35
Menurut Hanafi dan Halim 2003:27, Return on Assets ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan
aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Manurung, etal.2009 mengatakan bahwa semakin besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki maka penerbit sukuk dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi investment grade.
2.7 Current Ratio
Menurut Kasmir 2008:134, current ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan margin of safety suatu perusahaan.
Menurut Gitman 629:2006, semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula
peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
2.8 Masa Jatuh tempo Maturitas
Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal demgam istilah maturity date yaitu tanggal yang tercantum pada sukuk dimana nilai pokok sukuk
tersebut harus dilunasi oleh penerbit sukuk Halim, 2015:9. Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi
36
hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Maturitas adalah tanggal dimana jumlah pokok sukuk yang akan dibayar
penuh dan biasanya diatur ketika dikeluarkan oleh penerbitnya Gannon, 2005. Menurut Brigham,et al.2006, umur obligasi berpengaruh pada peringkat
obligasi, umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi
yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih
panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.
2.9 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Analisis Data
Hasil Penelitian
37 1
Pandutama 2012
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Pada
Perusahaan Manufaktur Di
BEI Dependen:
Peringkat obligasi Independen:
debt to equity ratio, ukuran perusahaan,
return on asset, market to book
value, umur obligasi, reputasi
auditor, dan jaminan obligasi
Regresi logistic
1. Jaminan Obligasi positif dan signifikan
terhadap Peringkat Obligasi.
2. Market to Book Value dan Reputasi Auditor
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Peringkat Obligasi. 3. Debt to Equity Ratio,
Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Umur
Obligasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi.
2 Satoto
2011
Analisis Faktor- faktor yang
Mempengaruhi Bond Rating
Dependen: Bond rating
Independen: time interest earned,
debt ratio, current ratio, operating
profit margin, cash flow to debt ratio,
return on asset
Regresi linear
berganda
1. Debt Ratio, Cash Flow to Debt Ratio,
Return On Asset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Bond Rating.
2. Current Ratio berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap bond rating.
3. Time Interest Earned, Operating Profit Margin
berpengaruh negative
dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.
LanjutanTabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Analisis Data
Hasil Penelitian
3 Susilowati
dan Sumarto
2010
Memprediksi Tingkat Obligasi
Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEI Dependen:
Peringkat obligasi Independen:
profitabilitas, likuiditas, ukuran
perusahaan dan umur obligasi
Regresi logistik
1. Likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap Peringkat obligasi
2. Profitabilitas, Ukuran perusahaan, umur
obligasi berpengaruh tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi.
4 Magreta dan
Nurmayanti 2009
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Ditinjau
dari Faktor Akuntansi dan
Dependen: peringkat obligasi
Independen: ukuran perusahaan,
current catio, return on investment, debt
to equity ratio, produktivitas,
Regresi logistic
1. Return On Investment dan produktivitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peringkat obligasi. 2. jaminan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap peringkat
38
Non akuntansi jaminan, umur
obligasi, reputasi auditor.
obligasi. 3. ukuran perusahaan,
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur
Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi.
5 Manurung, et
al 2009
Hubungan Rasio- Rasio Keuangan
dengan Rating Obligasi
Dependen: Rating Obligasi
Independen: Current Ratio, Total
Asset Turnover, Return on Asset, Net
Profit Margin, Return on Equity,
debt to equity ratio
Regresi Linear
Berganda
1. Return on Asset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Peringkat Obligasi.
2. Current Ratio, Total Asset Turnover
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Peringkat Obligasi. 3. Net Profit Margin,
Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
Peringkat Obligasi.
2.10 Kerangka Konseptual
Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel variabel dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, likuiditas, dan
maturitas sebagai variabel independen bebas.Sedangkan peringkat sukuk sebagai variabel dependen terikat.
Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang
dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.Proporsi penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan perusahaan tergantung pada
kebijakan perusahaan.Proporsi utang yang baik adalah adanya keseimbangan
39
antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut Herwidi 2005, jika rasio ini cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan
tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang
cukup besar. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut
menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk.Risiko kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi menjadi rendah.
Dengan demikian berarti semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas
di ukur dengan ROA Return on Asset yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan Hanafi dan Halim,
2003:27. Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki
dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi investment grade Manurung,et al.2009.
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi
yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya
40
Kasmir, 2008. Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio rasio lancar. Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk
menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman
629:2006, semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang
diberikan kepada perusahaan tersebut. Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah
maturitas yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi Halim, 2015:9. Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk
membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Menurut Brigham,et al.2006, obligasi dengan umur
obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih
pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang
karena risiko yang akandidapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang
pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.
Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
41
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.11 Hipotesis Penelitian