Gangguan Pembentukan Sufiks Gangguan Pembentukan Afiks dalam Tuturan Bahasa Indonesia pada Anak Autisme

39 pertanyaan peneliti dengan arahan dan bimbingan dari terapis dan peneliti. Kata- kata berafiks yang peneliti tanyakan merupakan kata-kata yang umum yang diketahui oleh Jln agar mudah dipahaminya. Jln termasuk pada anak autisme yang susah diajak komunikasi verbal karena susah untuk fokus terhadap orang yang berada di sekitarnya dan Jln juga tidak suka berbicara.

4.1.2 Gangguan Pembentukan Sufiks

Data-data berikut merupakan percakapan antara peneliti dengan anak autisme yang bernama Flv Tarigan 9 tahun, Ag Kartika 12 tahun, dan Jln Junawi 8 tahun, serta didampingi oleh terapis anak autisme tersebut yang memeroleh data-data berupa sufiks pembubuhan belakang antara lain -an, -wan, -ku, -mu, -nya sebagai berikut. Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Fahlevi, selanjutnya disebut Flv. 22 Peneliti : Fahlevi suka mainan? Flv : Motoran, Mobilan Peneliti : Oh, Fahlevi suka motoran dan mobilan ya? Flv :Motorannya rusak, dilakban ayah. Berdasarkan data 22 diketahui bahwa Flv sudah dapat membentuk sufiks - an sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001 dengan baik dan mengerti dengan apa yang diucapkannya. Flv dapat mengucapkan kata motoran dan mobilan menjadi motoran dan mobilan dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -an Flv tidak terganggu dan tidak ditemukan 40 gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 23 Peneliti : Fahlevi tahu apa itu wartawan? Flv : Apa itu bu? bertanya mengarah kepada terapisnya Peneliti : Coba Fahlevi sebutkan wartawan? Flv : Wawantawan Berdasarkan data 23 diketahui bahwa Flv belum mengetahui apa arti wartawan. Flv dapat membentuk sufiks –wan sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Flv membentuk sufiks –wan pada kata wartawan menjadi wawantawan. Akan tetapi, Flv menambahkan unsur –wan di tengah kata. Hal tersebut menunjukkan terjadi penambahan unsur –wan di tengah kata ketika Flv membentuk sufiks –wan. Penambahan unsur –wan tersebut pada kata wawantawan termasuk dalam gangguan berbahasa yang disebut addition penambahan unsur bahasa unsur sufiks dalam penelitian sesuai dengan yang dinyatakan Haron 1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 24 Peneliti : Fahlevi sedang apa?sambil melihat Fahlevi yang sedang memegang pulpen Flv :Pupen masukin, bu Tini susah masuknya ini.mencoba memasukkan pulpen ke dalam kantong celananya Peneliti : Oh susah masuknya pulpennya ke dalam kantong Levi. Berdasarkan data 24 diketahui bahwa Flv sudah dapat membentuk sufiks - nya dengan baik sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Flv mengucapkan kata masuknya saat dia mengungkapkan bahwa pulpen yang akan dimasukkan ke dalam kantong susah masuknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan 41 sufiks -nya Flv tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 25 Peneliti : Fahlevi, ini baju siapa? sambil menunjuk baju Levi Flv : Baju Levi, baju ibu Tini. sambil memegang bajunya dan baju bu Tini Peneliti : Ini pulpenmu, Levi? Coba sebutkan pulpenmu Flv : Iya. Pupenmu Berdasarkan data 25 diketahui bahwa Flv sudah dapat membentuk sufiks - mu dengan baik sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Flv mengucapkan kata pulpenmu menjadi pupenmu, walaupun fonem l di tengah kata hilang. Sufiks –mu diucapkannya untuk menunjukkan pengulangan yang disebutkan peneliti sebagai kata ganti orang kedua tunggal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -nya Flv tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 26 Peneliti : Ini baju kak Manda ya yang Levi pakai? sambil memegang baju Flv Flv : Bukan, gak muat Levi baju kakak Manda. Peneliti : Coba katakan baju Levi dengan bajuku Flv : Baju Levi dengan bajuku. Berdasarkan data 26 diketahui bahwa Flv sudah dapat membentuk sufiks - ku dengan baik sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001 walaupun masih membeo. Flv mengucapkan kata bajuku menjadi bajuku dengan sempurna. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -ku Flv tidak terganggu dan 42 tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. Berdasarkan data 22-26 dapat disimpulkan bahwa Flv dapat membentuk sufiks –an, -wan, -nya, -ku, dan –mu dengan baik. Akan tetapi pada pembentukan sufiks –wan, Flv melakukan penambahan unsur –wan di tengah kata dan Flv juga tidak memahami arti –wan tersebut pada kata dermawan. Pemancingan diberikan oleh peneliti agar Flv membentuk sufiks yang diinginkan peneliti. Sebagian sufiks dibentuk oleh Flv dengan cara membeo dan sebagian lagi dibentuk oleh Flv sendiri. Flv termasuk anak autisme yang suka berbicara, apalagi berbicara hal-hal yang baru dilakukannya atau baru dilihatnya. Oleh karena itu, Flv sering mengalihkan pembicaraan pada topik lain ketika dia tidak fokus memperhatikan peneliti dan ketika peneliti sedang lengah. Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Aiga, selanjutnya disebut Ag. 27 Peneliti : Aiga tahu tidak kalau tempat orang bermain bola kaki dimana? Ag : lapangan bola. Peneliti : Bagus, Aiga pintar sambil mengelus kepala Aiga Berdasarkan data 27 diketahui bahwa Ag sudah dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang di sekitarnya. Dilihat dari jawaban Ag atas pertanyaan yang diajukan peneliti tentang nama tempat orang bermain bola, Ag menjawab lapangan bola. Ag dapat membentuk sufiks –an pada kata lapangan dengan benar sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -ku Ag tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan 43 berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 28 Peneliti : Aiga suka nonton TV ya? Ag : Itu infotiment ember itu kak Peneliti : Kalau yang suka tanya-tanya di TV itu apa namanya? Ag : Wartawan itu. Penelti : Oh. Kenapa ember infotiment-nya? Ag : Iyalah, itu gosipin selebriti kak. Itu namanya gak boleh, pantang. Peneliti : Bagus, Aiga pintar ya. sambil mengelus kepala Aiga Berdasarkan data 28 diketahui bahwa Ag dapat menjawab pertanyaan peneliti dengan baik. Saat ditanya suka menonton TV, Ag menghubungkannya dengan acara infotiment selebriti yang menggosipkan artis-artis. Oleh karena itu, peneliti bertanya lagi?, Ag menyebutkan kata wartawan. Ag sudah dapat membentuk membentuk sufiks –wan pada kata wartawan dengan benar sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -ku Ag tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 29 Peneliti : Sikapnya Flv bagaimana Aiga? Ag : Sikapnya Levi sombong, Aiga panggil-panggil di kereta gak lihat dia. Peneliti : Oh, Levi tidak dengar suara Aiga berarti. Levi tidak sombong kok. Ag : Iya gak dengar dia. Sombong. Berdasarkan data 29 diketahui bahwa Ag sudah dapat membentuk membentuk sufiks –nya pada kata sikapnya dengan benar sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks 44 -ku Ag tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 30 Peneliti : Aiga, tahu tidak peragawati itu apa? Ag : Selebriti itu kak. Peneliti : Kayakmana itu Aiga? Seperti model itu ya? Ag : Iya, pakai baju cantik-cantik. Peneliti : Coba sebutkan apa tadi? Ag : Peragawati Berdasarkan data 30 diketahui bahwa Ag dapat membentuk sufiks –wati dengan mengucapkan kata peragawati sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001 dan memahami pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks –wati Ag tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 31 Peneliti : Aiga, gurumu siapa namanya ? Ag : Ibu Rina, Aiga sayang bu Rina. Peneliti : Coba sebutkan, guruku dan gurumu Ag : Guruku, gurumu. Berdasarkan data 31 diketahui bahwa Ag dapat membentuk sufiks –ku dan sufiks –mu dengan mengucapkan kata guruku dan gurumu sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001, walaupun masih tahap membeo karena Ag tidak terbiasa menyebutkan kata –ku dan –mu dalam kata-kata percakapan sehari- harinya. Tetapi, Ag dapat mengerti arti dari –ku dan –mu untuk menyebutkan kepunyaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks -ku Ag tidak 45 terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. Berdasarkan data 27-31 dapat disimpulkan bahwa Ag dapat membentuk sufiks –an, -ku, -mu, -nya, -wan, dan –wati dengan baik dan mengerti arti dari kata-kata yang diucapkannya, walaupun harus ada pemancingan yang diberikan oleh peneliti agar Ag membentuk sufiks yang diinginkan peneliti. Sebagian sufiks dibentuk oleh Ag dengan cara membeo dan sebagian lagi dibentuk oleh Ag sendiri. Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Jolyn, selanjutnya disebut Jln. 32 Peneliti : Jolyn suka mainan apa? Terapis : Boneka. Katakan Jolyn Jln : Boneka.menirukan bu Endang Peneliti : Coba tirukan mainan Jln : manain Berdasarkan data 32 diketahui bahwa Jln dapat membentuk sufiks –an dengan cara membeo mengucapkan kata mainan menjadi manain. Jln tidak dapat membentuk sufiks -an sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001 dengan benar. Jln membentuk sufiks –an dengan penambahan unsur sehingga menjadi akhiran –ain pada akhir kata. Fonem i yang seharusnya berada pada kata mainan hilang dan fonem i ditambahkan pada kata manain, sufiks –an menjadi –ain. Hal tersebut menunjukkan terjadinya gangguan berbahasa berupa penambahan unsur menjadi sufiks -ain disebut addition penambahan unsur bahasa unsur sufiks 46 dalam penelitian sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. 33 Peneliti : Jolyn coba sebutkan bajumu Jln : Bajumu Terapis : Mana bajumu Jolyn? Jln : Ini. Peneliti : Katakan bajuku, bajunya Jln : Bajuku sangat pelan Peneliti : Katakan Bajunya Jln : Bajunya Berdasarkan data 33 diketahui bahwa Jln dapat membentuk sufiks –mu, -ku, dan –nya dengan baik sesuai kategori b dalam teori Verhaar2001 walaupun masih membeo. Jln mengucapkan bajuku menjadi bajuku, bajumu menjadi bajumu, bajunya menjadi bajunya dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan sufiks –ku, -mu, -nya Jln tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa. Berdasarkan data 32-33 dapat disimpulkan bahwa Jln dapat membentuk sufiks -ku, -mu, dan –nya dengan cara membeo, tetapi Jln memahami maksud dari kata yang diucapkannya. Jln tidak dapat membentuk sufiks –an, tetapi menambahkan fonem i sehingga menjadi akhiran –ain. Sufiks –wa dan –wati sama sekali tidak bisa dibentuk oleh Jln dan Jln juga tidak memahami arti dari kata yang melekat sufiks –wan dan –wati di dalamnya. Jln sangat susah untuk diajak berbicara karena keterbelakangan mentalnya terhadap sosial menyebabkan interaksi dengan orang lain masih sangat kurang. Untuk berkomunikasi verbal 47 dengan Jln, peneliti harus dibantu oleh terapis Jln yaitu bu Endang yang telah menemaninya selama 6 tahun.

4.1.3 Gangguan Pembentukan Infiks