya teknologi las, arus rata berpulsa atau arus bolak balik
dapat digunakan untuk sumber arus. Demikian juga dikembangkan obor torch lasnya, yakni tipe water cooled didinginkan dengan air dan gas cooled
didinginkan dengan gas. Untuk meningkatkan daya emisinya bahan elektrodanya tungsten dicampur dengan beberapa elemen aktif. Hal yang dicapai
adalah: sifat awal busur arc starting, stabilitas busur arc stability, dan usia elektroda tidak terkonsumsi Widharto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 2.16 Pengelasan TIG Widharto, 2006
2.3.1 Prinsip Kerja Pengelasan TIG Tungsten Inert Gas
Proses dari pengelasan TIG menggunakan gas lindung untuk mencegah terjadinya oksidasi pada bahan las yang panasWidharto, 2006.
Busur nyala listrik dihasilkan dari arus listrik melalui konduktor dan mengionisasi gas pelindung. Busur terjadi antara ujung elektroda tungsten
dengan logam induk. Panas yang dihasilkan busur langsung mencairkan logam induk dan juga logam las berupa kawat las rod. Penggunaan kawat las tidak
selalu dilaksankan hanya jika dipandang perlu sebagai logam penambah Pencairan kawat las dilaksanakan diujung kolam las sambil pengelasan
berjalan Widharto, 2006. Terdapat 4 komponen dasar dari pengelasan TIG, yaitu :
1. Obor torch
2. Elektoda tak terkonsumsi
3. Sumber arus las
4. Gas pelindung Widharto, 2006.
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 2.17 Skema Pengelasan TIG Widharto, 2006.
2.3.2 Keuntungan dan Kerungian Proses TIG Tungsten Inert Gas a. Keuntungan Proses
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penggunaan TIG: 1.
Mengahasilkan sambungan las bermutu tinggi, biasanya bebas cacat
2. Bebas dari terbentuknya percikan las spatter
3. Dapat digunakan dengan atau tanpa bahan tambahan filler
metal 4.
Penetrasi tembusan pengelasan akar dapat dikendalikan dengan baik
5. Produksi pengelasan tinggi dan murah
6. Dapat menggunakan sumber tenaga yang relative murah
7. Memungkinkan untuk mengendalikan variable las secara akurat
8. Dapat digunakan pada hamper semua jenis metal termasuk
pengelasan metal berbeda 9.
Memungkinkan pengendalian mandiri sumber panas maupun penambahan filler metal Widharto, 2006.
b. Kerugian proses