diperlukan adanya tindakan perbaikan. Operator dengan musculoskeletal disorders
keluhan sedang artinya operator tersebut masih merasakan keluhan musculoskeletal
yang sedang dan mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari. Operator dengan keluhan tinggi, artinya operator tersebut merasakan keluhan
musculoskeletal tinggi dan diperlukan tindakan segera.
Keluhan musculoskeletal disorders yang dialami operator SPBU pada tingkat keluhan sakit terbanyak terdapat pada pinggang sebanyak 7 orang
50,0. Keluhan lain yang dialami operator yaitu pada kaki kiri, kaki kanan, tangan kiri, tangan kanan, paha kiri, paha kanan, betis kiri, dan betis kanan.
Pekerja mengalami keluhan sangat sakit terbanyak pada bahu kanan sebanyak 2 orang 14,3 , dan keluhan sangat sakit lainnya berada pada leher bawah, bahu
kiri, pinggang, bokong, tangan kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri, dan bĂȘtis kanan.
5.3 Gambaran Sikap Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders
SPBU 14.201.103 memiliki 14 orang pekerja sebagai operator. Operator terdiri dari pria dan wanita yang memiliki tugas yang sama yaitu mengisi bahan
bakar minyak. Operator di SPBU ini berusia antara 17-30 tahun. SPBU beroperasi selama 24 jam dibagi menjadi 3 shift kerja yaitu shift pagi, shift siang
dan shift malam. Shift pagi bekerja mulai pukul 06.00-15.00 wib, shift siang pukul 15.00-22.30 wib, dan shift malam pada pukul 22.30-06.00 wib. Operator
diberi waktu istirahat dan makan selama 30 menit untuk satu shift kerja. Sikap kerja yang dilakukan oleh operator sama dalam proses pengisian bbm untuk setiap
shift tetapi banyaknya sikap kerja tidak alamiah yang dilakukan operator berbeda,
Universitas Sumatera Utara
tergantung banyaknya kendaraan yang mengisi bbm untuk setiap shift kerja. Jadi, semakin banyak kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak dalam setiap shift,
maka akan semakin banyak sikap kerja tidak alamiah yang akan dilakukan operator yang akan mengakibatkan tingginya keluhan MSDs yang dialami
operator. Operator SPBU bekerja berdiri statis untuk jangka waktu yang lama.
Operator memanfaatkan untuk duduk ketika tidak ada konsumen mengisi bahan bakar minyak. Posisi kerja berdiri tidak ergonomis dapat menimbulkan kelelahan,
nyeri dan gangguan kesehatan lainnya. Sebagaimana Yassierli et.al 2000 dalam Gempur 2013, yang meneliti Tenaga kerja di kerja bubut, las, press, gerinda,
drill, milling dan potong manual. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan performa berdiri diperoleh bahwa mengalami kelelahan biomekanik pada punggung
20,8, pinggang 15,3 dan bahu kanan 13,9. Bekerja dengan posisi berdiri terus-menerus sangat mungkin akan terjadi penumpukan darah dan
berbagai cairan tubuh pada kaki Gempur, 2004. Posisi kerja yang berdiri terus- menerus dan lama tidak membuat relaksasi pada otot rangka skeletal muscle.
Kerja posisi berdiri tegak seperti operator SPBU lebih banyak melibatkan intensitas kontraksi otot akan membutuhkan energi yang banyak. Ketika intensitas
kerja otot meningkat, maka pasokan oksigen tidak mencukupi yang menyebabkan konsentrasi asam laktat meningkat dan glikogen menurun Gempur, 2013. Sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan Gempur 2013 tentang tingkat keluhan pada tenaga kerja SPBU bahwa operator mengalami keluhan sakit pada betis
kanan dan betis kiri masing-masing sebanyak 21,74. Keluhan rasa sakit ini
Universitas Sumatera Utara
terjadi karena pada saat kerja sebagai operator SPBU memerlukan kekuatan menahan tubuh berdiri statis. Jadi, pada gerak statis kontraksi isometrik berdiri
statis operator SPBU hanya diterima betis kanan dan betis kiri. Sikap kerja operator SPBU termasuk sikap kerja tidak alamiah. Hal ini
dapat dilihat dari sikap kerja saat melakukan pekerjaan yaitu mengisi bahan bakar minyak dengan dengan sikap kerja berdiri sambil melakukan gerakan-gerakan
tidak alamiah seperti kepala menengadah dan membungkuk, lengan terangkat, bahu terangkat, terkadang leher dan tubuh memutar dan membungkuk. Bekerja
untuk jangka waktu yang lama dengan tangan dan lengan dalam sikap tubuh yang buruk dapat menyebabkan keluhan spesifik dari pergelangan tangan, siku dan
bahu. Pergelangan tangan terus membungkuk dapat menyebabkan saraf lokal menjadi meradang dan terjebak, mengakibatkan rasa sakit pergelangan tangan dan
kesemutan di jari. Keluhan leher dan bahu terjadi pada pekerjaan lama dengan didukung mengangkat lengannya. Sikap kerja tidak alamiah ini dilakukan operator
dalam waktu yang lama dan berulang-ulang selama jam kerja. Dari hasil penelitian Trijoko 2012, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap kerja
tidak alamiah dengan keluhan musculoskeletal pada pengrajin tembaga dan kuningan bagian pembentukan di Tumang Cepogo Boyolali.
Sikap kerja operator SPBU 14.201.103 Setia Budi Medan berdasarkan metode REBA dalam kategori sedang dan tinggi. Operator dengan sikap kerja
kategori sedang sebanyak 13 orang 92,9, diantaranya 4 orang mengalami keluhan MSDs kategori rendah, 8 orang mengalami keluhan MSDs kategori
sedang dan 1 orang mengalami keluhan MSDs kategori tinggi. Operator dengan
Universitas Sumatera Utara
sikap kerja kategori tinggi sebanyak 1 orang 7,1, dan operator tersebut mengalami keluhan MSDs kategori rendah.
Operator yang mengalami keluhan MSDs kategori rendah sebanyak 5 orang 35,7, diantaranya 4 orang memiliki sikap kerja kategori sedang dan 1
orang memiliki sikap kerja kategori tinggi. Operator yang mengalami keluhan MSDs kategori sedang sebanyak 8 orang 57,1, dan 8 operator tersebut
memiliki sikap kerja kategori sedang. Operator yang mengalami keluhan MSDs kategori tinggi sebanyak 1 orang 7,1, operator dengan keluhan tinggi
memiliki sikap kerja kategori sedang. Menurut Peter Vi 2000 dalam Tarwaka 2015, terdapat beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu : peregangan otot berlebihan, aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah, faktor penyebab
sekunder tekanan, getaran, mikrolimat, dan penyebab kombinasi umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik, dan ukuran
tubuh. Menurut Hardianto dan Yassierli 2014 suatu gangguan pada sistem otot rangka dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi beberapa faktor risiko.
Semakin banyak faktor risiko yang melekat pada suatu pekerjaan, risiko gangguan MSDs yang mungkin terjadi juga semakin besar.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah. Semakin jauh posisi
bagian tubuh dari gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan sistem musculoskeletal. Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang
dilakukan secara terus-menerus yang menyebabkan keluhan otot terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
Peradangan pada tendon dan ligamen sangat mungkin terjadi jika gerakan yang dilakukan berulang secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup
Hardianto dan Yassierli, 2014.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN