Sikap Kerja .1 Sikap Kerja Metode REBA

4.2.5 Sikap Kerja 4.2.5.1 Sikap Kerja Sikap kerja operator SPBU 14.201.103 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.2 Sikap Kerja kategori tinggi Sampel 7 dan sedang sampel 14 Pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat sikap kerja operator SPBU yaitu sikap kerja berdiri statis, dengan kepala menengadah dan menunduk, terkadang punggung membungkuk, melakukan gerakan-gerakan tidak alamiah seperti lengan terangkat, bahu terangkat, pergelangan tangan berputar. Tinggi badan operator akan mempengaruhi sikap kerja tidak alamiah, artinya bahwa operator dengan tubuh yang tinggi akan menghasilkan gerakan tidak alamiah yang relatif kecil dibanding dengan tubuh yang lebih pendek yang akan menghasilkan gerakan tidak alamiah yang lebih besar pada saat proses pengisian bbm. 20 20 +1 30 +1 70 0-15 +1 60 +1 0-15 +1 70 40 +1 20 +1 0-15 +1 50 +1 70 Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Metode REBA

Sikap kerja diukur dengan menggunakan REBA. Hasil pengukuran sikap kerja dengan menggunakan REBA dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Pengukuran Sikap Kerja dengan Metode REBA pada Operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan Tahun 2016. No Sampel Neck Trunk Leg Wrist Upper Arm Lowe r Arm Lou d Coupling Activity Result Interpretasi 1 0- 20 +1 Normal +1 2 legs 0-15 +1 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 6 Sedang 2 0- 20 Normal 2 Leg s 0-15 +1 45-90 60- 100 5 kg Bagus Statis 4 Sedang 3 0- 20 +1 Normal 2 Leg s 0-15 +1 20-45 +1 60- 100 5 kg Bagus Statis 4 Sedang 4 0- 20 +1 Normal +1 2 Leg s 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 6 Sedang 5 0- 20 +1 Normal +1 2 Leg s 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 6 Sedang 6 0- 20 +1 Normal +1 2 legs 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 6 Sedang 7 0- 20 +1 20-60 +1 2 Leg s 0-15 +1 45-90 +1 60- 100 5 kg Bagus Statis 9 Tinggi 8 20 +1 Normal +1 1 Leg s 0-15 +1 -20-20 60- 100 5 kg Bagus Statis 7 Sedang 9 20 +1 Normal +1 2 Leg s 0-15 +1 45-90 +1 60- 100 5 kg Bagus Statis 7 Sedang 10 20 +1 Normal +1 2 legs 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 7 Sedang 11 20 0-20 2 legs 0-15 +1 -20-20 60- 100 5 kg Bagus Statis 5 Sedang 12 0- 20 +1 Normal +1 2 legs 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 6 Sedang 13 0- 20 +1 Normal +1 1 legs 0-15 45-90 +1 100 5 kg Bagus Statis 7 Sedang 14 0- 20 Normal 2 Leg s 0-15 +1 45-90 +1 60- 100 5 kg Bagus Statis 5 Sedang Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran sikap kerja dilihat dari hasil skor perhitungan REBA yaitu berada dalam skor 4-9, dengan ketentuan skor 4-7 termasuk dalam kategori sedang dan skor 8-10 termasuk dalam skor kategori tinggi. Berdasarkan hasil skor metode REBA, kategori sikap kerja operator SPBU yaitu sikap kerja kategori sedang dan kategori tinggi. Distribusi sikap kerja operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Kerja pada Operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan Tahun 2016 No Sikap Kerja Jumlah Orang Persentase 1 Diabaikan 2 Rendah 3 Sedang 13 92,9 4 Tinggi 1 7.1 5 Sangat Tinggi Total 14 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sikap kerja operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan berada dalam kategori sedang dan tinggi dengan frekuensi tertinggi berada pada kategori sedang sebanyak 13 orang 92,9 dan frekuensi terendah berada dalam kategori tinggi sebanyak 1 orang 7,1. Universitas Sumatera Utara 53

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Sikap Kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada sikap kerja operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan Tahun 2016 dengan menggunakan metode REBA didapatkan bahwa sikap kerja operator SPBU berada dalam kategori sedang dan tinggi. Penilaian sikap kerja dilakukan dengan mengamati gerakan- gerakan yang dilakukan oleh operator untuk menentukan sikap kerja yang akan dinilai. Kemudian mengambil foto operator saat melakukan pekerjaan untuk diberi penilaian. Setelah itu diukur dengan menggunakan busur untuk menentukan besar setiap sudut yang dibentuk untuk setiap gerakan yang dilakukan oleh operator meliputi batang tubuh trunk, leher neck, kaki leg, force, lengan atas upper arm, lengan bawah low arm, pergelangan tangan wrist, kekuatan pegangan coupling, skor aktivitas activity score. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode REBA. Tabel A digunakan untuk memberi skor tubuh bagian A tubuh, leher, kaki. Tabel B digunakan untuk memberi skor tubuh bagian B lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan. Skor A didapatkan dari penilaian grup A menggunakan tabel A ditambah skor force. Skor B didapatkan dari penilaian grup B ditambah nilai coupling. Penentuan skor C didapatkan dari nilai skor A dan skor B dengan menggunakan tabel C. Kemudian skor C ditambah dengan skor aktivitas untuk menghasilkan skor akhir REBA. Universitas Sumatera Utara