Aluminium 1 Latar Belakang TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aluminium 2.1.1 Latar Belakang Aluminium adalah logam yang memiliki rumus kimia Al dikenal sebagai logam yang ringan dan memiliki ketahanan korosi yang tinggi terhadap udara, air, oli dan beberapa cairan kimia. Massa jenis nya sekitar ½ dari baja atau tembaga Cu. Masa jenisnya yaitu 2,7grcm3. Karena keistimewaan sifatnya itu, paduan aluminum banyak digunakan sebagai struktur suatu konstruksi untuk mengurangi beban atau beratnya. Sunawon, 2006 Aluminium dan paduan aluminium termasuk logam ringan yang mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap karat dan merupkan konduktor listrik yang baik. Logam ini dipakai secara luas dalam teknik pengelasan busur listrik dengan gas mulia menyebabkan pengelasan aluminium dan paduannya menjadi sederhana dan dapat dipercaya.karena hal ini maka penggunaan aluminium dan paduannya didalam banyak bidang telah berkembang Wiryosumarto, 2006 Gambar 2.1 Aluminium

2.1.2 Sejarah Aluminium

Tahun 1825, ahli kimia Denmark “Orsted” berhasil memisahkan aluminium murni dengan cara memanaskan aluminium chloride dengan kalium amalgam dan kemudian memisahkan merkuri dengan cara destilasi. Tahun 1886, mahasiswa Amerika Serikat: Charles Martin–Hall menemukan dengan cara melarutkan alumina Al 2 O 3 dalam lelehan kliorit Universitas Sumatera Utara 7 Na 3 AlF 6 pada temperatur 960 °C dalam bentuk kotak yang dilapisi karbon dan kemudian melewatkan arus listrik. Cara inidikenal dengan proses Hall– Heroult, karena bersama seorangPrancis bernama Paul Heroult. Tahun 1888, ahli kimia Jerman Karlf Josef Bayern menemukan cara memperoleh alumina dari bauksit “disebut dengan proses Bayer”. Davis, Jr, 1993, dan sampai saat ini masih digunakan untuk memproduksi alumina dari bauksit. Sunawon, 2006 Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm –3 . Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain : 1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti panci, wajan dan lain-lain. 2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok. 3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel pada tiang listrik. 4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium campuran Al, Cu, mg untuk pembuatan badan peswat. 5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO 2 dan Cr 2 O 3 . Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6. Dengan kelimpahan sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah. Namun, aluminium tetap merupakan logam yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Kriloit digunakan pada peleburan aluminium, sedang tanah liat banyak digunakan untuk membuat batu bata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di Tayan, Kalimantan Barat. Beberapa penggunaan aluminium antara lain: Universitas Sumatera Utara 8 1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor, badan pesawat terbang. 2. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela. 3. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk. 4. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barangkerajinan.

2.1.3. Proses Pembuatan Aluminium

Aluminium yang sangat reaktif dengan oksigen Al 2 O 3 . Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon. Produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite,diaspore, dan sebagainya. Diolah dengan proses Bayer dan juga proses Hall-Heroult. Namun ada pula proses pembuatan aluminium melalui proses daur ulang. Harsono Wiryosumarto 2000 1. Proses bayer Bijih bauksit mengandung 50-60 Al 2 O 3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama Fe 2 O 3 dan SiO 2 . Untuk memisahkan Al 2 O 3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al 2 O 3 .Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO 2 , Fe 2 O 3 , dan TiO 2 . Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida NaOH,Al 2 O 3 s + 2NaOH aq + 3H 2 Ol --- 2NaAlOH 4 aq. Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor- pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO 2 dan pengenceran.2NaAlOH 4 aq + CO 2 g --- 2AlOH 3 s + Na 2 CO 3 aq + H 2 Ol Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni Al 2 O 3 2AlOH 3 s ---Al 2 O 3 s + 3H 2 Og. Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 2.2 Skema Proses Bayer 2. Proses Hall-Heroult Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit Na 3 AlF 6 dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang grafit.Setelah diperoleh Al 2 O 3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al 2 O 3 . Pada elektrolisis ini Al 2 O 3 dicampur dengan CaF 2 dan 2-8 kriolit Na 3 AlF 6 yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al 2 O 3 titik lebur Al 2 O 3 murni mencapai 2000 °C, campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut: Al 2 O 3 l : 2Al 3+ l + 3O 2- l Anode + : 3O 2- l + 32 O 2 g + 6 e − Katode - : 2Al 3+ l + 6 e- + 2Al l Reaksi sel : 2Al 3+ l + 3O 2- l + 2Al l + 32 O 2 g Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda konduktor arus listrik dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, di mana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF 2 di dalam Universitas Sumatera Utara 10 pot di mana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahunAnonymous,2009. Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton aluminium. Gambar 2.3 Proses Hall-Heroult

2.1.4 Jenis Aluminium Paduan

1. Jenis Aluminium Murni seri 1000 Jenis ini adalah aluminium dengan kemurnian antara 99,0 - 99,9. Aluminium seri ini bersifat tahan karat, konduksi panas dan konduksi listrik baik, mampu-las dan mampu-potong. Kekurangannya ialah kekuatan yang rendah 2. Jenis Paduan Al-CU Seri 2000 Jenis paduan Al-Cu adalah jenis yang dapat diperlaku-panaskan. Dengan penyepuhan sifat mekanik paduan ini dapat menyamai sifat dari baja lunak, tetapi daya tahan korosinya rendah bila disbanding dengan jenis paduan lainnya. Sifat mampu-lasnya juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini Universitas Sumatera Utara 11 biasanya digunakan pada konstruksi pesawat terbang seperti duralumin 2017 dan super duralumin 2014 3. Jenis Paduan Al-Mn Seri 3000 Jenis paduan ini tidak dapat diperlaku-panaskan sehingga penaikan kekuatannya hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses pembuatannya. Dalam hal kekuatan, jenis paduan ini lebih unggul dari jenis Al murni. 4. Jenis Paduan Al-Si Seri 4000 Jenis paduan ini tidak dapat diperlaku-panaskan. Jenis ini dalam keadaan cair mempunyai sifat mampu-alir yang baik dan proses pembekuannya hampir tidak terjadi retak. Karena sifat-sifatnya, maka jenis paduan jenis Al-Si banyak digunakan sebagai bahan atau logam las dalam pengelasan paduan aluminium baik paduan cor maupun paduan tempa. 5. Jenis paduan Al-Mg Seri 5000 Jenis paduan ini tidak dapat diperlaku-panaskan, tetapi mempunyai sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi air laut, dan dalam sifat mampu-lasnya.Paduan Al-Mg banyak banyak digunakan tidak hanya dalam konstruksi umum, tetapi juga untuk tangki-tangki penyimpanan gas alam cair dan oksige cair. 6. Jenis Paduan Al-Mg-Si Seri 6000 Jenis paduan ini dapat diperlaku-panaskan dan mempunyai sifat mampu-potong, mampu-las dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang baik dari paduan ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari panas pengelasan yang timbul. 7. Jenis Paduan Al-Zn Seri 7000 Jenis paduan ini dapat diperlaku-panaskan. Biasanya dalam paduan ini ditambahkan Mg, Cu, Cr. Kekuatan tarik yang dapat dicapai lebih dari 50 kgmm2, sehingga paduan ini dinamakan juga ultra duralumin. Sifat mampu- las dan daya tahannya, terhadap korosi kurang menguntungkan. Paduan Al- Zn-Mg banyak digunakan dalam konstruksi las, karena jenis ini mempunyai sifat mampu-las dan daya tahan korosi yang lebih baik dari pada paduan dasar Al-Zn Universitas Sumatera Utara 12

2.1.5 Sifat Mampu Las Aluminium

1. Sifat-sifat umum paduan aluminium Dalam hal pengelasan, paduan aluminium mempunyai sifat yang kurang baik bila dibandingkan dengan baja. Sifat-sifat yang kurtang baik atau merugikan tersebut adalah: a. karena panas jenis dan daya hantar panasnya yang tinggi maka sulit untuk memanaskan dan mencairkan di sebagian kecil daerah las b. Paduan aluminium mudah teroksidasi dan membentuk oksidasi aluminium Al2O3 yang mempumyai titik cair tinggi. Karena sifat ini maka peleburan antara logam dasar dan logam las menjadi terhalang. c. Karena mempunyai sifat koefisien muai yang besar, maka mudah sekali terjadi deformasi sehingga paduan-paduan yang mempunyai sifat getas akan cenderung membentuk retak-panas. d. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hydrogen dalam logam cair dan logam padat, maka dalam proses pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk rongga halus bekas kantong-kantong hydrogen. e. Paduan aluminium mempunyai berat jenis rendah, karena itu banyak zat- zat lain yang terbentuk selama pengelasan akan tegelam. Keadaan ini memudahkan terkandungnya zat-zat yang tidak dikehendaki ke dalamnya. f. Karena titik cair dan viskositasnya rendah, maka daerah yang kena pemanasan mudah mencair dan jutuh menetes. Namun akhir-akhir ini sifat yang kurang baik tersebut telas dapat diatasi dengan alat dan teknik las yang lebih maju dan dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung selama pengelasan. Dengan kemajuan ini maka sifat mampu las dari paduan aluminium menjadi lebih baik. Harsono Wiryosumarto 2000 2. Retak las pada paduan aluminium Sebagian retak las yang terjadi pada paduan aluminium adalah retak panas yang termasuk dalam kelompok retak karena pemisahan. Retak las ini dapat terjadi pada proses pembekuan dan proses pencairan. Retak las yang terjadi pada proses pembekuan disebabkan karena adanya penyusutan logam yang membeku dan dapat membentuk retak manic membujur, retak manic Universitas Sumatera Utara 13 melintang dan retak kawah. Sedangkan retak yang terjadi pada proses pencairan disebabkan karena adanya pengendapan dari senyawa bertitik cair rendah seperti Mg, Si, Cu, Zn dan lain-lainnya. Beberapa hal yang di perkirakan menjadi penyebab terjadinya retak las adalah penggunaan logam las yang tidak sesuai dengan logam induk, suhu antar lapis las, tegangan penahan dan juru las yang kurang terampil. Sebagai contoh terbentuknya retak manic membujur yang disebabkan oleh tidak sesuaianya logam las dan loigam induk adalah bila paduan Al-Mg-Si dilas dengan menggunakan logam las yang sama. Retak melintang terjadi karena adanya tegangan penahan arah memanjang yang besar. Sedangkan retak halus yang sukar untuk diperiksa walaupun dengan pemeriksaan radiografi biasanya sebebkan oleh terlalu tingginya suhu antar lapis. Harsono Wiryosumarto 2000 3. Lubang-lubang halus pada paduan aluminium Lubang halus yang terjadi pada proses pengelasan aluminium di sebabkan oleh gas hydrogen yang larut kedalam aluminium cair. Karena batas kelarutan turun pada waktu pendinginan maka gas hydrogen keluar dari larutan membentuk gelembung halus seperti terlihat pada gambar 2.4 usaha yang piling baik untuk menhindarinya adalah menghilangkan sumber hydrogen baik yang berbentuk zat-zat organic seperti minyak yang berbentuk uap air. Harsono Wiryosumarto 2000 Gambar 2.4 Terjadinya lubang halus pada pengelasan aluminum Harsono Wiryosumarto 2000 Universitas Sumatera Utara 14 4. Pengaruh panas pengelasan pada paduan aluminium Panas pengelasan pada paduan aluminium akan menyebabkan terjadinya pencairan sebagian, rekristalisasi, pelarutan padat atau pengendapan, tergantung pada tingginya suhu pada daerah las. Karena perubahan struktur ini biasanya terjadi penurunan kekuatan korosi dan kadang-kadang daerah las menjadi getas. Struktur mikro daerah HAZ dari paduan dapat diperlaku-panaskan ditunjukkan pada gambar 2.5 Gambar 2.5 Struktur Mikro Daerah Las Dari Aluminium yang Dapat Diperlaku- Panaskan Harsono Wiryosumarto2000 Pada paduan yang dapat dikeras endapkan, akan terjadi butir-butir endapan yang kasar sehingga pada daerah ini terjadi penurunan kekuatan dan ketahan korosi yang paling besar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makin besar masukan panas makin besar pula sifat-sifat mekanik yang baik. Harsono Wiryosumarto 2000 2.2 Pengelasan 2.2.1 Ruang Lingkup Dan Defenisi Pengelasan